Sebanyak 222 unit bangunan rusak akibat gempa di Tanah Datar dan Padang Panjang. Hingga kemarin, warga Padang Panjang masih trauma. Sementara Pemkab Tanah Datar menetapkan masa tanggap darurat selama sepekan
Pasca gempa berkekuatan 5 Skala Richer (SR) Kamis (11/9) dini hari, Pemerintah Kabupaten Tanah Datar sudah menetapkan masa tanggap darurat selama tujuh hari sejak 11-18 September mendatang bagi daerah yang mengalami kerusakan akibat gempa.
Massa tanggap darurat ditetapkan sebagai antisipasi munculnya gempa susulan sekaligus mendata dampak kerusakan akibat gempa terjadi. Dampak kerusakan terparah akibat gempa yang terjadi meliputi tiga kecamatan yaitu Batipuh, Sepuluh Koto dan Pariangan.
Wakil Bupati Tanah Datar Irdinansyah Tarmizi sewaktu mendampingi kunjungan Wagub Sumbar Muslim Kasim, Jumat (12/9) di Tanah Datar mengatakan, kerusakan akibat gempa yang terjadi menyebabkan 205 unit bangunan milik warga mengalami kerusakan, baik ringan maupun berat.
Dari total kerusakan, yang paling banyak mengalami kerusakan dengan kategori rusak berat lebih dari 180 unit dan selebihnya rusak ringan. Disamping itu, terdapat sarana pendidikan, perkantoran, puskesmas, dan irigasi. Sementara sarana ibadah yang mengalami keruskan terdapat 5 unit dengan rusak ringan,” kata Irdinansyah Tarmizi.
Sedangkan di Padang Panjang bangunan milik pemnerintyah dan watga yang rusak berjumlah 17 unit dan tiga orang cedera.
Masih Trauma
Memasuki hari ke-2 pasca peristiwa gempa bumi, Kamis (11/9) lalu, situasi di halaman RSUD Kota Padang Panjang tempat didirikannya sejumlah tenda pengungsian yang digunakan untuk evakuasi pasien, mulai berangsur-angsur normal. Pihak RSUD telah mengembalikan pasien ke seluruh ruang perawatan. Akibat gempa ini, warga Padang Panjang masih banyak yang merasa trauma.
Direktur RSUD Kota Padang Panjang, Ardoni dihubungi Haluan kemarin mengatakan, instruksi untuk mengembalikan pasien ke dalam ruangan rumah sakit, sebenarnya sudah disampaikan pada Kamis sore. Namun, sebagian pasien yang mengaku masih trauma, lebih memilih untuk tetap bertahan di tenda-tenda darurat tersebut.
“Selain adanya rekomendasi dari Walikota Padang Panjang dan BMKG yang menyebutkan jika kondisi sudah dalam keadaan aman, Dinas PU juga telah melakukan pengecekan fisik dan teknis bangunan rumah sakit,” kata Ardoni.
Pasca diguncang gempa bumi berkekuatan 5,0 SR, Kamis (11/9) sekitar pukul 00.46 WIB lalu pungkas Ardoni, sejauh ini bangunan RSUD Kota Padang Panjang masih dinyatakan aman dan layak untuk digunakan. Meski mengalami keretakan di beberapa bagian, namun tingkat kerusakan masih dikategorikan ringan.
“Sejak Kamis malam hingga Jumat kemarin, perawatan pasien dilakukan di sepanjang lorong ruangan bagian luar. Hal ini untuk mengantisipasi datangnya gempa susulan. Namun sorenya, pasien sudah dianjurkan untuk kembali masuk ruangan rawat masing-masing,” kata Ardoni.
Topan, salah seorang warga Padang Panjang mengaku, hingga kini dirinya masih diliputi perasaan trauma akibat gempa Kamis dinihari tersebut. Bahkan hingga kemarin malam, sebagian besar warga Padang Panjang, disebutkan masih tampak bersiaga di luar rumah. “Benar-benar menyisakan trauma. Semoga tidak ada lagi gempa susulan,” ujar Topan.
Kepala Seksi Operasional BPBD dan Pemadam Kebakaran Kota Padang Panjang, Jhon Eriko menjawab Haluan kemarin menyebutkan, beberapa saat setelah terjadinya gempa bumi sekitar pukul 00.46 WIB, petugas BPBD langsung mendirikan sebanyak tujuh tenda di halaman RSUD dan dua unit di RS Yarsi. “Hingga tadi malam, tenda itu masih belum dibongkar, untuk antisipasi,” kata Jhon Eriko.
Sekdako Padang Panjang Muzwar mengatakan, hingga kemarin, aktivitas masyarakat dan seluruh pegawai di lingkungan Pemko Padang Panjang, sudah kembali berjalan normal. Pasca gempa bumi tersebut, Pemko Padang Panjang juga tidak memberlakukan tanggap darurat bencana. “Masyarakat masih tetap bisa beraktifitas normal. Untuk itu, kita tidak berlakukan tanggap darurat,” kata Muzwar.
“Dari laporan sementara, ada 17 bangunan yang mengalami kerusakan. Baik rumah penduduk, perkantoran dan beberapa fasilitas umum. Hingga kini, kita belum bisa menaksir jumlah kerugian yang ditumbulkan akibat gempa tersebut. Karena pendataan yang dilakukan tim gabungan sejumlah SKPD, juga masih berjalan,” kata Muzwar dihubungiHaluan tadi malam.
Walikota Padang Panjang, Hendri Arnis yang dihubungi Haluan kemarin, mengimbau agar warga selalu meningkatkan kewaspadaan saat beraktivitas. Baik ketika berada di dalam rumah, maupun saat berada dan beraktifitas di luar ruangan. Karena lanjut Hendri, bencana gempa bumi sama sekali tidak dapat diprediksi kapan datangnya.
“Dengan tetap meningkatkan kewaspadaan, saya menghimbau masyarakat untuk tidak panik jika sewaktu-waktu terjadi gempa susulan. Semoga ujian ini segera berakhir dan masyarakat bisa kembali beraktivitas dengan tenang,” ujar Hendri Arnis.
Jangan Terpancing Isu
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat Yazid Fadhli mengingatkan masyarakat untuk tidak terpancing dengan isu gempa besar dari sumber yang tidak jelas. Ditekankannya, gempa bumi merupakan salah satu bencana alam yang tidak bisa diprediksi siapapun.
“Namun masyarakat perlu mengetahui bahwa mereka berada di kawasan rawan gempa sehingga harus meningkatkan kewaspadaan,” terang Yazid, Jumat (12/9).
Hingga kini, tim masih fokus pada penyelamatan korban gempa. Terkait kerugian yang ditimbulkan akibat gempa, masih diinvetarisasi.
Wakil Gubernur Sumatera Barat Muslim Kasim meminta, warga Tanah Datar dan Padang Panjang tetap waspada pasca gempa yang terjadi Kamis lalu. Bersama rombongan meninjau dampak kerusakan gempa yang terjadi Kamis lalu di Kabupaten Tanah Datar.H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar