Dalam buku yang ditujukan untuk anak kelas VI SD tersebut ada cerita pendek (cerpen) berjudul 'Anak Gembala dan Induk Serigala' pada halaman 55-60 dari buku terbitan CV Graphia Buana tersebut. Awalnya tak ada yang salah dengan cerpen yang mengandung unsur sastra ini. Pada halaman 55, cerpen ini bercerita tentang seekor induk serigala yang ingin mencari makanan untuk anaknya.
Akan tetapi ketika sampai di halaman 57, kisah sang induk serigala berubah menjadi kisah seorang perempuan yang bekerja sebagai seorang PSK di kota akibat masa lalunya yang kelam. Narasi yang ditampilkan pada halaman 58 hingga 59 semakin memunculkan kisah mengenai masa lalu si perempuan yang pernah diperkosa oleh seorang mandor hingga melahirkan seorang anak.
Salah satu kutipan naskah dalam cerita tersebut antara lain, "...Dari tempat hina di dunia ini, warung remang-remang tempat dia menjajakan badan... Jakunnya bergerak turun naik melihat kemolekan perempuan itu. Akhirnya terjadilah peristiwa yang merenggut kegadisannya, sekaligus menimbulkan tumbuhnya janin diperutnya..."
Kutipan lain dalam cerita tersebut yakni, "Bergairahlah lelakiku. Aku ingin sekali menyempurnakan keinginanmu. Lelaki itu tersenyum lebar. Dia mengulurkan segelas minuman pada perempuan itu yang segera disambut dan dituntaskan dalam satu tegukan. Mereka tenggelam dalam pelukan dan ciuman."
Dalam perintahnya, buku ini meminta siswa untuk membuat ringkasan dari cerita tersebut. Tak hanya itu, siswa juga diminta untuk bisa mencari pesan moral dan mempresentasikannya di depan kelas.
Cerita bernuansa porno ini jelas memancing amarah orang tua. Mereka protes karena cerpen tersebut mengandung hal-hal berbau pornografi yang tidak pantas untuk diterbitkan di dalam buku pelajaran untuk murid kelas 6 SD.
"Saya kaget dan tidak percaya karena ternyata di dalamnya terdapat cerita porno. Ada kalimat-kalimat yang tidak pantas dibaca sama anak-anak. Ini harus dihentikan peredarannya, karena bisa merusak moral anak-anak," tegas salah satu orang tua murid SD Gunung Gede, Azwar (46) yang ditemui di kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, Rabu (10/7).
Buku Pelajaran Bahasa Indonesia itu dibeli oleh orangtua murid seharga Rp 31.500 dari salah satu toko yang sudah direkomendasikan pihak sekolah. Buku tersebut saat ini sudah beredar dan dimiliki oleh murid-murid SD di Kota Bogor.
s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar