Hanya 140 karakter! Ya, hanya sepenggal kalimat yang bisa Anda kicaukan di Twitter. Namun kalimat singkat itu nyatanya sangat sakti sampai bisa menghancurkan hidup si pemilik akun.
Kejadian ini salah satunya menerpa seorang wanita bernama Justine Sacco. Dulu, ia punya karir cemerlang sebagai konsultan PR di perusahaan InterActiv Corp di New York. Semuanya berakhir begitu cepat pada Desember 2013 saat ia akan masuk ke pesawat terbang menuju Afrika Selatan.
Sebelum terbang itulah, Justine menulis tweet yang kemudian menghancurkan hidupnya. "Mau pergi ke Afrika. Semoga aku tak kena AIDS. Hanya bercanda kok. Aku kan orang kulit putih," begitu kurang lebih kicauan yang ia tulis di Twitter.
Postingan itu dinilai rasis dan menghina orang Afrika. Saat Justine masih di pesawat, tweet itu menyebar ke mana-mana, menjadi trending topicTwitter dan banyak orang marah besar pada Justine. Banyak yang meminta ia dipecat dari jabatannya.
Justine yang mematikan ponselnya selama penerbangan, tidak tahu kehebohan yang terjadi akibat kicauannya. Pendaratannya di Cape Town pun ditunggu-tunggu publik Twitter untuk mengetahui bagaimana reaksinya setelah dikritik habis habisan.
Berita tentang tweet rasisnya ditayangkan media besar mancanegara, termasuk New York Times, CNN, ABC, BBC dan sebagainya. Justine jelas kaget dan langsung meminta maaf. Namun apa daya, nasi sudah menjadi bubur, Justine dipecat tanpa ampun oleh kantornya
Kejadian ini salah satunya menerpa seorang wanita bernama Justine Sacco. Dulu, ia punya karir cemerlang sebagai konsultan PR di perusahaan InterActiv Corp di New York. Semuanya berakhir begitu cepat pada Desember 2013 saat ia akan masuk ke pesawat terbang menuju Afrika Selatan.
Sebelum terbang itulah, Justine menulis tweet yang kemudian menghancurkan hidupnya. "Mau pergi ke Afrika. Semoga aku tak kena AIDS. Hanya bercanda kok. Aku kan orang kulit putih," begitu kurang lebih kicauan yang ia tulis di Twitter.
Postingan itu dinilai rasis dan menghina orang Afrika. Saat Justine masih di pesawat, tweet itu menyebar ke mana-mana, menjadi trending topicTwitter dan banyak orang marah besar pada Justine. Banyak yang meminta ia dipecat dari jabatannya.
Justine yang mematikan ponselnya selama penerbangan, tidak tahu kehebohan yang terjadi akibat kicauannya. Pendaratannya di Cape Town pun ditunggu-tunggu publik Twitter untuk mengetahui bagaimana reaksinya setelah dikritik habis habisan.
Berita tentang tweet rasisnya ditayangkan media besar mancanegara, termasuk New York Times, CNN, ABC, BBC dan sebagainya. Justine jelas kaget dan langsung meminta maaf. Namun apa daya, nasi sudah menjadi bubur, Justine dipecat tanpa ampun oleh kantornya
Ya, satu kicauan sudah langsung mengubah hidup Justine. CNN melansir, kebablasan bermain Twitter juga pernah dilakukan Jofi Joseph, mantan pegawai National Security Council (NCS).
Jofi diketahui sengaja membuat akun anonim palsu untuk mengkritik rekan kerja dan bosnya. Namun nahas, ia ketahuan dan dipecat. Padahal seharusnya, sebagai pegawai NCS, ia tahu bahwa kantornya punya kemampuan untuk melacak hal-hal seperti ini
Memang ada tombol hapus di Twitter, tapi begitu postingan Anda tampil, selamanya akan membekas. Lihat contoh yang satu ini.
Awal tahun lalu, salah satu juru bicara Anggota Partai Republik Raul Labrador, memposting "Me likey Broke Girls" atau terjemahannya kira-kira "saya suka cewek miskin" di akun resmi si anggota DPR tersebut. Postingan dimaksudkan untuk serial komedi di televisi "2 Broke Girls" yang bercerita soal dua gadis miskin berusaha menjadi kaya.
Postingan tersebut tak bertahan lama dan langsung dihapus, tapi bukan hanya postingannya, si juru bicara itu dihapus juga dari jajaran staf Labrador.
Namun apakah sanksi sosial di Twitter hanya terjadi bagi seorang publik figur? Tidak! Mereka yang punya sedikit follower bukan berarti juga bisa seenaknya berkicau di Twitter. Salah satu follower Anda bisa me-retweet dan folower-nya dia bisa melanjutkan begitu seterusnya sampai menciptakan efek bola salju.
Contohnya terjadi pada pemuda yang kerja di salah satu restoran berjalan di New York. Saat itu ada satu kelompok dari satu perusahaan yang memesan makanan di restoran tersebut.
Jofi diketahui sengaja membuat akun anonim palsu untuk mengkritik rekan kerja dan bosnya. Namun nahas, ia ketahuan dan dipecat. Padahal seharusnya, sebagai pegawai NCS, ia tahu bahwa kantornya punya kemampuan untuk melacak hal-hal seperti ini
Memang ada tombol hapus di Twitter, tapi begitu postingan Anda tampil, selamanya akan membekas. Lihat contoh yang satu ini.
Awal tahun lalu, salah satu juru bicara Anggota Partai Republik Raul Labrador, memposting "Me likey Broke Girls" atau terjemahannya kira-kira "saya suka cewek miskin" di akun resmi si anggota DPR tersebut. Postingan dimaksudkan untuk serial komedi di televisi "2 Broke Girls" yang bercerita soal dua gadis miskin berusaha menjadi kaya.
Postingan tersebut tak bertahan lama dan langsung dihapus, tapi bukan hanya postingannya, si juru bicara itu dihapus juga dari jajaran staf Labrador.
Namun apakah sanksi sosial di Twitter hanya terjadi bagi seorang publik figur? Tidak! Mereka yang punya sedikit follower bukan berarti juga bisa seenaknya berkicau di Twitter. Salah satu follower Anda bisa me-retweet dan folower-nya dia bisa melanjutkan begitu seterusnya sampai menciptakan efek bola salju.
Contohnya terjadi pada pemuda yang kerja di salah satu restoran berjalan di New York. Saat itu ada satu kelompok dari satu perusahaan yang memesan makanan di restoran tersebut.
Entah lupa atau bagaimana, rombongan tersebut lupa memberi uang tip. Si pegawai yang kecewa langsung menumpahkan kekesalan di akun Twitter miliknya sampai menyebut nama perusahaan rombongan tadi.
Memang, dia hanya punya 300 follower. Tapi dua hari kemudian ia dipecat karena dianggap melecehkan pelanggan.
Kesalahan fatal lainnya kadang datang lantaran tweeps ingin membuat suatu guyonan. Namun ingat, ada garis tipis antara melucu, menjelek-jelekan, dan menghina orang.
Hal ini dialami oleh komedian Gilbert Gottfried yang sempat melemparkan beberapa postingan dengan niat melucu bagi korban tsunami Jepang pada 2011 lalu. Setelah kejadian, Gottfried memang telah meminta maaf. Sayang telat, raksasa asuransi Aflac pun memecat Gottfried sebagai brand ambasadornya.
Dari rangkaian kejadian pilu main Twitter di atas kita sejatinya bisa mengambil hikmah. Jika sebelumnya kita mengenal pepatah 'mulutmu harimaumu', mungkin kini -- seiring dengan semakin maraknya media sosial Twitter -- ada peribahasa 'kicauanmu harimaumu'.
Intinya kurang lebih sama, Anda diminta hati-hati saat ngetweet. Seperti pisau bermata dua, Twitter sejatinya bisa dimanfaatkan untuk kepentingan positif, tetapi kalau sampai kebablasan bisa-bisa kicauan tersebut yang akan malah menghujam balik Anda. Jadi, selamat berkicau positif yang tweeps!d
Memang, dia hanya punya 300 follower. Tapi dua hari kemudian ia dipecat karena dianggap melecehkan pelanggan.
Kesalahan fatal lainnya kadang datang lantaran tweeps ingin membuat suatu guyonan. Namun ingat, ada garis tipis antara melucu, menjelek-jelekan, dan menghina orang.
Hal ini dialami oleh komedian Gilbert Gottfried yang sempat melemparkan beberapa postingan dengan niat melucu bagi korban tsunami Jepang pada 2011 lalu. Setelah kejadian, Gottfried memang telah meminta maaf. Sayang telat, raksasa asuransi Aflac pun memecat Gottfried sebagai brand ambasadornya.
Dari rangkaian kejadian pilu main Twitter di atas kita sejatinya bisa mengambil hikmah. Jika sebelumnya kita mengenal pepatah 'mulutmu harimaumu', mungkin kini -- seiring dengan semakin maraknya media sosial Twitter -- ada peribahasa 'kicauanmu harimaumu'.
Intinya kurang lebih sama, Anda diminta hati-hati saat ngetweet. Seperti pisau bermata dua, Twitter sejatinya bisa dimanfaatkan untuk kepentingan positif, tetapi kalau sampai kebablasan bisa-bisa kicauan tersebut yang akan malah menghujam balik Anda. Jadi, selamat berkicau positif yang tweeps!d
Tidak ada komentar:
Posting Komentar