Para peserta Bali Service Jam
Bertempat di Ubud, Bali, tanggal 8-9 Maret 2014, diadakan sebuah kompetisi menciptakan suatu bentuk layanan yang bertujuan mengatasi masalah tertentu yang ada di dunia.
Acara workshop non-profit bernama Bali Service Jam ini merupakan bagian dari Global Service Jam yang digagas oleh Markus Hormess dan Adam Lawrence dari lembaga konsultasi konsumen Work.Play.Experience. Ratusan aktivitas sejenis turut dilangsungkan dalam waktu bersamaan di seluruh dunia.
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima sebanyak 30 orang berpartisipasi dalam Bali Service Jam. Mereka berasal dari berbagai negara berbeda termasuk Indonesia, Australia, Belgia, Inggris, Belanda, India, dan Singapura.
Latar belakang para partisipan pun beragam. Ada yang berprofesi sebagai guru, pengembang aplikasi, desainer, pakar telekomunikasi, pemusik, hingga guru yoga. Namun semuanya memiliki tujuan sama, yaitu menciptakan sebuah bentuk service atau layanan yang bisa memecahkan suatu permasalahan yang ada di lingkungan sekitar.
Ada tema besar yang diikuti para peserta dalam merancang layanannya. Tema ini dirahasiakan sampai sesaat sebelum workshop dimulai. Partisipan dikumpulkan dalam kelompok-kelompok yang terbentuk secara spontan di lokasi dan diharuskan mewujudkan ide tanpa persiapan apapun sebelumnya.
Setiap grup diberi waktu 48 jam untuk membuat prototipe layanan, membuat video berisi penjelasan konsep, serta mempresentasikan purwarupa interaktif mereka di depan para peserta lain.
Proyek bernama "Karma Coin" berhasil muncul sebagai favorit. Karma Coin yang mengedepankan konsep daur ulang membuat permainan dari proses pembuangan sampah. Partisipan dalam proyek ini bisa mendapatkan sebentuk penghargaan dengan mendaur ulang sampah melalui sistem Karma Coin.
Urban Play yang bertujuan membuat "tempat untuk beristirahat dan bermain di Jakarta" dalam bentuk taman sepanjang jalur MRT terpilih sebagai runner up. Konsepyang dikedepankan adalah taman botani dengan fasilitas refreshing untuk para warga yang lelah di perjalanan, atau yang ingin sekedar berteduh dari panas matahari dan hujan.
Acara Service Jam pertama di Bali ini diselengarakan oleh Somia Customer Experience bersama dengan para sukarelawan dari komunitas desain lokal.s
Acara workshop non-profit bernama Bali Service Jam ini merupakan bagian dari Global Service Jam yang digagas oleh Markus Hormess dan Adam Lawrence dari lembaga konsultasi konsumen Work.Play.Experience. Ratusan aktivitas sejenis turut dilangsungkan dalam waktu bersamaan di seluruh dunia.
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima sebanyak 30 orang berpartisipasi dalam Bali Service Jam. Mereka berasal dari berbagai negara berbeda termasuk Indonesia, Australia, Belgia, Inggris, Belanda, India, dan Singapura.
Latar belakang para partisipan pun beragam. Ada yang berprofesi sebagai guru, pengembang aplikasi, desainer, pakar telekomunikasi, pemusik, hingga guru yoga. Namun semuanya memiliki tujuan sama, yaitu menciptakan sebuah bentuk service atau layanan yang bisa memecahkan suatu permasalahan yang ada di lingkungan sekitar.
Ada tema besar yang diikuti para peserta dalam merancang layanannya. Tema ini dirahasiakan sampai sesaat sebelum workshop dimulai. Partisipan dikumpulkan dalam kelompok-kelompok yang terbentuk secara spontan di lokasi dan diharuskan mewujudkan ide tanpa persiapan apapun sebelumnya.
Setiap grup diberi waktu 48 jam untuk membuat prototipe layanan, membuat video berisi penjelasan konsep, serta mempresentasikan purwarupa interaktif mereka di depan para peserta lain.
Proyek bernama "Karma Coin" berhasil muncul sebagai favorit. Karma Coin yang mengedepankan konsep daur ulang membuat permainan dari proses pembuangan sampah. Partisipan dalam proyek ini bisa mendapatkan sebentuk penghargaan dengan mendaur ulang sampah melalui sistem Karma Coin.
Urban Play yang bertujuan membuat "tempat untuk beristirahat dan bermain di Jakarta" dalam bentuk taman sepanjang jalur MRT terpilih sebagai runner up. Konsepyang dikedepankan adalah taman botani dengan fasilitas refreshing untuk para warga yang lelah di perjalanan, atau yang ingin sekedar berteduh dari panas matahari dan hujan.
Acara Service Jam pertama di Bali ini diselengarakan oleh Somia Customer Experience bersama dengan para sukarelawan dari komunitas desain lokal.s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar