HTC One X (Ist.)
Jakarta - Ritual rooting yang biasa dilakukan para pengguna Android sekarang ini mulai dianggap tidak perlu, ditambah lagi dengan semakin canggihnya ponsel-ponsel Android. Meski demikian, ada saat dimana aksi membobol sistem itu perlu dilakukan.
Ya, menurut Antonius Fran Setiawan yang sudah cukup lama berkecimpung di milis Android, rooting sejatinya sudah tidak diperlukan. Terutama untuk pengguna yang hanya menggunakan gadget Androidnya untuk aktivitas sehari-hari.
Karena selain berpotensi membawa malware jahat, rooting saat ini juga sudah mulai ditinggalkan karena gadget Android semakin canggih.
Sebut saja Galaxy Note 2, HTC One X+, Optimus G, yang masing-masing sudah hadir dengan sistem operasi dan hardware ciamik. Tapi lain halnya bagi para pengguna yang masih bertahan dengan smartphonelow end.
"Terkadang rooting itu perlu juga sih, misalnya untuk pemilik Android yang ingin melakukan overclock agar bisa memainkan game tertentu. Ini hanya bisa dilakukan jika sistem sudah dirooting," jelas Fran kepada para peserta seminar keamanan internet yang digelar Vaksincom di Bellagio Boutique Mall, Selasa (20/11/2012).
Tapi bukan tanpa risiko. Fran juga menegaskan beberapa hal yang mungkin terjadi jika pengguna melakukan rooting, misalnya ponsel yang ngadat dan tidak bisa digunakan. Atau bahkan disusupi program jahat yang dibenamkan pada rom buatan pihak ketiga.
"Kita kan tidak tahu apa saja yang ada di custom rom tersebut, bisa jadi di dalamnya sudah ada malware," jelas Fran.
Jadi, Fran menyimpulkan, sejatinya pengguna Android sudah tidak perlu melakukan rooting. Apalagi jika ponsel tersebut sudah tergolong canggih atau hanya dipakai untuk aktivitas sehari-hari.
Tapi jika pengguna merasa ponselnya belum cukup kencang menjalankan game, atau ingin menggunakan rom dari pihak ketiga, rooting bisa jadi salah satu trik memaksimalkan kemampuan ponsel. Tapi dengan risiko yang sudah disebutkan tadi. Pilih mana?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar