Maraknya perilaku seks bebas di Sumbar telah menyebabkan kasus HIV/AIDS di daerah ini meningkat. Dari 19 kabupaten/kota di Sumbar, jumlah penderita tertinggi berada di Kota Padang diikuti Kota Bukittinggi.
Kasus human immunodeficiency virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di Sumbar tahun 2013 lalu, meningkat tajam. Berdasarkan data yang dirilis Dinas Kesehatan Sumbar, data komulatif sampai tahun 2013 ini jumlah penderita HIV/AIDS mencapai 1.875 kasus, dengan rincian HIV 923 kasus, dan AIDS 952 kasus.
Bila dibandingkan dengan tahun 2012 lalu, kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Tahun 2012 lalu, kasus HIV/AIDS hanya mencapai 814 kasus, dengan rincian HIV 73 kasus, dan AIDS 741 kasus.
Tingginya kasus HIV/AIDS di Sumbar disebabkan oleh cairan kelamin atau yang lebih dikenal dengan seks bebas. Sedangkan penderita HIV/AIDS ini didominasi oleh kelompok umur rentang 20-29 tahun.
“Penyebab HIV/AIDS ada tiga macam, yakni penularan melalui darah, cairan kelamin, dan air susu ibu atau ASI. Namun, berdasarkan data yang kami himpun, tingginya angka HIV/AIDS di Sumbar disebabkan oleh seks bebas,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Rosnini Savitri, Senin (12/5).
Dikatakan, dari 19 kabupaten/kota di Sumbar, jumlah penderita yang paling tinggi berada di Kota Padang. Urutan kedua ditempati Kota Bukittinggi. Namun, saat ditanyakan, tentang data per kabupaten/kota, pihaknya tidak bisa memberikan data, karena bagian yang menangani malasalah tersebut, sedang berada di luar kota.
Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN), kata Rosnini, telah meminta peran Komisi Penanggulangan AIDS selaku leading sector untuk mengkoordinasikan langkah-langkah strategis dalam pelaksanaan peningkatan penanggulangan HIV/AIDS.
Selain menyusun langkah-langkah strategis, KPAN meminta Komisi Penanggulangan AIDS membuat master plan untuk percepatan dan perluasan pengembangan ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025. Tujuan master plan tersebut, untuk mengetahui kemajuan dan upaya pencegahan dan penanggulangan AIDS di lapangan.
“KPAN menyampaikannya secara langsung pada saat melakukan pertemuan regional 2014 wilayah Sumbar di Bukittinggi beberapa hari yang lalu,” ungkapnya lagi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Elka Lusi mengakui, tingginya angka HIV/AIDS tersebut sudah sangat wajar, karena penduduk Kota Padang merupakan penduduk terpadat di wilayah Sumbar. Ia juga mengakui, data tersebut belum sepenuhnya valid, bahkan data tersebut bisa mengalami penambahan yang cukup besar dari yang ada saat ini.
“Data itu data yang terdeteksi. Kami merasa masih banyak kasus-kasus lain di luar sana yang tidak terdeteksi,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Kerapatan Adat Nagari (LKAAM) Sumbar M Sayuti Dt Rajo Penghulu mengatakan, tingginya seks bebas di Sumbar disebabkan oleh tergerusnya budaya takut berdosa malu bersalah. Selain itu, para generasi muda sudah sangat jauh dari ajaran agama dan adat.
“Gubernur harus segera melakukan program spektakuler. Gubernur harus segera melakukan koordinasi dengan semua pihak. Jika tidak, pergaulan bebas di Sumbar akan terus meningkat, dan akhirnya berbagai penyakit pun berdatangan, termasuk HIV/AIDS,” terangnya.H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar