Sejumlah petani di wilayah pantai utara, Subang, Jawa Barat, mulai resah. Pasalnya, harga gabah mengalami fluktuasi akhir-akhir ini. Harga gabah dalam kondisi basah, pernah terjun ke level terendah mencapai Rp 390 ribu per kuintal. Pekan ini, gabah tersebut mengalami kenaikan seharga Rp 410 ribu per kuintal.
"Kami takut, pekan depan harga gabah akan mengalami turun," ujar Lili Daryana (32 tahun), petani asal Desa Gempol, Kecamatan Pusakanagara, Subang, Rabu (15/5).
Ketakutan petani ini, beralasan. Sebab, di desa tersebut belum 100 persen panen. Jadi, sebagian petani yang padinya belum dipanen, ketakutan jika beberapa hari kemudian harga gabah tersebut malah mengalami penurunan. Dengan begitu, para petani ini tidak sempat menikmati harga gabah yang tinggi.
Bahkan, dengan harga gabah saat ini yang mencapai Rp 410 ribu per kuintal, petani tidak menikmati harga tersebut. Sebab, idealnya harga gabah itu mencapai Rp 425 ribu per kuintal.
Penyebab fluktuasinya harga gabah ini, karena disejumlah wilayah sudah panen. Panennya, secara merata. Jadi, para tengkulak dengan seenaknya memainkan harga. Seharusnya, bila dalam kondisi seperti ini, pemerintah turun tangan. Supaya, ada perlindungan terhadap harga gabah ini.
"Kami inginnya, ketika panen harga gabah tetap stabil," jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar