oik yusuf/ kompas.com
Xperia Ion adalah salah satu model smartphone kelas atas terbaru Sony yang diperkenalkan bulan Juni lalu di Indonesia.
Salah satu keunikan smartphone yang menurut rencana akan dirilis bulan September ini terletak pada konektivitas 4G LTE yang dimilikinya.
Jelas, fitur tersebut belum bisa dimanfaatkan di Indonesia, akan tetapi Xperia Ion memiliki banyak kemampuan lainnya yang bisa menjadi bahan pertimbangan calon peminat. Apa saja?
Desain
Hal pertama yang akan segera menarik perhatian dari Sony Xperia Ion mungkin adalah ukurannya yang cukup besar dengan layar berukuran 4,55 inci. Layar tersebut terbingkai dalam tubuh plastikglossy berwarna hitam.
Adapun bagian belakangnya dibuat dari bahan brushed metal yang membuat ponsel ini tampak mahal. Kesan tersebut diperkuat dengan tambahan bahan karet berwarna senada di ujung atas dan bawah Xperia Ion.
Di sisi muka Xperia Ion, terdapat deretan soft keys yang mewakili fungsi menu, home, return, dan search. Sementara di bagian belakang ada unit kamera dan grill yang menyembunyikan unit speaker.
Cover belakang Xperia Ion tak bisa dibuka, jadi baterainya pun tak dapat diganti. Kompartemen SIM dan Micro SD card tersembunyi di balik penutup berlapis karet di bagian atas.
Untuk membukanya diperlukan sedikit usaha dan kejelian karena tak ada kait/ tuas khusus untuk melakukan hal ini.
Berdekatan dengan lokasi kompartemen SIM dan Micro SD itu, di bagian atas, ada port untuk jack audio stereo 3,5".
Port mini-HDMI untuk keluaran display ke monitor/ TV terdapat di sisi kiri, berdampingan dengan port USB. Seperti sejumlah ponsel Sony lainnya, Xperia Ion mendukung USB On-the-Go (OTG) sehingga bisa langsung dihubungkan ke perangkat flashdrive untuk keperluan transfer data.
Sisi kanan ponsel ini memuat tombol power, tombol pengatur volume, serta tombol kamera.
Dengan ketebalan sekitar 11 mm, Xperia Ion tidak terlihat tebal. Itu antara lain disebabkan oleh bentuk bagian belakangnya yang sedikit melengkung ke arah luar.
Saat digenggam, sudut-sudut yang tegas dari ponsel berbentuk kotak ini terasa sedikit "menusuk" ke telapak tangan sehingga memberikan kesan kurang nyaman dan tidak mantap dipegang.
Kemasan dan Paket Penjualan
Xperia Ion datang dalam kemasan tipis ber-desain minimalis. Di dalamnya dapat ditemukan aksesori-aksesori pelengkap seperti adaptor, kabel USB, serta tak lupa sejumlah dokumentasi tertulius untuk membantu pengguna dalam memakai smartphone ini.
Sony menyertakan sebuah headset tipe in-ear berkualitas cukup bagus yang bisa dipakai untuk mendengar lagu melalui port audio 3,5" milik Xperia Ion. Sebanyak tiga buah cap headphonedengan ukuran berbeda-beda dapat ditemukan dalam kemasan.
Layar dan Kamera
Dua aspek ini merupakan keunggulan Sony Xperia Ion yang dilengkapi layar 4,55 inci ber-resolusi 1280x720 (HD) dengan lapisan kaca antigores dan unit kamera 12 megapixel.
Tampilan layarnya terbilang jernih dan tajam, dengan tingkat kepadatan pixel 323 ppi. Apalagi ketika fitur "BRAVIA Engine" diaktifkan. Fitur yang satu ini tampaknya meningkatkan kontras dan ketajaman layar sehingga warna-warna tampil cerah dengan saturasi tinggi.
Layar Xperia Ion cukup besar dan tajam untuk bisa menikmati film HD dalam resolusi aslinya (1280x720), tetapi film full-HD akan mengalami downscaling.
Beberapa aplikasi seperti Angry Birds yang dijalankan di Xperia Ion mengalami sedikt keanehan berupa tampilan icon antarmuka yang lebih kecil dibandingkan pada ponsel lain. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh resolusi layar yang tinggi.
Lalu, bagaimana dengan kameranya? Sony menanamkan unit kamera dengan resolusi setinggi 12 megapixel pada Xperia Ion sehingga ponsel ini dapat merekam detail gambar dengan cukup baik. Di bagian muka, ada kamera kedua dengan resolusi 1,3 megapixel.
Mengenai kualitasnya, kamera pada Xperia Ion termasuk lumayan bagus untuk ukuran kamera ponsel, terutama ketika digunakan mengambil gambar dalam kondisi cahaya ideal.
Ketika keadaan berubah gelap (malam hari/ indoor), sensor mungilnya mulai kepayahan dan bintik-bintik noise tampak jelas di area-area gelap pada gambar.
Setting ISO sepertinya ngotot berpindah ke angka tertinggi untuk menghindari motion blur meskipun disetel ke angka rendah.
Pengoperasian kamera terasa lincah dan cepat. Kamera ini pun hanya membutuhkan waktu 1,5 detik untuk "bangun" dari mode sleep dan siap mengambil gambar begitu tombol shutter ditekan.
Sony tak lupa menyertakan sejumlah fitur tambahan dan opsi pengaturan kamera yang cukup luas pada Xperia Ion. Pengguna dapat mengubah tingkat ISO, white balance, exposure compensation, metering, ataupun memilih mode fokus (center, touch focus, smile detection) di kamera.
Ada juga fitur pengambilan gambar "sweep panorama" mirip dengan lini kamera NEX dari produsen yang sama. Akan tetapi, gambar panorama yang dihasilkan hanya memiliki lebar 1080 pixel, bukan 3000 pixel seperti pada resolusi native 12 megapixel (4000x3000).
Ingin merekam video? Xperia Ion mampu merekam video 1080p @ 30 FPS dengan kamera belakang, atau 720p @ 30 FPS dengan kamera depan.
Kualitasnya? Biasa saja. Efek "jello" yang membuat obyek-obyek tampak melengkung sering terjadi ketiga pengguna melakukan gerakan panning cepat.
Software dan performa
Xperia Ion dibekali dengan prosesor dual-core Qualcomm MSM8260 Snapdragon berkecepatan 1,5 GHz dipadu RAM sebesar 1 GB dan GPU Adreno 220.
Spesifikasi tersebut terbilang lumayan mumpuni untuk ukuran saat ini, meskipun masih berada di bawah beberapa model smartphone top-end dari produsen lain.
Xperia Ion datang dengan sejumlah aplikasi pre-installed. Pengguna tentu bisa meng-install aplikasi sendiri atau membuang program yang sudah ada apabila tidak diperlukan.
Ponsel ini tidak menemui masalah ketika dipakai browsing, main game, dan menjalankan aplikasi-aplikasi hasil download. Semuanya bisa berjalan lancar tanpa tersendat sedikit pun.
Masalah justru muncul ketika bernavigasi karena Xperia Ion seringkali tidak responsif. Icon di homescreen misalnya, kadang baru bereaksi ketika sudah disentuh berkali-kali.
Hal yang sama juga terjadi pada tombol-tombol softkeys di bagian muka sehingga pengalaman memakai ponsel ini menjadi kurang menyenangkan.
Sayangnya lagi, Sony hanya menggunakan sistem operasi Android versi 2.3.7 alias Gingerbread untuk Xperia Ion. Padahal, sejumlah model lain yang posisinya berada di bawah ponsel ini sudah dibekali dengan Android versi 4.0 (Ice Cream Sandwich).
Pihak Sony sendiri menjanjikan update Android 4.0 untuk Xperia Ion, namun sampai saat tulisan ini dibuat hal tersebut masih belum terlaksana. Smartphone Xperia Ion yang diluncurkan di China sudah dibekali dengan Ice Cream Sandwich bawaan pabrik.
Soal daya tahan, dengan baterai non-removable berkapasitas 1.900mAh yang dimilikinya, Xperia Ion bisa bertahan seharian penuh dalam skenario penggunaan normal (browsing, twitter, GMail).
Saat dipakai main game secara intens, apalagi yang menggunakan grafis 3D seperti Temple Run, daya tahan baterainya menyusut hingga tinggal hitungan jam. Bagian belakang ponsel ini pun menjadi lumayan panas karena terbuat dari metal.
Kesimpulan
Xperia Ion adalah salah satu tawaran menarik dari Sony. Kualitas tampilan layarnya termasuk apik. Hardware yang dipakai pun lumayan mumpuni.
Sayang salah satu kelebihan utamanya, yaitu konektivitas LTE, malah tidak bisa dipakai di Indonesia. Jangan pula banyak berharap bisa menggunakannya kelak karena persoalan regulasi LTE di negeri inipun masih belum rampung. Dengan demikian, harga Rp 5,5 juta yang diminta untuk ponsel ini jadi terasa agak mahal.
Satu hal lain yang agak mengganjal adalah sistem operasi Android Gingerbread yang sudah kuno untuk ponsel sekelas Xperia Ion. Meskipun begitu, Sony menjanjikan akan segera merilis update Ice Cream Sandwich untuk smaprtphone ini.
Sony Xperia Ion
Kelebihan:
+Layar 4,55 inci yang tajam dan cerah
+Kamera 12 megapixel, dengan banyak opsi pengaturan dan mode pengambilan gambar
+Performa bisa diandalkan untuk menjalankan aplikasi-aplikasi masa kini.
Kekurangan:
-Koneksi LTE belum bisa dipakai di Indonesia
-Sistem operasi masih Android versi 2.3.7 (Gingerbread)
-Kurang nyaman di tangan karena berbentuk kotak
Spesifikasi
-Prosesor: Qualcomm "dual core" MSM8260 Snapdragon (S3)
-Pemroses Grafis: Adreno 220
-RAM: 1 GB
-Storage Internal: 16 GB
-Storage Eksternal: MicroSD hingga 32 GB
-Layar: 4,55 inci, 1280x720 (323 ppi)
-Kamera: 12 Megapixel dengan LED flash (belakang), 1.3 megapixel (depan)
-Baterai: 1.900mAh
-Konektivitas: 3G HSDPA; HSUPA; LTE, W-LAN 802.11 b/g/n, DLNA, Bluetooth 2.1, NFC, USB 2.0 OTG, HDMI, audio 3,5 mm.
-Pilihan Warna: Hitam atau Putih
-Dimensi: 133 x 68 x 10.8 mm
-Bobot: 144 gram.
-Harga: Rp 5,5 juta
Untuk membukanya diperlukan sedikit usaha dan kejelian karena tak ada kait/ tuas khusus untuk melakukan hal ini.
Berdekatan dengan lokasi kompartemen SIM dan Micro SD itu, di bagian atas, ada port untuk jack audio stereo 3,5".
Port mini-HDMI untuk keluaran display ke monitor/ TV terdapat di sisi kiri, berdampingan dengan port USB. Seperti sejumlah ponsel Sony lainnya, Xperia Ion mendukung USB On-the-Go (OTG) sehingga bisa langsung dihubungkan ke perangkat flashdrive untuk keperluan transfer data.
Sisi kanan ponsel ini memuat tombol power, tombol pengatur volume, serta tombol kamera.
Dengan ketebalan sekitar 11 mm, Xperia Ion tidak terlihat tebal. Itu antara lain disebabkan oleh bentuk bagian belakangnya yang sedikit melengkung ke arah luar.
Saat digenggam, sudut-sudut yang tegas dari ponsel berbentuk kotak ini terasa sedikit "menusuk" ke telapak tangan sehingga memberikan kesan kurang nyaman dan tidak mantap dipegang.
Kemasan dan Paket Penjualan
Xperia Ion datang dalam kemasan tipis ber-desain minimalis. Di dalamnya dapat ditemukan aksesori-aksesori pelengkap seperti adaptor, kabel USB, serta tak lupa sejumlah dokumentasi tertulius untuk membantu pengguna dalam memakai smartphone ini.
Sony menyertakan sebuah headset tipe in-ear berkualitas cukup bagus yang bisa dipakai untuk mendengar lagu melalui port audio 3,5" milik Xperia Ion. Sebanyak tiga buah cap headphonedengan ukuran berbeda-beda dapat ditemukan dalam kemasan.
Layar dan Kamera
Dua aspek ini merupakan keunggulan Sony Xperia Ion yang dilengkapi layar 4,55 inci ber-resolusi 1280x720 (HD) dengan lapisan kaca antigores dan unit kamera 12 megapixel.
Tampilan layarnya terbilang jernih dan tajam, dengan tingkat kepadatan pixel 323 ppi. Apalagi ketika fitur "BRAVIA Engine" diaktifkan. Fitur yang satu ini tampaknya meningkatkan kontras dan ketajaman layar sehingga warna-warna tampil cerah dengan saturasi tinggi.
Layar Xperia Ion cukup besar dan tajam untuk bisa menikmati film HD dalam resolusi aslinya (1280x720), tetapi film full-HD akan mengalami downscaling.
Beberapa aplikasi seperti Angry Birds yang dijalankan di Xperia Ion mengalami sedikt keanehan berupa tampilan icon antarmuka yang lebih kecil dibandingkan pada ponsel lain. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh resolusi layar yang tinggi.
Lalu, bagaimana dengan kameranya? Sony menanamkan unit kamera dengan resolusi setinggi 12 megapixel pada Xperia Ion sehingga ponsel ini dapat merekam detail gambar dengan cukup baik. Di bagian muka, ada kamera kedua dengan resolusi 1,3 megapixel.
Mengenai kualitasnya, kamera pada Xperia Ion termasuk lumayan bagus untuk ukuran kamera ponsel, terutama ketika digunakan mengambil gambar dalam kondisi cahaya ideal.
Ketika keadaan berubah gelap (malam hari/ indoor), sensor mungilnya mulai kepayahan dan bintik-bintik noise tampak jelas di area-area gelap pada gambar.
Setting ISO sepertinya ngotot berpindah ke angka tertinggi untuk menghindari motion blur meskipun disetel ke angka rendah.
Pengoperasian kamera terasa lincah dan cepat. Kamera ini pun hanya membutuhkan waktu 1,5 detik untuk "bangun" dari mode sleep dan siap mengambil gambar begitu tombol shutter ditekan.
Sony tak lupa menyertakan sejumlah fitur tambahan dan opsi pengaturan kamera yang cukup luas pada Xperia Ion. Pengguna dapat mengubah tingkat ISO, white balance, exposure compensation, metering, ataupun memilih mode fokus (center, touch focus, smile detection) di kamera.
Ada juga fitur pengambilan gambar "sweep panorama" mirip dengan lini kamera NEX dari produsen yang sama. Akan tetapi, gambar panorama yang dihasilkan hanya memiliki lebar 1080 pixel, bukan 3000 pixel seperti pada resolusi native 12 megapixel (4000x3000).
Ingin merekam video? Xperia Ion mampu merekam video 1080p @ 30 FPS dengan kamera belakang, atau 720p @ 30 FPS dengan kamera depan.
Kualitasnya? Biasa saja. Efek "jello" yang membuat obyek-obyek tampak melengkung sering terjadi ketiga pengguna melakukan gerakan panning cepat.
Software dan performa
Xperia Ion dibekali dengan prosesor dual-core Qualcomm MSM8260 Snapdragon berkecepatan 1,5 GHz dipadu RAM sebesar 1 GB dan GPU Adreno 220.
Spesifikasi tersebut terbilang lumayan mumpuni untuk ukuran saat ini, meskipun masih berada di bawah beberapa model smartphone top-end dari produsen lain.
Xperia Ion datang dengan sejumlah aplikasi pre-installed. Pengguna tentu bisa meng-install aplikasi sendiri atau membuang program yang sudah ada apabila tidak diperlukan.
Ponsel ini tidak menemui masalah ketika dipakai browsing, main game, dan menjalankan aplikasi-aplikasi hasil download. Semuanya bisa berjalan lancar tanpa tersendat sedikit pun.
Masalah justru muncul ketika bernavigasi karena Xperia Ion seringkali tidak responsif. Icon di homescreen misalnya, kadang baru bereaksi ketika sudah disentuh berkali-kali.
Hal yang sama juga terjadi pada tombol-tombol softkeys di bagian muka sehingga pengalaman memakai ponsel ini menjadi kurang menyenangkan.
Sayangnya lagi, Sony hanya menggunakan sistem operasi Android versi 2.3.7 alias Gingerbread untuk Xperia Ion. Padahal, sejumlah model lain yang posisinya berada di bawah ponsel ini sudah dibekali dengan Android versi 4.0 (Ice Cream Sandwich).
Pihak Sony sendiri menjanjikan update Android 4.0 untuk Xperia Ion, namun sampai saat tulisan ini dibuat hal tersebut masih belum terlaksana. Smartphone Xperia Ion yang diluncurkan di China sudah dibekali dengan Ice Cream Sandwich bawaan pabrik.
Soal daya tahan, dengan baterai non-removable berkapasitas 1.900mAh yang dimilikinya, Xperia Ion bisa bertahan seharian penuh dalam skenario penggunaan normal (browsing, twitter, GMail).
Saat dipakai main game secara intens, apalagi yang menggunakan grafis 3D seperti Temple Run, daya tahan baterainya menyusut hingga tinggal hitungan jam. Bagian belakang ponsel ini pun menjadi lumayan panas karena terbuat dari metal.
Kesimpulan
Xperia Ion adalah salah satu tawaran menarik dari Sony. Kualitas tampilan layarnya termasuk apik. Hardware yang dipakai pun lumayan mumpuni.
Sayang salah satu kelebihan utamanya, yaitu konektivitas LTE, malah tidak bisa dipakai di Indonesia. Jangan pula banyak berharap bisa menggunakannya kelak karena persoalan regulasi LTE di negeri inipun masih belum rampung. Dengan demikian, harga Rp 5,5 juta yang diminta untuk ponsel ini jadi terasa agak mahal.
Satu hal lain yang agak mengganjal adalah sistem operasi Android Gingerbread yang sudah kuno untuk ponsel sekelas Xperia Ion. Meskipun begitu, Sony menjanjikan akan segera merilis update Ice Cream Sandwich untuk smaprtphone ini.
Sony Xperia Ion
Kelebihan:
+Layar 4,55 inci yang tajam dan cerah
+Kamera 12 megapixel, dengan banyak opsi pengaturan dan mode pengambilan gambar
+Performa bisa diandalkan untuk menjalankan aplikasi-aplikasi masa kini.
Kekurangan:
-Koneksi LTE belum bisa dipakai di Indonesia
-Sistem operasi masih Android versi 2.3.7 (Gingerbread)
-Kurang nyaman di tangan karena berbentuk kotak
Spesifikasi
-Prosesor: Qualcomm "dual core" MSM8260 Snapdragon (S3)
-Pemroses Grafis: Adreno 220
-RAM: 1 GB
-Storage Internal: 16 GB
-Storage Eksternal: MicroSD hingga 32 GB
-Layar: 4,55 inci, 1280x720 (323 ppi)
-Kamera: 12 Megapixel dengan LED flash (belakang), 1.3 megapixel (depan)
-Baterai: 1.900mAh
-Konektivitas: 3G HSDPA; HSUPA; LTE, W-LAN 802.11 b/g/n, DLNA, Bluetooth 2.1, NFC, USB 2.0 OTG, HDMI, audio 3,5 mm.
-Pilihan Warna: Hitam atau Putih
-Dimensi: 133 x 68 x 10.8 mm
-Bobot: 144 gram.
-Harga: Rp 5,5 juta
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar