Sesekali Rosdiana (15) hanya dapat tertunduk di halaman parkir Mapolres Metro Jakarta Utara, Rabu (10/9/2014). Raut setengah bingung terpancar dari wajah perempuan bertubuh kurus dengan potongan rambut pendek. Maklum, ini adalah kali pertama baginya menginap di kantor polisi.
Rosdiana masih ingat, Rabu siang itu, seorang pria menghampiri dan mengajaknya masuk ke dalam sebuah mobil. Ia tak menyangka, pria tersebut adalah seorang petugas polisi yang tengah melakukan operasi razia.
"Sudah kamu ikut saja. Uangnya sini masukin ke kantong," cerita Rosidana, Rabu petang.
Jasanya sebagai pak ogah di sekitar Jalan Sulawesi, Tanjung Priok, Jakarta Utara, mesti membuatnya berurusan dengan aparat hukum. Sehari-hari Rosdiana memang mangkal di sekitar jalan itu dan menjajakan minuman. Ia menunggu receh pemberian dari sopir truk kontainer yang melintas.
"Kita enggak pernah maksa. Kadang dikasih kadang enggak," ujar Rosdiana.
Selama satu setengah tahun, Rosdiana menggeluti profesi tersebut di bawah terik Matahari dan. Kulit yang menghitam seolah menunjukkan hidup yang ia jalani. Uang Rp 500 sampai Rp 1.000, biasa dikantonginya dari jasa pak ogah. Rupiah juga datang dari air mineral yang dijual seharga Rp 5.000.
"Sehari bisa Rp 70 ribu. Itu saya kasih keluarga. Saya paling cuma kantongin Rp 10 ribu, buat jajan," ujarnya.
Putus Sekolah
Jejak kehidupan satu dari tujuh bersaudara ini boleh dikatakan tak seberuntung remaja seusianya. Kehidupan keluarganya kadang tak harmonis. Saat ini, ibunya tengah mengandung anak ke delapan. Ia sadar, beban ekonomi keluarga juga mesti dipikulnya.
"Saya enggak disuruh orangtua, cuma pengen ngebantu saja. Habis di situ enggak ada tanggung jawab. Bapak sakit, lagi di Bogor sekarang," katanya.
Satu minggu terkahir ia mengaku telah meninggalkan pendidikannya. Ia berstatus sebagai pelajar kelas II sebuah SMK di Jakarta Utara.
"Enggak ada biaya, gratis sih. Tapi kan ada beli buku sama seragam," ujarnya.
Akan Dibina Rosdiana adalah satu dari sekitar 20 pak ogah yang dijaring Aparat Polres Metro Jakarta Utara dan jajaran polsek dalam operasi Cipta Kondisi. Operasi digelar pada hari pertama dan kedua pada awal pekan ini.
"Dalam rangka penegakan hukum, kami melaksanakan kegiatan operasi cipta kondisi, untuk premanisme dan operasi jalanan," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Utara, Ajun Komisaris Besar Azhar Nugroho.
Ia mengatakan, pak ogah yang masih di bawah umur tidak akan ditahan. Mereka akan diserahkan kepada Suku Dinas Sosial Jakarta Utara untuk dibina.
"Mereka memang rata-rata di bawah umur, dan tidak sekolah. Akan kita salurkan ke dinas sosial terkait, untuk dibina," ujar Azhar.k
Tidak ada komentar:
Posting Komentar