Lima dari enam mahasiswa Unand yang hanyut di kawasan Patamuan Batang Kuranji, Batu Busuk, Kelurahan Lambung Bukik, Kecamatan Pauh Kota Padang ditemukan meninggal. Seorang lagi masih dalam pencarian. Mereka hanyut ketika menyeberang sungai sekitar pukul 18.00 WIB, Sabtu (28/9).
Dua korban ditemukan tewas sekitar pukul 21.00 WIB tak jauh dari lokasi kejadian. Keduanya adalah Artika Caspella 20 tahun, mahasiswa Fakultas Kedokteran Jurusan Psikologi, dan Elin Florita 19 tahun, mahasiswa Fakultas Pertanian.
Karena hari sudah larut malam, pencarian dihentikan dan dilanjutkan kemarin (29/9) pagi. Tim menemukan lagi tiga mahasiswa dalam keadaan meninggal. Mereka adalah Deni linardo 22 tahun, mahasiswa Fakultas Pertanian, dan Veglan Rizki Ananda 19 tahun, mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, ditemukan pada pukul 06.00 WIB, Minggu (29/9) di sekitar sungai di belakang Hotel Basko, yang sudah mendekati muara Batang Kuranji.
Lalu, Rizki Tega 23 tahun, mahasiswa Fakultas Ekonomi, ditemukan di sekitar lokasi kejadian sekitar pukul 08.30 WIB. Sementara seorang lagi bernama Aidil Akbar Walsya 19 tahun, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi masih dalam proses pencarian.
Kabid BPBD dan Damkar Kota Padang, Eddy kemarin mengatakan, pencarian dilakukan di sepanjang aliran Batang Kuranji, yang bermuara ke Pantai Padang. BPBD Padang bekerja sama dengan tim SAR dari PMI, Mapala Unand, dan Menwa Unand.
Rombongan Mapala Unand ini awalnya berjumlah delapan orang. Adapun dua mahasiswa lainnya atas nama Ivo Nurdio Putra dan Meta Ramarita ditemukan selamat. “Sebab, dua orang ini tak ikut menyeberang,” ujarnya. Kata Eddy, dua orang yang selamat ini yang mengabari ke sekretariat Mapala Unand.
Dihentikan
Aldian, anggota senior Mapala Unand yang ikut mencari korban mengatakan, pencarian dihentikan untuk sementara karena hari sudah malam. Pencarian akan dilanjutkan kembali pada Senin (30/9).
Pencarian dimulai pada pukul 8.00 WIB yang akan dipimpin langsung oleh Kepala Basarnas Padang, Zainul Tahar. Pencarian dibagi empat tim. Tim 1 akan dilakukan di Jembatan Kampung Kalawi menyusuri bagian kiri sungai. Tim 2 masih di tempat yang sama, namun menyusuri bagian kanan sungai. Dua tim ini bergerak ke arah hulu sungai. Sedangkan tim 3 akan menyusuri sungai ke arah muara. Dan tim 4 juga menyusuri muara sungai menggunakan perahu,” ujar Aldian. Sementara itu, dua korban yang selamat adalah Ivo Nurdio Putra 24 tahun dan Meta Rama Rita 21 tahun.
Pasang Tanda
Wakil Gubernur Sumatera Barat Muslim Kasim meminta instansi terkait dan masyarakat agar memasang tanda peringatan pada lokasi rawan bencana alam, guna menekan jatuhnya korban jiwa.
“Penting tanda peringatan rawan bencana, agar masyarakat maupun komunitas waspada saat beraktivitas di kawasan tersebut,” kata Muslim Kasim saat meninjau pencarian enam mahasiswa yang hanyut di aliran Batang Kuranji tempatnya di kawasan Batu Busuk Padang, Minggu.
Wagub prihatin dan ikut berduka cita atas kejadian yang menimpa enam orang anggota Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Universitas Andalas (Unand) yang hanyut sejak Sabtu (28/9) sore.
Menurut dia, adanya tanda peringatan di setiap titik rawan bencana, dapat dijadikan rambu-rambu awal akan ancaman bencana baik longsor, banjir dan air bah. Upaya yang dilakukan harus berkerja sama antara masyarakat, petugas penggulangan bencana maupun mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Mapala. Sebab, penguasaan atau yang lebih mengenal wilayah adalah masyarakat setempat maka harus dilibatkan, sehingga risiko yang tidak diinginkan dapat dikurangi.
Wagub juga mengimbau masyarakat Sumatera Barat yang bermukim di kawasan rawan bencana agar meningkatkan kewaspadaan. “Beberapa bulan ke depan prediksi cuaca tergolong ekstrem, karena angin kencang dan hujan. Maka masyarakat tingkatkan kewaspadaan,” ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar