Menteri Sosial menilai banjir yang melanda Padang sama dengan yang terjadi di Wasior, Papua Barat pada 2010. Kementerian Sosial berjanji membantu pemulihan bagi para korban.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berjanji membangun sarana vital yang terkena banjir bandang. Pemerintah Kota Padang diminta mengajukan anggaran.
“Kejadian ini cukup dahsyat, seperti Wasior. Saya berharap masyarakat jangan terlalu lama tidak bekerja, karena akan mempengaruhi kehidupan,” sebut Menteri Sosial, H. Salim Segaf Al Jufri saat meninjau lokasi banjir bandang, Jumat (27/7).
Kementerian Sosial memiliki program penanggulangan. Sehingga, pascabanjir tidak ada lagi masalah yang timbul.
“Di sini ada pembalakan liar ndak?” Tanya Salim.
Gubernur Irwan Prayitno memastikan penyebab banjir bukanlah pembalakan liar, namun ada kantong-kantong air yang jebol. Kantong-kantong air tersebut terbentuk karena gempa 2009. Karena ada yang jebol, sehingga menimbulkan banjir bandang.
“Kejadian ini cukup dahsyat, seperti Wasior. Saya berharap masyarakat jangan terlalu lama tidak bekerja, karena akan mempengaruhi kehidupan,” sebut Menteri Sosial, H. Salim Segaf Al Jufri saat meninjau lokasi banjir bandang, Jumat (27/7).
Kementerian Sosial memiliki program penanggulangan. Sehingga, pascabanjir tidak ada lagi masalah yang timbul.
“Di sini ada pembalakan liar ndak?” Tanya Salim.
Gubernur Irwan Prayitno memastikan penyebab banjir bukanlah pembalakan liar, namun ada kantong-kantong air yang jebol. Kantong-kantong air tersebut terbentuk karena gempa 2009. Karena ada yang jebol, sehingga menimbulkan banjir bandang.
Memperkuat argumen Irwan, Walikota Fauzi Bahar memastikan tidak illegal logging.
“Kami perkirakan kantong itu tidak lebih dari 5 Km dari hulu Batang Kuranji dan Batang Arau,” ujarnya.
Minta RAB
BNPB minta Pemko Padang segera mengusulkan Rencana Anggaran Biaya (RAB) darurat. Paling lambat Minggu (29/7) sudah diterima. Sehingga dana bisa segera dikucurkan..
Direktur Darurat BNPB, Harmensyah saat dihubungi menjelaskan, rapat yang digelar BNPB dengan instansi terkait penanganan bencana banjir bandang kemarin memutuskan, seluruh sarana vital yang rusak akibat bencana segera diperbaiki.
Bantuan akan dikucurkan bila diketahui berapa anggaran yang dibutuhkan untuk perbaikan darurat infrastruktur vital. Masing-masing 9 unit irigasi, 3 intake PDAM rusak, 95 unit rumah penduduk rusak berat, 4 unit jembatan putus serta normalisasi Batang Kuranji dan Batang Arau.
“Kita utamakan perbaikan infrastruktur dulu. Soal anggaran tak perlu khawatir, dana tersedia,” ujar Harmensyah.
Dia meminta, masyarakat jangan terlalu lama terkurung di lokasi bencana yang masih kumuh, terisolir dan kekurangan air bersih. Sebab dikhawatirkan bakal menimbulkan masalah baru, mewabahnya penyakit pascabencana. Sedangkan untuk penanganan logistik, dinilai sudah cukup baik, tidak ada yang kelaparan.
Pada masa tanggap darurat, BNPB meminta pemerintah daerah membantu membersihkan rumah masyarakat yang masih digenangi lumpur dengan melibatkan aparat TNI. Begitu pula untuk pasokan air bersih, pemerintah harus cepat tanggap, jangan menunggu perbaikan intake PDAM.
“Kami masih menerima keluhan masyarakat yang kekurangan air bersih dan rumahnya masih digenangi lumpur. Untuk itu, mohon Pemko Padang secepatnya menanganinya, kerahkan truk tangki untuk suplai air bersih. Bila tidak cukup, bisa meminjam ke daerah tetangga,” harapnya.
Sedangkan masyarakat yang berada di seberang jembatan yang putus, sementara diatasi dengan membangun jembatan darurat.
“Kami perkirakan kantong itu tidak lebih dari 5 Km dari hulu Batang Kuranji dan Batang Arau,” ujarnya.
Minta RAB
BNPB minta Pemko Padang segera mengusulkan Rencana Anggaran Biaya (RAB) darurat. Paling lambat Minggu (29/7) sudah diterima. Sehingga dana bisa segera dikucurkan..
Direktur Darurat BNPB, Harmensyah saat dihubungi menjelaskan, rapat yang digelar BNPB dengan instansi terkait penanganan bencana banjir bandang kemarin memutuskan, seluruh sarana vital yang rusak akibat bencana segera diperbaiki.
Bantuan akan dikucurkan bila diketahui berapa anggaran yang dibutuhkan untuk perbaikan darurat infrastruktur vital. Masing-masing 9 unit irigasi, 3 intake PDAM rusak, 95 unit rumah penduduk rusak berat, 4 unit jembatan putus serta normalisasi Batang Kuranji dan Batang Arau.
“Kita utamakan perbaikan infrastruktur dulu. Soal anggaran tak perlu khawatir, dana tersedia,” ujar Harmensyah.
Dia meminta, masyarakat jangan terlalu lama terkurung di lokasi bencana yang masih kumuh, terisolir dan kekurangan air bersih. Sebab dikhawatirkan bakal menimbulkan masalah baru, mewabahnya penyakit pascabencana. Sedangkan untuk penanganan logistik, dinilai sudah cukup baik, tidak ada yang kelaparan.
Pada masa tanggap darurat, BNPB meminta pemerintah daerah membantu membersihkan rumah masyarakat yang masih digenangi lumpur dengan melibatkan aparat TNI. Begitu pula untuk pasokan air bersih, pemerintah harus cepat tanggap, jangan menunggu perbaikan intake PDAM.
“Kami masih menerima keluhan masyarakat yang kekurangan air bersih dan rumahnya masih digenangi lumpur. Untuk itu, mohon Pemko Padang secepatnya menanganinya, kerahkan truk tangki untuk suplai air bersih. Bila tidak cukup, bisa meminjam ke daerah tetangga,” harapnya.
Sedangkan masyarakat yang berada di seberang jembatan yang putus, sementara diatasi dengan membangun jembatan darurat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar