Wacana penggabungan dua kompetisi agar berada di bawah naungan PSSI terus dalam tahap penggodokan. Ini konsep awal yang disodorkan oleh sang ketua umum, Djohar Arifin Husin.
Setelah pertemuan dengan Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng, menyangkut pelegalan Indonesia Super League (ISL), akhirnya PSSI membuka upaya rekonsiliasi tersebut, dengan memiliki wacana penggabungan ISL dengan Indonesian Premier League (IPL).
Namun penggabungan itu tidak akan mudah karena kedua belah pihak saling bertentangan.
"Saya belum bisa ungkapkan detail (format kompetisi) seperti apa, prinsip dulu yaitu mendukung dua kompetisi dibawah PSSI. PSSI temui ISL dan ISL ketemu IPL, mencari klop itunya saja dulu," ujar Djohar Arifin kepada wartawan, usai pertemuan dengan Menpora hari Jumat (10/2).
Menyangkut seperti apa penggabungan kompetisi itu akan dilakukan, Djohar hanya memberikan sedikit gambaran saja. "Misal, dua tim yang memuncaki klasemen diadu. Pasti ramai dan penonton senang," papar Djohar. "Itu terobosan untuk mencairkan kebuntuan yang ada dan mengembangkan rekonsiliasi sampai beres."
Demi memuluskan upaya rekonsiliasi tersebut, Djohar bahkan sudah menyatakan siap bertemu dengan pihak yang berseberangan yang diwakili oleh Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) untuk melakukan pembahasan lebih lanjut.
"Saya selalu terbuka. Saat ini, tapi ini ide yang sarankan saja, biar keduanya saling jalan lalu akhir tahun akan dilakukan audit. Semoga masalah ini bisa cepat selesai," tukas Djohar.
Jalan keluar dari polemik tersebut diupayakan menemukan hasil pada 17 Februari mendatang.
"Sejak semula, PSSI selalu berupaya mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan dualisme kompetisi tersebut. Namun, kami belum menentukan mekanismenya yang tepat. Hanya saja, pada prinsipnya, pengelolaan kompetisi nantinya tetap harus di bawah kendali PSSI atau PT LPIS. Karena, pemegang saham mayoritas adalah PSSI," terang Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin, seperti dirilis situs resmi PSSI, Sabtu (11/2). (net)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar