Kisah tragis ini bermula ketika An (15) tak lagi sekolah di Depok, Jawa Barat. Ibunya lantas membujuk dia agar mau pulang ke Sumatera. Sang ibu mengaku akan buka usaha restoran. Diimingi "upah" besar, An pun terbuai.
"Umur 15 tahun aku kan berhenti sekolah. 'Sama mami saja. Mami mau buka usaha'. Begitu kata mami," ucap An, Rabu (28/1/2015).
Mami merupakan panggilannya untuk ibunya. Setelah itu, An pun dijemput ibunya dari Depok dan dibawa ke Sumatera.
Ketika itu Januari 2012. Dia menginjakkan kaki di Kabupaten Simalungun. Satu siang, di Januari 2012, dia kemudian dibawa ke sebuah 'perkampungan'. Tak ada rasa curiga di awal. Apalagi dia bersama sang ibunda, An merasa tak akan dijerumuskan.
Namun, saat malam sudah datang, An sempat kaget dan terkejut. Karena kelap-kelip lampu bertebar dan banyak orang dengan dandanan beragam. Suasana 'perkampungan' mendadak ramai kian larut malam.
"Sempat kaget. Di depan kayak rumah-rumah biasa. Rupanya saat malam, tahunya kafe," ujar gadis yang sekarang berusia 17 tahun ini.
Dia juga melihat banyak perempuan dengan dandanan menor. Pakaian-pakaian mereka dianggap An, "vulgar banget". An pun disuruh ibunya jadi kasir kafe. Dia mau.
Meski sempat bertanya-tanya dalam hati, sebab ibunya awalnya berjanji memperkerjakannya di restoran. "Disuruh jadi kasir. Itu bulan Januari. Lama-lama pas bulan Maretnya, Mami ngomong, 'Neng, kita kurang anggota. Kamu cari tamu ya'," kata An menirukan ucapan ibunya.
"Gimana cari tamunya?," An mencoba menolak. Tapi ibunya tetap mendesak, "Kamu berdiri saja di depan," kata An meniru ucapan ibunya.
"Ya sudah aku berdiri di depan. Terus lama-lama kawani tamu. Disuruh ngelayani juga. Itulah pertama kalinya," tutur dia.
Kini An mengaku merasa malu dan sedih. Sedih karena harus melaporkan ibunya ke polisi. Malu karena punya ibu kandung yang tega menjualnya ke para pria hidung belang.
"Pengen lapor saja rame-rame. Biar sadar saja mami. Mami itu ibu kandung saya," katanya.
Baca juga: Dua Tahun Gadis Ini Dipaksa Menjadi PSK oleh Sang Ibu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar