Tangis Dwi (30) dan putra sulungnya, Nabil (8), pecah seketika tatkala mereka tiba di Instalasi Pemularasaan Jenazah RSMH Palembang, Selasa sekitar pukul 19.30 WIB lalu.
Pemandangan lebih memilukan terjadi ketika Nabil berulang kali mencoba membangunkan ayahnya yang dikiranya hanya tertidur.
"Saya sudah masak sayur asam kesukaan suami saya, dia berpesan akan pulang malam ini. Pokoknya suami saya masih hidup, kami akan makan bersama anak-anak di rumah," ujar Dwi tak kuasa membendung kesedihannya.
Sang anak pun tak kalah sedihnya ketika melihat sosok ayahnya sudah tak bernyawa. "Ayah... bangun... ayo kita pulang yah...," ujar Nabil sembari memegang wajah sang ayah, Supriono (31), warga Jalan Rawas 8, Kelurahan Lebung Gajah, Kecamatan Sematang Borang, Palembang.
Supriono tewas tersengat listrik setelah memanjat pagar rumah yang terbuat dari besi baja. Saat itu ia sedang melakukan pekerjaan di rumah milik Hendri (40), di kawasan Jalan Sukabangun I, Kecamatan Sukarame. Akibat kejadian itu, korban mengalami luka gores di wajah, serta menghitam di sekujur tubuhnya.
Saat itu, Supriono langsung dilarikan ke ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang untuk mendapatkan pertolongan. Namun, nyawa Supriono tidak tertolong. Jenazah lalu dibawa ke kamar jenazah RSMH untuk divisum.
Menurut keterangan teman korban, Ardinal (28), saat kejadian, ia bersama korban sedang bekerja dengan si pemilik rumah, Hendri, untuk melakukan perbaikan rumah. Saat itu, korban sempat memanjat pagar rumah yang terbuat dari besi baja yang diduga dialiri listrik. Karena tak mengetahui, korban langsung tersengat listrik hingga terjatuh.
Ardinal pun langsung mematikan seluruh sistem kelistrikan di rumah tersebut untuk menolong korban. Namun ternyata, Supriono sudah terjatuh dan terkapar. Melihat korban yang sudah tidak berdaya, ia pun langsung membawanya ke RSMH.
Jenazah ayah dua anak ini pun akhirnya dijemput keluarga dengan diantar ambulans.k
Tidak ada komentar:
Posting Komentar