Getty Images/Mirco Lazzari gp
Honda rupanya melarang rider MotoGP-nya untuk berbicara dalam sebuah acara di Italia pekan ini karena masih merisaukan dampaknya pada Marc Marquez menyusul kontroversi di pengujung musim 2015.
Menjelang MotoGP Malaysia lalu Marquez, yang membalap untuk Repsol Honda, dituding Valentino Rossi (Movistar Yamaha) lebih menginginkan predikat juara dunia diraih Jorge Lorenzo--rekan setim Rossi sekaligus rival tunggalnya saat itu.
Di atas lintasan balap Sepang, Rossi dan Marquez kemudian terlibat insiden lagi. Marquez terjatuh dengan mengklaim sudah ditendang Rossi, sedangkan yang dituding bersikeras tidak melakukannya.
Kejadian itu pada prosesnya bukan cuma membuat Rossi dihukum start paling belakang pada balapan pamungkas di Valencia, sehingga amat mereduksi peluang juaranya, tetapi juga memunculkan sentimen kenegaraan; Rossi adalah orang Italia, Marquez dan Lorenzo dari Spanyol.
Menjelang balapan di Valencia bahkan sempat ada ketegangan antara keluarga Marquez di rumahnya di Spanyol dengan kru televisi asal Italia. Itu mengapa Prinsipal Tim Repsol Honda Livio Suppo secara khusus minta Marquez dan rekan setimnya, Dani Pedrosa, tidak bicara saat presentasi Honda di kota Milan, Italia, pekan ini.
"Ya, tentu saja, kami minta mereka untuk tidak bicara," kata Suppo kepada Gazzetta dello Sport dan dikutip Autosport.
"Saat ini saya sudah bisa menduga segala macam reaksi, satu-satunya yang belum ada adalah ada yang meludahi Marc. Saya tak tahu apakah Valentino akan menjabat tangan yang sudah diulurkan Marc kepadanya, dan saya tak tahu apa Marc bisa terus kuat bertahan dalam situasi ini."
"Yang dapat saya katakan adalah semua ini sudah berjalan lebih dari yang dapat diterima. Saya ingin orang-orang kembali menggunakan akal sehatnya. Saya mengaku salah tak segera turut campur ketika Valentino melemparkan tudingan di konferensi pers Sepang," tuturnya.
Suppo menambahkan bahwa Marquez tidak merasa sudah berbuat salah di Valencia sehingga hati nuraninya pun tenang. Ia juga menegaskan para rider akan bersikap beda kalau mereka memang hendak mengatur hasil dalam balapan di Ricardo Tormo itu--yang pada akhirnya memastikan gelar juara dunia jadi milik Lorenzo walaupun Rossi berhasil finis keempat.
"Kalau Marc, Dani, dan Jorge benar-benar ingin mempengaruhi hasil di Valencia, mereka akan saling menyalip 300 kali dan kemudian mereka akan memberikan kemenangan kepada siapa pun yang mereka mau," sebut Suppo.
"Mereka sadar benar bahwa dengan hasil akhir balapan itu mereka akan ditenggelamkan tuduhan. Marc senantiasa tenang karena hati nuraninya baik-baik saja. Tetapi biar saya tambahkan bahwa setelah apa yang terjadi di Sepang, saya tak tahu bagaimana Valentino bisa berharap bantuan darinya," ucapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar