PAKISTAN--Ledakan dhasyat bom menewaskan 81 orang termasuk perempuan dan anak-anak, mencederai lebih dari 200 orang di daerah Pakistan barat daya, Sabtu (16/2).
Bom yang dikendalikan dari jarak jauh meledak di Kota Hazara, satu daerah yang didominasi warga Syiah di pinggiran Quetta, ibu kota provinsi Baluchistan. Kota ini dikenal sebagai daerah kaya minyak dan gas.
"Setidaknya 47 orang tewas dan paling tidak 200 orang cedera. Jumlah korban tewas mungkin meningkat. Itu adalah bom yang dikendalikan dari jarak jauh," kata Wazir Khan Nasir, perwira senior polisi di Quetta kepada AFP. Hari Minggu kemarin, jumlah korban tewas bertambah menjadi 81 orang.
Menurut kepolisian Quetta, korban tewas bertambah, dalam ledakan tersebut. Beberapa orang yang berada dalam kondisi kritis tak sanggup bertahan dari luka-lukanya.
Ledakan itu meninggalkan banyak korban terkubur di bawah reruntuhan bangunan. Hingga kini, polisi setempat belum mengetahui jumlah pastinya.
Bom yang diduga diledakkan menggunakan alat pengendali tersebut, sedikitnya juga menyebabkan 180 ikut terluka, termasuk sejumlah perempuan dan anak-anak. "Jumlah korban tewas mungkin meningkat," kata Wazir Khan Nasir.
Bom yang diduga diledakkan menggunakan alat pengendali tersebut, sedikitnya juga menyebabkan 180 ikut terluka, termasuk sejumlah perempuan dan anak-anak. "Jumlah korban tewas mungkin meningkat," kata Wazir Khan Nasir.
Ledakan itu terjadi di dekat sebuah sekolah di bagian kota yang dihuni oleh mayoritas masyarakat dari etnis Hazara, yang merupakan salah satu cabang Islam Syiah. "Itu adalah serangan sektarian, masyarakat Shiah menjadi targetnya," kata Wazir.
AFP mengutip dari pejabat penting provinsi itu Akbar Hussain Durani, korban tewas itu termasuk perempuan dan anak-anak. "Kami kira jumlah korban akan bertambah. Kami mengumumkan kesiagaan di rumah rumah sakit," katanya.
Bom itu ditanam dekat satu tiang satu gedung di satu pasar. "Gedung itu ambruk akibat kuatnya ledakan bom itu, beberapa orang terperangkap di dalamnya," kata Durani.
Bom itu ditanam dekat satu tiang satu gedung di satu pasar. "Gedung itu ambruk akibat kuatnya ledakan bom itu, beberapa orang terperangkap di dalamnya," kata Durani.
Para pejabat dan saksi mata mengatakan massa yang marah mwngepung lokasi itu setlah ledakan tersebut dan tidak mengizinkan polisi, para pekerja pertolongan dan wartawan memasuki lokasi itu. "Mereka marah dan mulai melakukan protes, beberaoa orang dari mereka melemparkan polisi dengan batu," kata Durani.
"Beberapa orang dari mereka membawa senjata dan melepaskan tembakan peringatan, dan sekarang mereka mengizinkan polisi, para pekerja pertolongan masuk ke lokasi itu,"tambahnya. Seorang juru foto AFP menghitung ada 30 mayat hanya dalam satu rumah sakit.
Baluchistan, yang berbatasan dengan Iran dan Afghanistan menjadi titik api aksi kekerasan sektarian antara warga Sunni dan Syiah, yang merupakan seperlima dari 180 juta jiwa penduduk negara itu. Sudah berkali-kali terjadi konflik yang menewaskan warga.
10 Januari lalu, setidaknya 92 orang tewas dan 121 orang cedera pada 10 Januari, ketika dua pengebom bunuh diri meledakkan bom di satu klub snooker yang ramai di satu lokasi di kota Quetta yang berpenduduk mayoritas Syiah.
21 November 2012 serangan bom di Quetta menewaskan 5 orang. Serangan bom menghancurkan sebuah kendaraan milik Angkatan Darat Pakistan yang mengawal anak-anak pulang dari sekolah di kota Quetta, menewaskan empat tentara dan seorang perempuan.
Selain korban tewas, sedikitnya 20 orang lainnya terluka dalam serangan yang terjadi sehari menjelang KTT D-8 digelar di Islamabad.
Sebelumnya, 23 Juni 2011 kekerasan yang melanda Pakistan kembali menelan korban. Sedikitnya 3 orang tewas dan 3 lainnya terluka dalam sebuah ledakan di Mastung, kawasan Quetta, ibu kota Balusistan, di barat daya Pakistan.
Ledakan itu terjadi pada sekitar pukul 13.50. Ledakan berasal dari beberapa granat tangan yang dilemparkan orang-orang tak dikenal. Kelompok militan tak dikenal menembaki sebuah bus yang membawa 30 orang menuju Iran dari Quetta. Insiden itu membunuh 4 orang dan melukai 11 orang di dalam bus itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar