Foto: Getty Images/Mirco Lazzari gp
Valentino Rossi dan Marc Marquez satu suara soal keamanan dan keselamatan di pit stop. Setelah apa yang dialami Alvaro Bautista, keduanya mengusulkan pembatasan kecepatan di pit stop.
MotoGP Argentina di akhir pekan lalu menjadi flag to flag racesetelah Race Direction memutuskan pebalap wajib mengganti motor di tengah lomba. Langkah itu diambil sebagai respons dari insiden pecah ban yang dialami Scott Redding di sesi latihan bebas.
Tapi insiden terjadi saat seluruh pebalap bergantian masuk pit di lap 9, 10, dan 11. Bautista kehilangan kendali motornya dan terjatuh di depan garasi timnya. Yang kemudian jadi kekhawatiran adalah Bautista menabrak salah seorang mekaniknya hingga jatuh terguling. Beruntung mekanik itu tak mengalami cedera parah.
[Baca juga: Cerita Bautista Tabrak Mekaniknya Saat Pit Stop]
"Buat saya itu berbahaya, tapi tentu saja situasi flag to flag adalah kondisi khusus saat balapan dimulai di bawah hujan seperti di Argentina," ucap Marquez.
"Kita harus memikirkan hal tersebut, tapi mungkin mengurangi kecepatan bisa menjadi opsi yang bagus. Para pebalap mungkin akan memprotes karena kehabisan banyak waktu, tapi yang jelas itu untuk keselamatan. Juga akan lebih baik jika lebih sedikit orang di pit, kadang terlalu banyak orang di sana dan itu berbahaya," lanjut Maruqez di motorsport.com.
Pada ajang MotoGP, flag to flag race mulai diperkenalkan pada tahun 2005 silam. Pada umumnya kondisi tersebut berlaku saat hujan, sehingga membuat pebalap bisa mengganti ban motornya sesuai dengan kondisi lintasan.
Dari tahun ke tahun flag to flag beberapa kali mengundang perdebatan. Termasuk yang terakhir di MotoGP Argentina.
"Itu terjadi di F1, si pebalap membuat kesalahan dan menabrak mekanik. Seperti yang dialami Bautista. Saya melihat videoanya, dan saya tidak tahu apakah Bautista terlambat mengerem atau kondisinya basah di depan garasinya, mungkin dia datang terlalu cepat. Membuat perubahan pada pembatasan kecepatan akan menjadi ide bagus," timpal Rossi.
MotoGP Argentina di akhir pekan lalu menjadi flag to flag racesetelah Race Direction memutuskan pebalap wajib mengganti motor di tengah lomba. Langkah itu diambil sebagai respons dari insiden pecah ban yang dialami Scott Redding di sesi latihan bebas.
Tapi insiden terjadi saat seluruh pebalap bergantian masuk pit di lap 9, 10, dan 11. Bautista kehilangan kendali motornya dan terjatuh di depan garasi timnya. Yang kemudian jadi kekhawatiran adalah Bautista menabrak salah seorang mekaniknya hingga jatuh terguling. Beruntung mekanik itu tak mengalami cedera parah.
[Baca juga: Cerita Bautista Tabrak Mekaniknya Saat Pit Stop]
"Buat saya itu berbahaya, tapi tentu saja situasi flag to flag adalah kondisi khusus saat balapan dimulai di bawah hujan seperti di Argentina," ucap Marquez.
"Kita harus memikirkan hal tersebut, tapi mungkin mengurangi kecepatan bisa menjadi opsi yang bagus. Para pebalap mungkin akan memprotes karena kehabisan banyak waktu, tapi yang jelas itu untuk keselamatan. Juga akan lebih baik jika lebih sedikit orang di pit, kadang terlalu banyak orang di sana dan itu berbahaya," lanjut Maruqez di motorsport.com.
Pada ajang MotoGP, flag to flag race mulai diperkenalkan pada tahun 2005 silam. Pada umumnya kondisi tersebut berlaku saat hujan, sehingga membuat pebalap bisa mengganti ban motornya sesuai dengan kondisi lintasan.
Dari tahun ke tahun flag to flag beberapa kali mengundang perdebatan. Termasuk yang terakhir di MotoGP Argentina.
"Itu terjadi di F1, si pebalap membuat kesalahan dan menabrak mekanik. Seperti yang dialami Bautista. Saya melihat videoanya, dan saya tidak tahu apakah Bautista terlambat mengerem atau kondisinya basah di depan garasinya, mungkin dia datang terlalu cepat. Membuat perubahan pada pembatasan kecepatan akan menjadi ide bagus," timpal Rossi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar