Sedikitnya 4.000 jiwa perantau Nagari Saniangbaka, Kabupaten Solok pulang basamo menyambut Idul Fitri. Perantau yang tergabung dalam Ikatan Warga Saniangbaka (IWS) tersebut berasal dari hampir seluruh Indonesia.
Menurut Ketua Umum DPP IWS, Chairul Umaya, pulang basamo kali ini merupakan yang terbesar dalam sejarah pulang basamo IWS yang telah terlaksana tujuh kali. Seluruh perantau yang berasal dari luar Jakarta terlebih dahulu berkumpul di Jakarta, dan setelah itu melakukan konvoi menuju kampung halaman.
“Ini merupakan jumlah terbanyak. Melibat 460 lebih mobil pribadi dan 18 bus, kita ingin menyambut hari kemenangan di kampung halaman tercinta” ujar Chairul Umaya saat start di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Rabu (23/7).
Dijelaskan Chairul Umaya, kekompakan IWS sudah terjalin sejak dulu. Perantau secara konsisten melakukan komunikasi dengan kampung halaman, dan tidak jarang memberikan kontribusi nyata untuk Nagari Saniangbaka berada pada ketinggian 400 meter di atas permukaan laut.
Salah satunya menyumbang satu unit ambulance untuk nagari yang diberikan saat pulang basamo beberapa tahun yang lalu.
Kepala BKKBN yang juga tokoh Sumbar di kancah nasional, Prof. Fasli Jalal menyebutkan pulang basamo kali ini bisa memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI), karena jumlah perantau yang pulang melebihi jumlah penduduk asli daerah tersebut.
“Saya harapkan panitia atau pengurus mengontak orang MURI, untuk mencatatkan ini sebagai salah satu rekor pulang basamo terbanyak dalam satu Nagari” kata Fasli dalam sambutannya.
Fasli mengaku dirinya tidak asing dengan daerah yang pemukiman penduduknya dikelilingi oleh perbukitan, danau Singkarak dan sebagian lainnya oleh area persawahan.
Fasli sesama SMP dulu, sering main kedaerah tersebut karena salah satu temannya berasal dari Saniangbaka, dan dia menjelaskan kalau penduduk Saniangbaka sangat kompak dan ramah.
Kepada perantau yang pulang basamo, Fasli mengharapkan dapat membantu kampung halaman dalam berbenah guna menjadi nagari yang lebih baik lagi.
Sementara itu, ketua pelaksana Yulnasman Yasin mengatakan kalau pulang basamo kali ini tidak terlepas dari peran serta seluruh DPC IWS yang jumlahnya mencapai 21 DPC.
Sesampai di kampung halaman, IWS juga akan melaksanakan rentetan acara mulai dari sunatan massal, jalan santai, dan pacu biduak.
“Untuk sunatan massa akan ada 50 anak, kalau jalan santai akan diikuti ribuan orang. Sedangkan pacu biduak akan kerjasama dengan angkatan laut,” kata Yulnasman.
Untuk antisipasi selama perjalanan, pihak panitia telah memberikan buku panduan berkendaraan yang baik dan menyediakan satu unit ambulance yang akan mengikuti rombongan sejak dari Jakarta.
Turut hadir dalam acara start pulang basamo, Ketua Gebu Minang, Sekjend Gebu Minang, Ketua Saiyo Sakato dan beberapa tokoh perantau lainnya.s
Menurut Ketua Umum DPP IWS, Chairul Umaya, pulang basamo kali ini merupakan yang terbesar dalam sejarah pulang basamo IWS yang telah terlaksana tujuh kali. Seluruh perantau yang berasal dari luar Jakarta terlebih dahulu berkumpul di Jakarta, dan setelah itu melakukan konvoi menuju kampung halaman.
“Ini merupakan jumlah terbanyak. Melibat 460 lebih mobil pribadi dan 18 bus, kita ingin menyambut hari kemenangan di kampung halaman tercinta” ujar Chairul Umaya saat start di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Rabu (23/7).
Dijelaskan Chairul Umaya, kekompakan IWS sudah terjalin sejak dulu. Perantau secara konsisten melakukan komunikasi dengan kampung halaman, dan tidak jarang memberikan kontribusi nyata untuk Nagari Saniangbaka berada pada ketinggian 400 meter di atas permukaan laut.
Salah satunya menyumbang satu unit ambulance untuk nagari yang diberikan saat pulang basamo beberapa tahun yang lalu.
Kepala BKKBN yang juga tokoh Sumbar di kancah nasional, Prof. Fasli Jalal menyebutkan pulang basamo kali ini bisa memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI), karena jumlah perantau yang pulang melebihi jumlah penduduk asli daerah tersebut.
“Saya harapkan panitia atau pengurus mengontak orang MURI, untuk mencatatkan ini sebagai salah satu rekor pulang basamo terbanyak dalam satu Nagari” kata Fasli dalam sambutannya.
Fasli mengaku dirinya tidak asing dengan daerah yang pemukiman penduduknya dikelilingi oleh perbukitan, danau Singkarak dan sebagian lainnya oleh area persawahan.
Fasli sesama SMP dulu, sering main kedaerah tersebut karena salah satu temannya berasal dari Saniangbaka, dan dia menjelaskan kalau penduduk Saniangbaka sangat kompak dan ramah.
Kepada perantau yang pulang basamo, Fasli mengharapkan dapat membantu kampung halaman dalam berbenah guna menjadi nagari yang lebih baik lagi.
Sementara itu, ketua pelaksana Yulnasman Yasin mengatakan kalau pulang basamo kali ini tidak terlepas dari peran serta seluruh DPC IWS yang jumlahnya mencapai 21 DPC.
Sesampai di kampung halaman, IWS juga akan melaksanakan rentetan acara mulai dari sunatan massal, jalan santai, dan pacu biduak.
“Untuk sunatan massa akan ada 50 anak, kalau jalan santai akan diikuti ribuan orang. Sedangkan pacu biduak akan kerjasama dengan angkatan laut,” kata Yulnasman.
Untuk antisipasi selama perjalanan, pihak panitia telah memberikan buku panduan berkendaraan yang baik dan menyediakan satu unit ambulance yang akan mengikuti rombongan sejak dari Jakarta.
Turut hadir dalam acara start pulang basamo, Ketua Gebu Minang, Sekjend Gebu Minang, Ketua Saiyo Sakato dan beberapa tokoh perantau lainnya.s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar