Diduga karena keracunan belerang, ratusan kilogram ikan di Danau Singkarak mengapung. Akibat fenomena alam yang sudah berlangsung sejak tiga hari belakangan ini, tak hanya membuat ikan- ikan endemik seperti bilis yang ada di danau itu keluar, namu puluhan fauna seperti udang, ular dan rinuak yang ada di danau itu naik ke permukaan.
Dari pantauan , fenomena alam yang pernah terjadi pada tahun 1999 yang lalu ini, praktis membuat warga yang tinggal di sekitar pinggiran Danau Singkarak turun ke pinggir danau untuk menangkap ikan, udang dan fauna lain yang mengapung ke permukaan danau.
Meski hanya dengan mempergunakan berbagai alat penangkap ikan seperti jaring, tangguk dan jala ikan, masyarakat sekitar danau terlihat antusias menangkap ikan yang mengapung namun sebagian masih dalam kondisi hidup.
Menurut Yanti (39) salah seorang warga Singkarak kepada Haluan Rabu (21/1), menyebutkan sudah 2 hari masyarakat setempat menangkap undang dan ikan sampai pukul 3 pagi. “Rata-rata masing-masing masyarakat mendapat 1 ember,” ujar Yanti yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan penangkap ikan di Danau Singkarak.
Pihaknya memperkirakan dalam dua hari ini , sudah sekitar 1 drum minyak tanah atau lebih kurang ratusan kilo ikan dan udang yang berhasil ditangkap masyarakat setempat. Kendati pihaknya belum mengetahui pasti penyebab kejadian ini namun Yanti besama warga lainnya hanya memikirkan bagai mana bisa menangkap ikan dan udang sebanyak -banyaknya sebagai rezeki tambahan keluarganya. “Diduga balerang dari gunung api meletus ke dalam. Karena sebelumnya tidak ada gempa. Kejadian ini terakhir tahun 1999,” ungkapnya.
Senada dengan Yanti, Zul Muncak tokoh masyarakat setempat, menyebutkan kejadian ikan mengapung tanpa sebab dan kondisinya masih hidup namun terlihat teler itu, terjadi beberapa hari belakangan ini. Namun kondisi ikan yang terlihat teler itu ketika didekati masih dalam kondisi liar sehingga untuk menangkap ikan yang teler tersebut banyak dilakukan oleh masyarakat menjelang malam hari. “Mungkin kejadian ini karena kondisi air danau tiga hari belakangan ini kurang bagus, sehingga banyak ikan yang keluar,” katanya menduga penyebab kejadian ini.
Ikan yang mati massal tersebut banyak terdapat di Nagari Guguak Malalo Kecamatan Batipuah Selatan, Tanah Datar.
Walinagari Guguak Malalo, Mulyadi, beberapa waktu lalu juga pernah mengkhawatirkan hal ini. Ia mengatakan berkurangnya populasi ikan bilis di Danau Singkarak menimbulkan keresahan nelayan disekitar daerah tersebut. Hal itu terjadi akibat berbagai hal yang mengganggu habitat unggulan Singkarak tersebut. Pencemaran lingkungan menjadi salah satu faktor penyebab utama berkurangnya populasi ikan bilis saat ini, kemudian keramba jala apung yang juga banyak terdapat di Singkarak pun menjadi penyebabnya.
“Terdapat enam sungai besar yang bermuara ke danau Singkarak, sungai-sungai itu mengirimkan sampah-sampah masyarakat sekitar sehingga danau ini menjadi tercemar, pemberian pakan ikan di KJA juga mencemarkan danau, karena pakan ikan yang jumlahnya berton-ton itu sebagiannya mengendap di dasar danau, dan juga menyebabkan permukaan air mengeruh saat ini,” sebut Mulyadi.
Terkait kondisi itu, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Solok Ir. Fakhri mengaku telah menugaskan Kabid Perikanan untuk melakukan investigasi lapangan ke Danau Singkarak. Pihaknya membenarkan jika ada kejadian yang menyebabkan ratusan fauna yang ada di danau itu mengapung dan teler.” Penyebab pastinya juga belum diketahui, namun kita bersama dinas kelautan dan perikanan provinsi telah meninjau ke lokasi, nanti akan kita evaluasi lebih lanjut,” ujarnya.
Menyikapi hal itu, pihaknya telah meminta kepada masyarakat setempat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan buruk, karena di sekitar area pinggir Danau Singkarak juga banyak terdapat keramba apung milik warga.” Kalau memang sudah patut dipanen, kita minta segera dipanen agar masyarakat tidak rugi,” katanya menjawab Haluan via selulernya.
Sementara itu ketua DPRD Kab. Solok Hardinalis SE,MM mengatakan, meski akibat kejadian ini mendatangkan rezeki bagi warga setempat, namun pihaknya berharap agar warga tetap waspada terhadap kemungkinan adanya virus penyakit yang membahayakan bagi masyarakat.” kehati-hatian itu penting, karena kita belum tahu apakah ikan ini juga aman dikonsumsi,” katanya .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar