detikSport/Mercy Raya
Dimulai dari adu balap bersama rekan-rekan sepermainan, Dimas Ekky Pratama kini meniti karier sebagai pebalap profesional. Sudah berprestasi di level Asia, remaja asal Depok itu terus menggapai mimpi menuju MotoGP.
Dimas Ekky sudah punya cita-cita menjadi pebalap sejak dia masih duduk di bangku sekolah dasar. Bukan sekadar jadi pebalap, dia mau terjun di kelas paling bergengsi yakni ajang MotoGP.
Hobi balap motor itu pada awalnya disalurkan Dimas bersama teman-teman sepermainannya di Depok, Jawa Barat. Namun dia kemudian sadar kalau itu tidak akan cukup mengantarnya menggapai mimpi. Maka dengan didukung kedua orang tuanya, Dimas mulai terjung di ajang balapan resmi.
Tahun 2005, pria kelahiran 26 Oktober 1992 ini memulai menapaki kariernya. Kejuaraan pertama yang diikuti adalah hanya setingkat kota Depok. Meski ketika itu cuma bisa finis ketujuh, Dimas sudah sangat puas.
"Waktu pertama kali ikut kejuaraan itu di Jawa Barat. Saat itu saya pakai tim sendiri, dan hanya puas di posisi ketujuh. Saat itu saya masih pakai motor bebek 2 tak. Engga sampai setahun motor ganti pakai yang 4 tak 110 cc," kisahnya.
Seiring berjalannya waktu Dimas terus berpartisipasi dalam berbagai kejuaraan. Sampai kemudian dia memutuskan terjun di ajang Nasional Championship pada tahun 2010. Anak dari pasangan Eko Wahyudhi dan Siti Fatimah ini dapat hasil lumayan pada kesempatan tersebut dengan finis di posisi empat pada kelas 600 CC.
Sementara di tahun berikutnya, penyuka olahraga motorsport ini mengalami penurunan dan harus puas di posisi 6 pada ajang yang sama.
Dimas Ekky sudah punya cita-cita menjadi pebalap sejak dia masih duduk di bangku sekolah dasar. Bukan sekadar jadi pebalap, dia mau terjun di kelas paling bergengsi yakni ajang MotoGP.
Hobi balap motor itu pada awalnya disalurkan Dimas bersama teman-teman sepermainannya di Depok, Jawa Barat. Namun dia kemudian sadar kalau itu tidak akan cukup mengantarnya menggapai mimpi. Maka dengan didukung kedua orang tuanya, Dimas mulai terjung di ajang balapan resmi.
Tahun 2005, pria kelahiran 26 Oktober 1992 ini memulai menapaki kariernya. Kejuaraan pertama yang diikuti adalah hanya setingkat kota Depok. Meski ketika itu cuma bisa finis ketujuh, Dimas sudah sangat puas.
"Waktu pertama kali ikut kejuaraan itu di Jawa Barat. Saat itu saya pakai tim sendiri, dan hanya puas di posisi ketujuh. Saat itu saya masih pakai motor bebek 2 tak. Engga sampai setahun motor ganti pakai yang 4 tak 110 cc," kisahnya.
Seiring berjalannya waktu Dimas terus berpartisipasi dalam berbagai kejuaraan. Sampai kemudian dia memutuskan terjun di ajang Nasional Championship pada tahun 2010. Anak dari pasangan Eko Wahyudhi dan Siti Fatimah ini dapat hasil lumayan pada kesempatan tersebut dengan finis di posisi empat pada kelas 600 CC.
Sementara di tahun berikutnya, penyuka olahraga motorsport ini mengalami penurunan dan harus puas di posisi 6 pada ajang yang sama.
Pada tahun 2012 Dimas meraih rookie of the year Asia Road Racing Championship serta meraih peringkat dua pada ajang 600 National Champions. Prestasi tinggi lain yang dia raih adalah juara 1 Qatar Championship.
Performa oke Dimas serta prestasi yang dia raih di berbagai kejuaraan membuat Honda terpikat. Di 2013, Dimas bergabung dengan tim Astra Honda Motor.
Bergabung dengan tim besar Dimas ternyata tak langsung ikut kejuaraan level tinggi. Dia digembleng dulu menyesuaikan program berjenjang dari tim Honda. Tahapan demi tahapan ia lewati untuk meningkatkan level balapannya di kancah internasional.
"Sebenarnya mimpi saya adalah MotoGP. Dan saya berterima kasih kepada Honda karena dari 2013 saya belum dimainkan bahkan untuk menjajaki Asia Road Race Championship. Justru yang saya diikuti saat itu Suzuka 4 hours dan jadi juara. Kebetulan Honda sempat berjanji juga kalau juara maka saya bisa naik level. Tahun 2014 level saya naik dan ikut full seri Asia Road Race Championship (ARRC), alhamdulillah hasilnya bagus. Tahun ini pun Honda bilang kamu tambah level. Maka naiklah ke Moto2."
"Sebenarnya enggak hanya saya saja. Pebalap lain juga diperlakukan sama. Jadi Honda ini sebenarnya membuka jalannya dari bawah sampai ke atas. Jadi bukan cuma mimpi lagi sekarang. Karena dulu sempat mikir untuk menuju ke Spanish Championship itu kan enggak mungkin pribadi. Tapi dengan Honda bisa terwujud sekarang," tambahnya semringah.
Ya, Dimas saat ini sudah semakin mendekati mimpinya untuk segera berlabuh ke MotoGP. Dalam waktu dekat Dimas akan mengikuti Spanish Championship (CEV) di Spanyol.
Tak hanya ke Spanyol, Dimas juga dijadwalkan akan ikut Asia Road Race Championship (ARRC) kelas supersport 600cc bersama rekannya M. Fadli Imammudin. Ajang lain yang akan dijadikannya sarana menimba ilmu dan menambah jam terbang internasional adalah Suzuka 8 Hours Endurance di Jepang.
Performa oke Dimas serta prestasi yang dia raih di berbagai kejuaraan membuat Honda terpikat. Di 2013, Dimas bergabung dengan tim Astra Honda Motor.
Bergabung dengan tim besar Dimas ternyata tak langsung ikut kejuaraan level tinggi. Dia digembleng dulu menyesuaikan program berjenjang dari tim Honda. Tahapan demi tahapan ia lewati untuk meningkatkan level balapannya di kancah internasional.
"Sebenarnya mimpi saya adalah MotoGP. Dan saya berterima kasih kepada Honda karena dari 2013 saya belum dimainkan bahkan untuk menjajaki Asia Road Race Championship. Justru yang saya diikuti saat itu Suzuka 4 hours dan jadi juara. Kebetulan Honda sempat berjanji juga kalau juara maka saya bisa naik level. Tahun 2014 level saya naik dan ikut full seri Asia Road Race Championship (ARRC), alhamdulillah hasilnya bagus. Tahun ini pun Honda bilang kamu tambah level. Maka naiklah ke Moto2."
"Sebenarnya enggak hanya saya saja. Pebalap lain juga diperlakukan sama. Jadi Honda ini sebenarnya membuka jalannya dari bawah sampai ke atas. Jadi bukan cuma mimpi lagi sekarang. Karena dulu sempat mikir untuk menuju ke Spanish Championship itu kan enggak mungkin pribadi. Tapi dengan Honda bisa terwujud sekarang," tambahnya semringah.
Ya, Dimas saat ini sudah semakin mendekati mimpinya untuk segera berlabuh ke MotoGP. Dalam waktu dekat Dimas akan mengikuti Spanish Championship (CEV) di Spanyol.
Tak hanya ke Spanyol, Dimas juga dijadwalkan akan ikut Asia Road Race Championship (ARRC) kelas supersport 600cc bersama rekannya M. Fadli Imammudin. Ajang lain yang akan dijadikannya sarana menimba ilmu dan menambah jam terbang internasional adalah Suzuka 8 Hours Endurance di Jepang.
Jalan Dimas semakin mulus karena kedua orang tuanya ikut mendukung karier yang ia sebut sebagai 'hobi yang dibayar' ini. "Kalau dulu malah ayah suka nganterin pas aku balapan. Sekarang saja sudah dewasa agak jarang. Tapi mereka selalu mendukung penuh apa yang menjadi cita-cita saya," katanya.
Soal risiko yang dihadapi, Dimas sadar kalau olahraga yang ditekuni punya tingkat bahaya tinggi. Selain itu perjalanan menuju kelas MotoGP juga akan jauh dari mudah.
"Semua pasti ada risikonya. Tapi saya senang dengan pekerjaan saya sebagai pebalap karena di samping bayarannya, masa depan jadi pebalap juga menjanjikan," katanya.
Ia pun berharap tahun ini menjadi tahun yang baik untuk karirnya. Mahasiswa STIE Yappan, jurusan Administrasi Niaga ini menargetkan juara di Asia road Race Championship (ARRC) kelas supersport 600cc, masuk lima besar suzuka 8 Hour Endurance di Jepang, dan juara di beberapa race Spanish Championship di Spanyol.d
Soal risiko yang dihadapi, Dimas sadar kalau olahraga yang ditekuni punya tingkat bahaya tinggi. Selain itu perjalanan menuju kelas MotoGP juga akan jauh dari mudah.
"Semua pasti ada risikonya. Tapi saya senang dengan pekerjaan saya sebagai pebalap karena di samping bayarannya, masa depan jadi pebalap juga menjanjikan," katanya.
Ia pun berharap tahun ini menjadi tahun yang baik untuk karirnya. Mahasiswa STIE Yappan, jurusan Administrasi Niaga ini menargetkan juara di Asia road Race Championship (ARRC) kelas supersport 600cc, masuk lima besar suzuka 8 Hour Endurance di Jepang, dan juara di beberapa race Spanish Championship di Spanyol.d
Tidak ada komentar:
Posting Komentar