Akademi Berbagi (dok. akademiberbagi.org)
Ya, bisa ditebak, 140 karakter yang dimaksud adalah situs Twitter. Tak terasa, Akademi Berbagi sudah melewati usia dua tahun.
Dalam keterangan tertulis yang diterima detikINET, Akademi Berbagi pertama kali digelar pada Juni 2010, karena keinginan belajar pendirinya -- Ainun Chomsun (@pasarsapi). Melalui Twitter, dia menemukan guru-guru yang mau mengajarkan ilmunya secara gratis.
Guru pertamanya adalah Bapak Subiakto, CEO Hotline Advertising, yang mengajarkan kelas copywriting. Karena semakin banyak peminat dan kemudian banyak guru yang mau mengajar, maka kelas dibuat secara rutin di Jakarta.
"Pokoknya semuanya gratis, baik guru, pengelola dan pesertanya," tegas Karmin Winarta, salah satu penggerak Akademi Berbagi kepada detikINET.
Tak ada iklan di media atau pamflet di pinggir jalan untuk sosialisasi kegiatan ini, semua digerakkan melalui social media, tetapi dampaknya luar biasa. Bukan hanya guru, untuk mendapatkan tempat belajar serta relawan juga melalui social media.
"Karena sederhana, semua orang bisa belajar dan mendapat manfaat yang cukup besar. Kegiatan ini kemudian diduplikasi dengan sangat cepat di berbagai wilayah. Bisa jadi banyak dari kita merindukan tempat belajar seperti taman ala Ki Hadjar Dewantara," lanjut keterangan tersebut.
Intinya, Akademi Berbagi adalah gerakan yang menggabungkan jaringan online dan offline. Mereka berkomunikasi, sosialisasi, dan publikasi secara online. Pelaksanakan kelasnya dilakukan secara offline atau tatap muka langsung.
Sekarang Akademi Berbagi sudah menyebar ke 33 kota dan menjadi platform baru gerakan pembelajaran yang menjadi pembicaraan orang. Bahkan, Akademi Berbagi pernah diundang Wakil Menlu Amerika Serikat yang sedang berkunjung ke Indonesia. Mereka ingin mendapatkan masukan tentang gerakan sosial yang memanfaatkan social media.
Mereka takjub dengan semangat kerelawanan di Indonesia. Hal ini menunjukkan pada dasarnya bangsa kita adalah masyarakat yang suka menolong dan bergotong royong.
"Visi yang ingin kita bangun adalah, Akademi Berbagi menjadi sebuah wadah pembelajaran, yang menghubungkan orang-orang yang berilmu dan berwawasan dengan orang-orang yang ingin belajar dengan mudah, dan akan ada di setiap kota di seluruh Indonesia," tegas mereka.
Bukan mimpi yang mudah, tetapi bukan hal yang mustahil. Bayangkan jika di setiap kota ada Akademi Berbagi, dan menjadi tempat belajar, berdiskusi, dan berjaringan, maka makin banyak orang yang mempunyai akses belajar dan bisa menyelesaikan berbagai masalah di kotanya.
Dan setiap kota berjejaring dengan kota lainnya sehingga menjadi sebuah jaringan besar dan luar biasa. Bukan sebuah mimpi, jika kelak Akademi Berbagi bisa membuat perubahan yang signifikan di negeri ini.
"Menjalankan sebuah gerakan sosial itu tidak mudah, dan semakin besar gerakan tantangan pun semakin berat. Tetapi ketika semua dilakukan dengan senang hati maka tidak ada yang susah di dunia ini. Mari sebarkan virus Akademi Berbagi, karena berbagi bikin happy," pungkas pernyataan tim Akademi Berbagi.
Dan memperingati hari jadinya yang ke-2, Akademi Berbagi akan mengadakan kelas umum dengan tema 'Taman Pembelajaran untuk Perubahan' pada Sabtu, 1 September 2012 yang bertempat di Teater Bulungan. Para pembicaranya adalah tokoh pendidikan, kebudayaan nasional, ekonomi dan bisnis yaitu: Anies Baswedan, Didi Petet, dan Handry Satriago.
Tertarik ikutan? Sambangi saja akademiberbagi.org.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar