TRIBUNNEWSAchmad Mubarok
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Ahmad Mubarok menilai kasus korupsi yang menimpa bekas Presiden Partai Keadilan Sejahtera Lutfi Hasam Ishaaq bukan persoalan sederhana. Kasus korupsi daging sapi impor yang menjerat Lutfi sebagai tersangka tergolong spektakuler.
Pasalnya, kasus korupsi tersebut dilakukan langsung oleh bekas orang nomor satu di partai yang berlandaskan dakwah. "Korupsi Nazaruddin memang dahsyat, karena dia dulu bendahara umum Demokrat. Tapi, lebih dahsyat lagi Lutfi karena dia dulu seorang Presiden (PKS)," kata Mubarok di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Minggu (3/2/2013).
Mubarok menjelaskan, kedahsyatan seseorang menjadi tersangka korupsi termasuk dalam ranah persepsi publik. Persepsi itulah yang akan menentukan tingkat dosa korupsi seorang tokoh di mata masyarakat.
Menurut Mubarok, partai Demokrat sebagai partai terkorup terbantahkan ketika PKS dengan Presidennya terbukti melakukan korupsi. "Seputih-putih apapun partainya, tapi kalau sudah kena kotoran sapi ya akan tidak suci lagi," tegasnya.
Ia menambahkan, watak dari parpol adalah kekuasaan. Sementara, lanjutnya, kekuasaan itu beraliansi dengan tindakan koruptif. Menurutnya, tindakan Lutfi yang memegang kekuasaan penuh di PKS membuktikan hal itu.
Sehingga istilah tsunami politik yang menerjang PKS sangatlah tidak tepat. Sebab, hal itu bertentangan dengan watak politik yang cenderung korup. "Selama masih ada politik maka akan ada korupsi," katanya.
Lebih jauh Mubarok menambahkan, PKS lebih baik lapang dada saat korupsi yang dilakukan Lutfi dibongkar Komisi Pemberantasan Korupsi. Menurutnya, kasus korupsi yang kini menjerat PKS ibarat arisan. Sebab, partai Demokrat, lanjutnya, telah terlebih dulu menjadi pemenang Arisan.
Sehingga, Demokrat dulu dijauhi publik karena hal tersebut. Namun, kini dewi fortuna tidak lagi menaungi PKS. Sebab, PKS pada akhirnya menjadi pemenang arisan tersebut.
"Sekarang arisannya PKS sebab ketika kasus korupsinya naik maka suaranya turun. Tapi Demokrat jumlah suaranya akan naik duluan karena arisannya sudah dapat di awal bukan belakangan (Jelang Pemilu 2014)," katanya.
s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar