Mercy Raya/detikSport
Bekasi - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mulai blusukan lagi ke lokasi pemusatan latihan nasional. Semangat latihan para lifter nasional di gedung yang reyot membuat politisi Partai Kebangkitan Bangsa itu terharu.
Imam langsung disuguhi pemandangan memprihatinkan saat menyambangi salah satu markas latihan lifter nasional di kompleks GOR Patriot, Bekasi, Jawa Barat Senin (9/3/2015). Lantai penuh dengan koran basah dan atap yang hampir rontok. Tapi, Muhammad Hasbi, salah satu penyumbang medali di Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2014, dan rekan-rekannya seolah tak peduli.
Mereka tetap berlatih. Tak ada kekhawatiran atap rubuh atau terpeleset. Fokus mereka cuma satu menyiapkan diri menuju kualifikasi Olimpiade di Houston, Amerika Serikat, November tahun ini.
"Ini banyak koran di lantai biar airnya meresap dan enggak terlalu licin. Lantai basah karena atap bocor. Ya, beginilah kalau hujan atap pasti bocor. Sudah biasa sebelum latihan kami harus bersihan dulu air-airnya, ya harus pinter-pinter cari solusinya," kata Hasbi mencurahkan isi hatinya kepada Imam.
"Saya pribadi sih yang utama bisa dapat tempat latihan yang layak. Tapi buat adik-adik, lifter muda lihat kondisi latihan seperti ini tentu kasihan. Takutnya kalau licin, jatuh, kan bahaya juga," tambah pria kelahiran Bekasi, 12 Juli 1992 ini.
Padahal latihan harus digeber setiap hari. Mereka berlatih lima kali seminggu. Hanya Kamis dan Minggu libur. Praktis, sebagian besar waktu mereka dihabiskan di gedung yang baru direnovasi tahun 2010 tersebut.
Menyaksikan dengan mata kepala sendiri dan curahan hati salah satu lifter potensial membuat Imam terkejut tapi juga salut. Menpora yang didampingi Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Djoko Pekik, serta staf lainnya tiba sekitar pukul 16.30 WIB
Imam langsung disuguhi pemandangan memprihatinkan saat menyambangi salah satu markas latihan lifter nasional di kompleks GOR Patriot, Bekasi, Jawa Barat Senin (9/3/2015). Lantai penuh dengan koran basah dan atap yang hampir rontok. Tapi, Muhammad Hasbi, salah satu penyumbang medali di Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2014, dan rekan-rekannya seolah tak peduli.
Mereka tetap berlatih. Tak ada kekhawatiran atap rubuh atau terpeleset. Fokus mereka cuma satu menyiapkan diri menuju kualifikasi Olimpiade di Houston, Amerika Serikat, November tahun ini.
"Ini banyak koran di lantai biar airnya meresap dan enggak terlalu licin. Lantai basah karena atap bocor. Ya, beginilah kalau hujan atap pasti bocor. Sudah biasa sebelum latihan kami harus bersihan dulu air-airnya, ya harus pinter-pinter cari solusinya," kata Hasbi mencurahkan isi hatinya kepada Imam.
"Saya pribadi sih yang utama bisa dapat tempat latihan yang layak. Tapi buat adik-adik, lifter muda lihat kondisi latihan seperti ini tentu kasihan. Takutnya kalau licin, jatuh, kan bahaya juga," tambah pria kelahiran Bekasi, 12 Juli 1992 ini.
Padahal latihan harus digeber setiap hari. Mereka berlatih lima kali seminggu. Hanya Kamis dan Minggu libur. Praktis, sebagian besar waktu mereka dihabiskan di gedung yang baru direnovasi tahun 2010 tersebut.
Menyaksikan dengan mata kepala sendiri dan curahan hati salah satu lifter potensial membuat Imam terkejut tapi juga salut. Menpora yang didampingi Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Djoko Pekik, serta staf lainnya tiba sekitar pukul 16.30 WIB
Di sana, mereka disambut para pengurus inti PB PABBSI. Di antaranya, Sekretaris Jenderal Sonny Kasiran, manajer tim Alamsyah Wijaya, dan sejumlah pelatih angkat besi.
"Di satu sisi saya prihatin, tapi di sisi lain saya bangga dengan semangat adik-adik kami, pengurus, pelatih, dan ofisial, telah menunjukkan prestasi terbaiknya dengan segala keterbatasan," kata Imam kepada pewarta.
"Ini sesungguhnya yang dimiliki oleh kami seperti ini, tetapi semoga ke depan kami punya energi lebih baik lagi untuk membantu agar sarana dan prasaran itu bisa diperhatikan.
"Begini ini masih aset kota dan kabupaten ya. Untuk peningkatan sarana dan prasaran kami pasti menunggu pengajuan dari pemerintah kabupaten maupun pemkot. Terserah mereka, kalau memungkinkan untuk dibangun oleh APBD, kami bersyukur dan terimakasih. Tapi kalau masih bantuan APBN, ya, kami akan mendalami itu. Sejauh mana dan sebesar apa kemampuan kami untuk membantu," jelas Imam.
Pelatnas angkat besi di Gedung Arsip, Bekasi masih lebih baik. Menurut informasi, gedung itu memang baru direnovasi dua tahun lalu. Hanya kondisi di dalam gedung panas tak terkira. Di sana Eko Yuli Irawan, Sri Wahyuni, Deni, dan Sarah Anggraini berlatih.
Sebelumnya, Menpora juga sudah mengunjungi beberapa lokasi pelatnas cabor di kawasan Gelora Bung Karno, Senayan dan sekitarnya.
Bahkan, Imam, juga sempat mencetuskan untuk mengambil alih pengelolaan GBK agar pemanfaatannya lebih dimaksimalkan untuk peningkatan prestasi olahraga. Sementara pengelolaan komplek GBK saat ini masih dipegang oleh Kementerian Sekretaris Negara. d
"Di satu sisi saya prihatin, tapi di sisi lain saya bangga dengan semangat adik-adik kami, pengurus, pelatih, dan ofisial, telah menunjukkan prestasi terbaiknya dengan segala keterbatasan," kata Imam kepada pewarta.
"Ini sesungguhnya yang dimiliki oleh kami seperti ini, tetapi semoga ke depan kami punya energi lebih baik lagi untuk membantu agar sarana dan prasaran itu bisa diperhatikan.
"Begini ini masih aset kota dan kabupaten ya. Untuk peningkatan sarana dan prasaran kami pasti menunggu pengajuan dari pemerintah kabupaten maupun pemkot. Terserah mereka, kalau memungkinkan untuk dibangun oleh APBD, kami bersyukur dan terimakasih. Tapi kalau masih bantuan APBN, ya, kami akan mendalami itu. Sejauh mana dan sebesar apa kemampuan kami untuk membantu," jelas Imam.
Pelatnas angkat besi di Gedung Arsip, Bekasi masih lebih baik. Menurut informasi, gedung itu memang baru direnovasi dua tahun lalu. Hanya kondisi di dalam gedung panas tak terkira. Di sana Eko Yuli Irawan, Sri Wahyuni, Deni, dan Sarah Anggraini berlatih.
Sebelumnya, Menpora juga sudah mengunjungi beberapa lokasi pelatnas cabor di kawasan Gelora Bung Karno, Senayan dan sekitarnya.
Bahkan, Imam, juga sempat mencetuskan untuk mengambil alih pengelolaan GBK agar pemanfaatannya lebih dimaksimalkan untuk peningkatan prestasi olahraga. Sementara pengelolaan komplek GBK saat ini masih dipegang oleh Kementerian Sekretaris Negara. d
Tidak ada komentar:
Posting Komentar