Sejak Path resmi menerima Bakrie Global Group sebagai investornya, kabar ini langsung mendapat gelombang respons besar dari masyarakat pengguna di Indonesia, khususnya yang memang pengguna social media itu.
Respons yang diterima beragam. Ada yang memuji, namun banyak juga yang bernada negatif. Banyak yang tak terima, Path menjadi bagian dari bisnis Bakrie. Kekecewaan itu ikut dilampiaskan melalui meme terkait investasi USD 25 juta atau Rp 304 miliar ini.
Dari kicauan bernada kekecewaan yang berseliweran di jejaring sosial, ada banyak pula yang mengancam untuk menutup akun Path mereka. Dan nyatanya, ancaman itu bukan gertak sambal belaka.
Putri, salah satu mantan pengguna Path yang kecewa, tanpa ragu-ragu menghapus akunnya yang sudah berusia setahun lebih. "Ini bukti empati saya terhadap korban Lumpur Lapindo dan Bakrie Life," lirihnya, Selasa (14/1/2014).
Di Twitter, kecaman terhadap Path yang menerima modal dari Bakrie juga ramai digelontorkan. Berikut adalah beberapa tanggapan miring di antaranya:
"And then many Indonesian delete their Path account because they hate Bakrie," ujar pengguna dengan akun @dprayudi. "I hate you @path for accepting money from Bakrie," komentar akun @alderina tak kalah pedas.
Path memang cukup populer di Indonesia. Tercatat ada 23 juta pengguna di seluruh dunia dimana 4 juta di antaranya berasal dari Indonesia. Meskipun dari porsi jumlah pengguna global, Indonesia cuma 17,4%, namun dari sisi trafik, Indonesia merupakan yang tertinggi, 30% dari trafik global.
Jika semua ancaman untuk hengkang dari Path terbukti, apakah Path siap untuk kehilangan jutaan penggunanya dari Indonesia? Taruhlah, mungkin dari 10 orang yang mengancam, cuma 1-2 orang yang benar-benar delete akun dan uninstall aplikasi. Tapi dari situ saja, Path sudah kehilangan 10%-20% pengguna.
Lantas, bagaimana tanggapan dari Dave Morin, CEO Path? Tampaknya, protes keras dari para pengguna Path asal Indonesia tak berpengaruh banyak baginya. Morin tetap merasa yakin dengan keputusannya untuk menggandeng Bakrie di bisnis ini.
Seperti dikutip dari Recode.net, Morin mengatakan Path akan menggunakan kucuran investasi yang didapat dari Bakrie Global Group untuk terus menumbuhkan layanan. Path juga akan terus memperluas upayanya dalam hal mendulang pertumbuhan pendapatan.
"Kami tengah fokus untuk mencari cara yang lebih baik dalam menghubungkan dan berbagi," demikian katanya. Morin juga memberikan catatan, strategi pertumbuhan 'higher risk' yang dilakukan sebelumnya tidak bekerja dengan baik.
Selain mendapat suntikan modal dari Bakrie, Path sebelumnya juga sudah pernah menjalin kerja sama dengan sejumlah operator seluler di Indonesia, seperti Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata. Kerja sama ini untuk memudahkan pembelian stiker berbayar di Path.
Lantas, bagaimana tanggapan dari Dave Morin, CEO Path? Tampaknya, protes keras dari para pengguna Path asal Indonesia tak berpengaruh banyak baginya. Morin tetap merasa yakin dengan keputusannya untuk menggandeng Bakrie di bisnis ini.
Seperti dikutip dari Recode.net, Morin mengatakan Path akan menggunakan kucuran investasi yang didapat dari Bakrie Global Group untuk terus menumbuhkan layanan. Path juga akan terus memperluas upayanya dalam hal mendulang pertumbuhan pendapatan.
"Kami tengah fokus untuk mencari cara yang lebih baik dalam menghubungkan dan berbagi," demikian katanya. Morin juga memberikan catatan, strategi pertumbuhan 'higher risk' yang dilakukan sebelumnya tidak bekerja dengan baik.
Selain mendapat suntikan modal dari Bakrie, Path sebelumnya juga sudah pernah menjalin kerja sama dengan sejumlah operator seluler di Indonesia, seperti Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata. Kerja sama ini untuk memudahkan pembelian stiker berbayar di Path.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar