Setelah sempat tertunda bertahun-tahun, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan merealisasikan pembangunan ruang bawah tanah di kawasan Monumen Nasional dan Medan Merdeka, Jakarta Pusat. Rancangan ruang bawah tanah yang direncanakan sejak tahun 1997, itu mulai dibangun tahun depan.
"Rencana tapak dan pedoman pembangunan fisik Taman Medan Merdeka sudah ada sejak tahun 1997. Kami akan mulai tahun depan. Insya Allah dua tahun rampung," kata Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, Kamis 7 November 2013.
Jokowi mengatakan fungsi ruang bawah tanah ini antara lain untuk pertahanan. Namun, ia enggan berkomentar lebih lanjut dengan alasan rahasia negara. Pembangunan ruang bawah tanah ini akan terintegrasi dengan MRT.
Mantan Wali Kota Solo ini mengakui pembangunan ruang bawah tanah itu masih terkendala aturan. Hingga saat ini Perda Ruang Bawah Tanah yang harus jadi dasar hukum masih digodok eksekutif.
Untuk sementara pembangunan ruang bawah tanah 2014 menggunakan payung hukum Peraturan Gubernur Nomor 167 Tahun 2012 tentang Ruang Bawah Tanah Jakarta.
Realisasi pembangunan menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) 2014. "Besarannya sedang kami hitung karena ini berkaitan dengan desain juga," ujarnya.
Menurutnya pengerjaan akan dimulai dengan penyusunan detailed engineering design (DED), baru kemudian lelang. Pembangunan ruang bawah tanah ini akan menyesuaikan rencana detail dengan tata ruang wilayah Jakarta 2030. Sehingga, kata dia, bisa terintegrasi dengan segala moda transportasi yang saat ini dalam tahap pembangunan.
Kepala Perencana PT Jakarta Konsultindo, Arya Abieta, menambahkan bahwa ada banyak perbedaan antara rencana ruang bawah tanah tahun 1997 dan yang akan dibangun pada 2014 mendatang.
"Perbedaan paling signifikan adalah konsep sekarang lebih luas dan terdapat amphitheaternya. Sedangkan aspek pembangunan yang lain sama seperti 1997," ujar Arya.
Arya memaparkan nantinya ruang bawah tanah dibangun menyilang di empat sisi Monas, yakni sisi barat, utara, selatan dan timur. Sebuah koridor akan menyambungkan empat sisi itu secara menyilang. Di sisi selatan akan dibangun basement parkir tiga lantai dan di atasnya terdapat amphitheater berkapasitas 900 orang.
Di sisi barat, ruang bawah tanah akan terhubung dengan MRT. Sedangkan sisi timur bisa terkoneksi dengan Stasiun Gambir. Untuk sisi utara sengaja dikosongkan. Semua jalur bawah tanah ini dihubungkan lantai berjalan.
Realisasi pembangunan menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) 2014. "Besarannya sedang kami hitung karena ini berkaitan dengan desain juga," ujarnya.
Menurutnya pengerjaan akan dimulai dengan penyusunan detailed engineering design (DED), baru kemudian lelang. Pembangunan ruang bawah tanah ini akan menyesuaikan rencana detail dengan tata ruang wilayah Jakarta 2030. Sehingga, kata dia, bisa terintegrasi dengan segala moda transportasi yang saat ini dalam tahap pembangunan.
Kepala Perencana PT Jakarta Konsultindo, Arya Abieta, menambahkan bahwa ada banyak perbedaan antara rencana ruang bawah tanah tahun 1997 dan yang akan dibangun pada 2014 mendatang.
"Perbedaan paling signifikan adalah konsep sekarang lebih luas dan terdapat amphitheaternya. Sedangkan aspek pembangunan yang lain sama seperti 1997," ujar Arya.
Arya memaparkan nantinya ruang bawah tanah dibangun menyilang di empat sisi Monas, yakni sisi barat, utara, selatan dan timur. Sebuah koridor akan menyambungkan empat sisi itu secara menyilang. Di sisi selatan akan dibangun basement parkir tiga lantai dan di atasnya terdapat amphitheater berkapasitas 900 orang.
Di sisi barat, ruang bawah tanah akan terhubung dengan MRT. Sedangkan sisi timur bisa terkoneksi dengan Stasiun Gambir. Untuk sisi utara sengaja dikosongkan. Semua jalur bawah tanah ini dihubungkan lantai berjalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar