Pemerintah mengungkapkan kemungkinan perayaan Idul Fitri tahun 2013 ini berlangsung secara bersamaan. Sementara, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyatakan, 10 tahun ke depan lebih banyak Lebaran dirayakan serentak oleh seluruh umat Islam di Indonesia.
Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan ada indikasi serentaknya Hari Raya. Menurut dia, berdasarkan ijtimak awal bulan Syawal, menurut perhitungan hisab jatuh pada Rabu (7/8) pagi atau siang.
“Ini artinya pada saat sore hari saat dilaksanakannya rukyat dan sidang itsbat, tinggi hilal sudah lebih 2,3 derajat dan sudah bisa dilihat,” ujar Nasarudin saat acara buka puasa bersama di kediamannya, Selasa (30/7).
Dengan potensi hilal bisa dilihat pada Rabu sore, kemungkinan Idul Fitri jatuh pada Kamis (8/8). Penentuan Idul Fitri ini sesuai dengan yang telah ditetapkan Muhammadiyah.
“Karena pemerintah puasanya 29 hari sedangkan Muhammadiyah 30 hari, jadi bisa jadi Lebaran kali ini serentak,” ujarnya menegaskan.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Abdul Djamil menambahkan, sidang itsbat dengan peserta seluruh ormas Islam akan digelar di Kementerian Agama pada 7 Agustus.
“Seluruh ormas diundang,” katanya. Termasuk Muhammadiyah yang merupakan salah satu ormas terbesar di Indonesia. Namun, kepastian Lebaran bersamaan atau tidak, kata dia, tunggu sidangitsbat.
Pada hari itu akan dipastikan hilal benar-benar terlihat di atas dua derajat atau tidak. Berdasarkan perhitungan, Muhammadiyah akan berhari raya pada 8 Agustus 2013. “Alhamdulillah kalau semua bersama-sama berhari raya,” kata Djamil.
Ketua PP Muhammadiyah Yunahar Ilyas menyatakan ada kesempatan lebih besar Lebaran secara bersamaan dalam kurun 10 tahun mendatang. Perhitungan persamaan ini sejak 1433 H hingga 1440 H. “Dari 10 tahun ini pelaksanaan Idul Fitri kebanyakan sama,” katanya Rabu (31/7).
Yunahar berargumen, dari tahun lalu hingga beberapa tahun ke depan, ijtimak (konjungsi) bumi dan bulan untuk 1 Syawal sering kali terjadi lebih awal.
Sehingga, pada saat sore hari derajat wujudul hilal sudah melebihi dua derajat. Sesuai dengan kesepakatan, kata dia, ketika hilal sudah mencapai dua derajat dimungkinkan hilal bisa terlihat.
Namun, ia enggan menyebutkan tahun-tahun yang diprediksi akan lebih banyak kesamaan Lebaran dalam 10 tahun terakhir.
“Yang pasti lebih banyak sama dan sedikit perbedaannya,” katanya. Persamaan itu terlihat sejak 2012 lalu. Walaupun demikian, ia menegaskan persamaan itu bukan karena perubahan standar metodologi, baik hisab maupun rukyat.
Akan tetapi, jelas Yunahar, lebih karena alam yang memungkinkan ijtimak bulan baru Syawal terjadi lebih awal.
Sedangkan, untuk penetapan awal Ramadhan bila mengacu hisab dan rukyat, ia mengatakan perbedaan itu akan tetap terjadi pada tahun-tahun ke depan walaupun ada kalanya masih terjadi persamaan penetapan antara metode hisab dan rukyat. Tapi, tidak sesering penetapan Idul Fitri.
Pada tahun ini, sesuai dengan keputusan maklumat PP Muhammadiyah. Insya Allah, kata Yunahar, Idul Fitri jatuh pada 8 Agustus 2013.
Karena, menurut metodologi hisab hakiki ijtimak sudah terjadi pada hari Rabu, 7 Agustus 2013 pukul 4.52:19 WIB. “Sehingga, pada saat matahari terbenam di atas ufuk ketinggian hilal sudah lebih dua derajat bahkan lebih,” katanya.
Selain itu, Yunahar mengusulkan untuk menjaga kewibawaan pemerintah dan ormas Islam, ada baiknya sidang itsbat selama diskusi penetapan dilakukan tertutup.
Kebijakan ini pernah ditempuh empat tahun lalu. Ia menilai hal ini perlu agar perdebatan antarpimpinan ormas dalam itsbat tidak disikapi berbeda oleh umat.
“Sebagian umat Islam belum siap melihat perdebatan pimpinan ormas ini. Dan, ini bisa disikapi tidak baik bagi mereka yang belum bisa menerima perbedaan pandangan,” ujar Yunahar.
Menurut Yunahar, setelah hasil didapat, baru pembacaan hasil penetapan itsbat itu diumumkan secara resmi oleh pemerintah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar