Gabungan enam foto yang menunjukkan fase gerhana bulan yang terpantau di Buenos Aires, 15 April 2014. Gerhana bulan kali ini terbilang langka karena bulan berubah warna dari oranye ke merah darah.
Sejumlah fenomena langit menarik bakal bisa disaksikan sepanjang bulan Oktober 2014 ini. Beberapa di antaranya adalah fenomena yang sangat jarang terjadi dalam sejarah.
Menurut informasi dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat, situs Sky and Telescope dan wawancara dengan astronom amatir Ma'rufin Sudibyo, berikut fenomena-fenomena langit yang pantas ditunggu pada bulan ini.
Gerhana Bulan Total
Fenomena gerhana Bulan total akan terjadi pada tanggal 8 Oktober 2014. Seluruh wilayah Indoensia bisa menyaksikannya.
Gerhana Bulan total akan berlangsung sejak pukul 15.14 - 20.25 WIB. Namun, periode totalitas hanya berlangsung selama satu jam, mulai 17.24 - 18.24 WIB.
Wilayah terbaik untuk menyaksikan seluruh tahapan gerhana Bulan total adalah Indoensia Timur. Wilayah Indonesia Barat hanya bisa menyaksikan saat totalitas gerhana.
Uranus Tampak dengan Mata Telanjang
Uranus bakal mencapai jarak terdekat dengan Bumi dan sepenuhnya disinari Matahari. Planet itu akan tampak dengan mata telanjang pada 7-8 Oktober 2014.
Uranus yang tampak dengan mata telanjang ini akan jadi pemandangan yang mengagumkan ketika gerhana Bulan total berlangsung pada 8 Oktober 2014.
Astronom amatir Ma'rudin Sudibyo mengatakan, Uranus yang tampak dengan mata telanjang adalah fenomena yang sangat langka.
Hujan Meteor Orionids dan Draconids
Hujan meteor Orionids akan memuncak pada 8-9 Oktober 2014. Sementara, hujan meteor Draconids bakal optimal pada 21-22 Oktober 2014.
Hujan meteor Orionids takkan optimal sebab cahaya Bulan mengganggu pengamatan. Sebaliknya, hujan meteor Draconids menjanjikan.
Hujan meteor Draconids paling baik disaksikan saat dini hari menjelang Subuh. Puluhan meteor akan tampak tiap jamnya.
Hujan meteor Draconids disebabkan oleh terbakarnya debu komet Halley di atmosfer Bumi. Sementara hujan meteor Orionids disebabkan oleh debu komet 21P Giacobini-Zinner.
Badai Meteor di Mars
Komet Siding Spring akan mencapai titik terdekat dengan Mars pada 20 oktober 2014 nanti. Jaraknya hanya 135.000 km dari inti planet itu.
Komet akan menyemburkan debu yang kemudian bakal terbakar di atmosfer Mars yang tipis. Sebuah badai meteor dahsyat akan terjadi.
Badai meteor itu sebenarnya tak bisa dilihat langsung dari Bumi. Namun, wahana antariksa di Mars mungkin bisa memotret fenomenanya sehingga manusia bisa melihat kedahsyatannya.
Bulan Mini
Jika sebelumnya ada supermoon, kini ada mini moon. Bulan akan mencapat jarak terjauh dengan Bumi pada 20 Oktober 2014.
Jarak bulan pada saat itu hanya 404.898. Bulan bakal tampak beberapa persen lebih kecil. Namun, tetap sulit untuk membedakan ukurannya. k
Sejumlah fenomena langit menarik bakal bisa disaksikan sepanjang bulan Oktober 2014 ini. Beberapa di antaranya adalah fenomena yang sangat jarang terjadi dalam sejarah.
Menurut informasi dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat, situs Sky and Telescope dan wawancara dengan astronom amatir Ma'rufin Sudibyo, berikut fenomena-fenomena langit yang pantas ditunggu pada bulan ini.
Gerhana Bulan Total
Fenomena gerhana Bulan total akan terjadi pada tanggal 8 Oktober 2014. Seluruh wilayah Indoensia bisa menyaksikannya.
Gerhana Bulan total akan berlangsung sejak pukul 15.14 - 20.25 WIB. Namun, periode totalitas hanya berlangsung selama satu jam, mulai 17.24 - 18.24 WIB.
Wilayah terbaik untuk menyaksikan seluruh tahapan gerhana Bulan total adalah Indoensia Timur. Wilayah Indonesia Barat hanya bisa menyaksikan saat totalitas gerhana.
Uranus Tampak dengan Mata Telanjang
Uranus bakal mencapai jarak terdekat dengan Bumi dan sepenuhnya disinari Matahari. Planet itu akan tampak dengan mata telanjang pada 7-8 Oktober 2014.
Uranus yang tampak dengan mata telanjang ini akan jadi pemandangan yang mengagumkan ketika gerhana Bulan total berlangsung pada 8 Oktober 2014.
Astronom amatir Ma'rudin Sudibyo mengatakan, Uranus yang tampak dengan mata telanjang adalah fenomena yang sangat langka.
Hujan Meteor Orionids dan Draconids
Hujan meteor Orionids akan memuncak pada 8-9 Oktober 2014. Sementara, hujan meteor Draconids bakal optimal pada 21-22 Oktober 2014.
Hujan meteor Orionids takkan optimal sebab cahaya Bulan mengganggu pengamatan. Sebaliknya, hujan meteor Draconids menjanjikan.
Hujan meteor Draconids paling baik disaksikan saat dini hari menjelang Subuh. Puluhan meteor akan tampak tiap jamnya.
Hujan meteor Draconids disebabkan oleh terbakarnya debu komet Halley di atmosfer Bumi. Sementara hujan meteor Orionids disebabkan oleh debu komet 21P Giacobini-Zinner.
Badai Meteor di Mars
Komet Siding Spring akan mencapai titik terdekat dengan Mars pada 20 oktober 2014 nanti. Jaraknya hanya 135.000 km dari inti planet itu.
Komet akan menyemburkan debu yang kemudian bakal terbakar di atmosfer Mars yang tipis. Sebuah badai meteor dahsyat akan terjadi.
Badai meteor itu sebenarnya tak bisa dilihat langsung dari Bumi. Namun, wahana antariksa di Mars mungkin bisa memotret fenomenanya sehingga manusia bisa melihat kedahsyatannya.
Bulan Mini
Jika sebelumnya ada supermoon, kini ada mini moon. Bulan akan mencapat jarak terjauh dengan Bumi pada 20 Oktober 2014.
Jarak bulan pada saat itu hanya 404.898. Bulan bakal tampak beberapa persen lebih kecil. Namun, tetap sulit untuk membedakan ukurannya. k
Tidak ada komentar:
Posting Komentar