cop15post.com
Peneliti Balai Pelestarian Nilai Budaya Makassar Joni Lisungan mengungkapkan hingga kini Ayam Kampus masih ada di Kota Makassar. “Kemungkinan semakin banyak jumlahnya,” kata saat ditemuiTempo di rumahnya, perumahan Mattoangin, jalan Cendrawasih, Makassar, Sabtu 16 Februari 2013. Mereka tersebar di sejumlah kampus di kota Makassar, baik negeri, swasta atau kampus yang kental dengan ajaran agama sekalipun. “Ada juga Ayam Kampus dari sekolah perawat.”
Joni melakukan penelitian terhadap Ayam Kampus pada bulan April 2005-April 2006 di Kota Makassar. Namun pengenalan lapangan, pengidentifikasian informan, dan pengumpulan data pangkal sudah dilakukan sejak Oktober 2004-Maret 2005. Ia mewawancarai 9 orang Ayam Kampus dan 33 informan.
Laporannya sudah muncul di jurnal LIPI dengan judul Strategi Pelacur dari Kalangan Mahasiswi di dalam Menjaring dan Melanggengkan Hubungannya dengan Pelanggan di Kota Makassar. Joni mengungkap strategi ayam kampus menjaring pelanggan dan bagaimana strategi mereka dalam melanggengkan hubungannya dengan pelanggan kala itu.
Joni mengungkap cara Ayam Kampus bertransaksi. Rupanya cara itu tidaklah rumit, “tetapi penuh dengan kerahasiaan.” Masyarakat awam, kata dia, tidak bisa langsung menebak ciri Ayam Kampus. Sebab, mereka umumnya sopan dan baik kepada orang lain. “Mereka berprilaku sopan dan baik,” kata Joni. “Kelihatannya lugu bahkan sangat menjaga citranya sebagai seorang mahasiswi.”
Cara itu adalah melalui jaringan pertemanan, menggunakan jasa penghubung, mengubungi pelanggan secara langsung, atau melalui pelanggan lama. “Untuk mendapatkan Ayam Kampus, pelanggan harus menggunakan perantara,” kata Joni.
Cara melalui jaringan pertemanan, dalam laporannya, Joni mengambil penyataan Shelly dan Nana. Dalam pengakuannya, Shelly mengaku sering mendapat pelanggan dari teman sesama mahasiswi. Teman itu menelepon Shelly dan memberitahu kalau ada yang berminat. Biasanya alasan sang teman karena sudah mendapat pelanggan atau ada dua calon pelanggan yang ditemuinya.
Joni menulis pengakuan Nana yang mengaku biasa mendapat pelanggan dari seorang teman penghubung. Sang penghubung yang memutuskan harga, dan mengatur tempat. “Jadi saya tinggal bertemu dan melakukan “begituan”,” kata Nana seperti dikutip dari laporan Joni.
Ayam Kampus yang tergolong informan biasanya mendapatkan pelanggan dengan cara mencari sendiri. Mereka sudah memiliki pelanggan tetap dan bisa menghubungi langsung pelanggan itu. Pelanggan tetap biasanya rela memberikan uang pulsa meskipun tanpa ada transaksi saat itu.
Para ayam kampus informan ini pun memiliki pelanggan yang terus bertambah. Pelanggan lama memberikan informasi tentang dirinya kepada calon pelanggan baru. Pelanggan lama disimpulkan bisa menjadi penghubung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar