Sungguh miris nasib tenaga kerja Indonesia di Malaysia satu ini. Mengadu nasib ke luar negeri mengharapkan penghidupan yang lebih baik, namun justru sebaliknya yang dialami oleh Ester Ria ini.
Wanita berusia 32 tahun ini malah diduga mengalami penyiksaan saat bekerja di Malaysia. Sekujur tubuh wanita ini lebam-lebam, mentalnya depresi berat seperti mengalami trauma mendalam sepulangnya dari Malaysia.
Ester Ria berasal dari Desa Selange, Kecamatan Meranti, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Ia merupakan pekerja wanita di Malaysia sebagai pelayan sebuah supermarket. Ia tidak sadarkan diri sejak pulang dari negeri jiran itu.
Ia terus mengeluarkan darah dari mulutnya. Sebelumnya, ia dirawat di RSUD Kabupaten Landak sejak Kamis lalu. Akhirnya, pada Sabtu 3 Agustus 2013, sekira pukul 14.30 WIB, ia mengembuskan napas terakhirnya.
Menurut Kurniawan, anggota keluarganya, Ester Ria di Malaysia bekerja. Akan tetapi, pihak keluarga begitu terkejut saat melihat Ester Ria pulang dalam keadaan sakit parah.
“Kami, keluarga, hanya tahu dalam keadaan kritis pulang dari Malaysia. Ester Ria sudah tidak berdaya lagi,” katanya Sabtu 3 Agustus 2013.
“Ngomong saja tak jelas. Kami, keluarga, sepakat untuk membawa dia ke rumah sakit. Dia datang ke Landak 4 hari yang lalu dari Malaysia dalam keadaan tak berdaya,” katanya.
Ia mengatakan, Ester Ria hanya bertahan satu malam. “Satu malam saja dirawatnya di rumah sakit di sini. Karena sakitnya terlalu parah. Pihak keluarga yang membiayai ini semua. Kami sudah sampaikan hal ini ke pihak terkait, jawabannya sih masih dalam proses,” katanya.
Pihak keluarganya menyatakan tidak terima atas perlakuan semena-mena atas Ester. Kurniawan, sepupu Ester Ria, mengatakan, keluarga Ester Ria tak terima, dan mengancam akan melakukan sweeping pada kendaraan-kendaraan berpelat Malaysia yang melewati di Kabupaten Landak.
"Kalau pemerintah atau pihak terkait tak tindak lanjuti, terpaksa kami akan lakukan dengan cara kami sendiri. Yang jelas kami tak terima sepupu pulang dalam keadaan sakit parah seperti ini," katanya.
“Maka, kami minta pemerintah dan aparatur terkait ambil sikap serius menangani kasus ini," ujar dia.
“Ngomong saja tak jelas. Kami, keluarga, sepakat untuk membawa dia ke rumah sakit. Dia datang ke Landak 4 hari yang lalu dari Malaysia dalam keadaan tak berdaya,” katanya.
Ia mengatakan, Ester Ria hanya bertahan satu malam. “Satu malam saja dirawatnya di rumah sakit di sini. Karena sakitnya terlalu parah. Pihak keluarga yang membiayai ini semua. Kami sudah sampaikan hal ini ke pihak terkait, jawabannya sih masih dalam proses,” katanya.
Pihak keluarganya menyatakan tidak terima atas perlakuan semena-mena atas Ester. Kurniawan, sepupu Ester Ria, mengatakan, keluarga Ester Ria tak terima, dan mengancam akan melakukan sweeping pada kendaraan-kendaraan berpelat Malaysia yang melewati di Kabupaten Landak.
"Kalau pemerintah atau pihak terkait tak tindak lanjuti, terpaksa kami akan lakukan dengan cara kami sendiri. Yang jelas kami tak terima sepupu pulang dalam keadaan sakit parah seperti ini," katanya.
“Maka, kami minta pemerintah dan aparatur terkait ambil sikap serius menangani kasus ini," ujar dia.
"Sebab, kami sempat khawatir, saat menerimanya pulang di kampung pada tanggal 31 Juli 2013 sore. Ia sempat menderita sakit yang semakin parah, tak bisa ngomong dan keluar darah dari hidung," ia menambahkan.
Ester Ria diantar pulang ke sebuah Desa Selange oleh pihak keluarga yang ada di daerah Anjungan saat menjemputnya di Perbatasan RI – Malaysia, Entikong. “ Yang sebelumnya diantar oleh orang tak dikenal dari Malaysia ke Entikong itu (perbatasan)," tuturnya.
Sementara itu, berdasarkan informasi yang dihimpun , korban ini ditemukan warga setempat di pinggir jalan dalam keadaan sakit parah di daerah perbatasan, yakni di Entikong, Kabupaten Sanggau.
Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Pemerintah Kabupaten Landak, Nyemas Srikandi, menyatakan, instansinya siap membantu pihak keluarga jika diperlukan. “Kami tadi mengantarkan jenazahnya Ester Ria ke rumahnya. Dari awal kami terus mendampingi. Dan memantau kasus ini,” katanya.
Ester Ria diantar pulang ke sebuah Desa Selange oleh pihak keluarga yang ada di daerah Anjungan saat menjemputnya di Perbatasan RI – Malaysia, Entikong. “ Yang sebelumnya diantar oleh orang tak dikenal dari Malaysia ke Entikong itu (perbatasan)," tuturnya.
Sementara itu, berdasarkan informasi yang dihimpun , korban ini ditemukan warga setempat di pinggir jalan dalam keadaan sakit parah di daerah perbatasan, yakni di Entikong, Kabupaten Sanggau.
Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Pemerintah Kabupaten Landak, Nyemas Srikandi, menyatakan, instansinya siap membantu pihak keluarga jika diperlukan. “Kami tadi mengantarkan jenazahnya Ester Ria ke rumahnya. Dari awal kami terus mendampingi. Dan memantau kasus ini,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar