Film adaptasi novel populer "50 Shades of Grey" saat ini tengah jadi perbincangan hangat di Amerika Serikat. Meskipun dinanti banyak penggemar di seluruh dunia, belum tentu film tersebut dapat tayang di beberapa negara, termasuk Indonesia.
Melansir laman Reuters, Tiongkok adalah salah satu negara yang sudah dipastikan tidak akan menayangkan "50 Shades of Grey". Alasannya, karena terlalu banyak adegan vulgar dalam film tersebut. Padahal, pihak produser film telah meminimalisasi adegan seksual untuk kepentingan publik.
Film adaptasi novel karangan E.L James itu dirilis di pasar internasional, bertepatan dengan Hari Kasih Sayang, Sabtu, 14 Februari 2015. Variety mengutip, saat pembukaan, "50 Shades of Grey" telah memecahkan rekor dengan mengumpulkan US$76 juta atau setara Rp912 miliar. Angka tersebut mengalahkan rekor film Valentine's Day di tahun 2010 yang mengumpulkan US$63,1 juta.
Mengenai kisahnya, "50 Shades of Grey" bercerita tentang perjalanan cinta seorang pengusaha muda kaya dan mahasiswa cantik, namun melibatkan perilaku seks menyimpang.
Kendati sukses di Amerika Serikat juga Eropa, distributor film, Comcast Corp dari Universal Studios, mengatakan mereka memang tidak mengejar pasar Tiongkok, yang merupakan pasar film kedua terbesar di dunia. Alasannya karena film tersebut dipastikan tidak lulus sensor pemerintah Tiongkok.
Selain itu, Universal Studios juga masih ragu tentang penyebaran film di tiga negara lain, yakni Malaysia, Indonesia dan Kenya. Beberapa negara lain yang dikabarkan tidak akan menayangkan film tersebut adalah India serta Timur Tengah.
Sementara, negara-negara yang akan menayangkan film tersebut adalah Inggris, Jerman, Hong Kong, Australia, Rusia, Singapura dan Jepang.v
Tidak ada komentar:
Posting Komentar