Oleh Jazak Yus Afriansyah
@jazakYA
Saat itu bukanlah sesuatu yang lazim atau bisa dikatakan sangat janggal membeli mayat yang tak bernilai sama sekali, apalagi mayat tak bertuan alias mayat sebatang kara.
Namun inilah yang dilakukan oleh Leonardo Da Vinci. Pada jamanya di Italia, beliau melakukan perbuatan yang oleh sebagian besar orang dianggap sebagi sesuatu yang agak kurang waras. Boleh dibilang, otaknya agak miring di antara otak orang yang normal.
Setelah membeli mayat tersebut, Da Vinci membedah mayat, dan melukis apapun yang ada dan yang tampak. Termasuk organ-organ dalam tubuh manusia yang selama ini belum pernah dilukis atau minimal digambar.
Perilaku ini oleh sebagian koleganya dianggap hal yang “nyeleneh” dan sekali lagi otak Da Vinci dianggap miring.
Lantas apa yang terjadi setelahnya? Apa yang digambar dan dilukis oleh Da Vinci memberikan faedah yang sangat besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Terutama yang berkaitan dengan Biologi dan disiplin ilmu uang berkaitan.
Artinya, "otak miring" Da Vinci memang terbukti dahsyat dikemudian hari dan akhirnya banyak orang menyadarinya.
Lain halnya yang dilakukan oleh Thomas Alva Edison. Di usianya yang masih belia, beliau juga memiliki Otak yang dianggap Miring oleh guru dan teman-temanya. Akibatnya dia dikeluarkan dari sekolah, dan sang Ibu terpaksa membimbing Thomas di rumah, semacam home schooling.
"Otak miring" Thomas bukan hanya saat di sekolah. Diketahui, dia pernah melakukan percobaan di gerbong kereta, yang hampir menyebabkan kebakaran hebat. Sehingga petugas kereta menampar dengan sangat keras dan Thomas diketahui mengalami gangguan pendengaran, akibat tamparan keras itu.
Rupanya tamparan itu membuat otak Thomas semakin "miring" sehingga dia tidak menghentikan eskperimennya. Namun malah terus menambah.
Sehingga sejarah mencatat beliau membukukan kegagalan sebanyak 10.000 kali dalam berbagai percobaan. Dan dari ribuan kegagalan itu, banyak penemuan hebat yang sangat bermanfaat bagi umat manusia, dan terus beliau temukan dan kembangkan.
Bagaimana dengan Indonesia? Apakah ada putra dan putri anak bangsa yang juga memiliki gejala "Otak Miring"?
Menurut catatan dan kajian penulis, sejujurnya telah banyak pula kita memiliki orang-orang dengan kondisi "Otak Miring", dan disebabkan keterbatasan ruang kita, kali ini kita kupas 1 dari puluhan kisah nyata yang inspiratif tersebut.
Dalam 5 bulan terkahir, kita bisa dan sering menyaksikan biker dengan jaket dan helm warna hijau kombinasi warna hitam, ayo tebak siapa mereka? Ya anda dan saya dengan cepat menyebut mereka adalah pasukan Go Jek.
Nadiem, seorang pemuda yang melihat situasi ibukota Jakarta yang semakin sumpek dan ruwet terutama lalu lintasnya, membuat "Otak Miringnya" menjadi aktif.
Ya, dia mengembangkan sebuah moda transportasi yang tidak baru yaitu Ojek, namun cara mengoperasikannya yang baru yaitu dengan memanfaatkan aplikasi Teknologi Informasi yang berbasis seluler dan internet.
Awalnya orang meragukan dan mencibir, mana mungkin moda transportasi yang dikenal tidak resmi bisa menggantikan atau setidaknya menjawab kebutuhan warga urban menghadapi tekanan kemacetan lalu lintas yang sudah melampaui batas?
Kenyataannya, Go Jek telah melekat dan menjadi solusi yang patut diacungi jempol, karena terbukti mampu dan tangguh menjawab kondisi ibukota dan kota besar lainnya, dan yang terpenting Go Jek dengan segala pro dan kontranya, telah mampu mengubah hidup banyak orang, terutama kaum marjinal.
Dan faedah juga dirasakan oleh mereka yang berduit, penulis sendiri beberapa kali “tertolong” secara tidak sengaja dengan armada Go Jek, sehingga saya bisa memberikan pelatihan tepat waktu, saat kondisi lalu lintas begitu parah membuat semua orang frustasi.
Jadi "Otak Miring" adalah bagaimana kita berpikir miring di atas rata-rata orang normal, dikenal dengan istilah thinking out of the box atau berpikir keluar sejenak dari mainstream.
Dari berbagi kisah nyata di atas, manfaat dan kedahsyatan "Otak Miring" tidak diragukan lagi.
Dengan "Otak Miring", kita akan terangsang menemukan solusi yang inovatif dan kreatif. Sayangnya, banyak orang yang takut dicap miring ketika mulai berpikir diatas rata-rata.
Oleh sebab itu, jangan menyerah tetap berupaya menggunakan Otak Miring anda, sehingga karir dan bisnis anda semakin maju pesat dengan dahsyat.
Selamat Berbisnis dan Berkarir, Sukses Selalu untuk Anda!
@jazakYA
Saat itu bukanlah sesuatu yang lazim atau bisa dikatakan sangat janggal membeli mayat yang tak bernilai sama sekali, apalagi mayat tak bertuan alias mayat sebatang kara.
Namun inilah yang dilakukan oleh Leonardo Da Vinci. Pada jamanya di Italia, beliau melakukan perbuatan yang oleh sebagian besar orang dianggap sebagi sesuatu yang agak kurang waras. Boleh dibilang, otaknya agak miring di antara otak orang yang normal.
Setelah membeli mayat tersebut, Da Vinci membedah mayat, dan melukis apapun yang ada dan yang tampak. Termasuk organ-organ dalam tubuh manusia yang selama ini belum pernah dilukis atau minimal digambar.
Perilaku ini oleh sebagian koleganya dianggap hal yang “nyeleneh” dan sekali lagi otak Da Vinci dianggap miring.
Lantas apa yang terjadi setelahnya? Apa yang digambar dan dilukis oleh Da Vinci memberikan faedah yang sangat besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Terutama yang berkaitan dengan Biologi dan disiplin ilmu uang berkaitan.
Artinya, "otak miring" Da Vinci memang terbukti dahsyat dikemudian hari dan akhirnya banyak orang menyadarinya.
Lain halnya yang dilakukan oleh Thomas Alva Edison. Di usianya yang masih belia, beliau juga memiliki Otak yang dianggap Miring oleh guru dan teman-temanya. Akibatnya dia dikeluarkan dari sekolah, dan sang Ibu terpaksa membimbing Thomas di rumah, semacam home schooling.
"Otak miring" Thomas bukan hanya saat di sekolah. Diketahui, dia pernah melakukan percobaan di gerbong kereta, yang hampir menyebabkan kebakaran hebat. Sehingga petugas kereta menampar dengan sangat keras dan Thomas diketahui mengalami gangguan pendengaran, akibat tamparan keras itu.
Rupanya tamparan itu membuat otak Thomas semakin "miring" sehingga dia tidak menghentikan eskperimennya. Namun malah terus menambah.
Sehingga sejarah mencatat beliau membukukan kegagalan sebanyak 10.000 kali dalam berbagai percobaan. Dan dari ribuan kegagalan itu, banyak penemuan hebat yang sangat bermanfaat bagi umat manusia, dan terus beliau temukan dan kembangkan.
Bagaimana dengan Indonesia? Apakah ada putra dan putri anak bangsa yang juga memiliki gejala "Otak Miring"?
Menurut catatan dan kajian penulis, sejujurnya telah banyak pula kita memiliki orang-orang dengan kondisi "Otak Miring", dan disebabkan keterbatasan ruang kita, kali ini kita kupas 1 dari puluhan kisah nyata yang inspiratif tersebut.
Dalam 5 bulan terkahir, kita bisa dan sering menyaksikan biker dengan jaket dan helm warna hijau kombinasi warna hitam, ayo tebak siapa mereka? Ya anda dan saya dengan cepat menyebut mereka adalah pasukan Go Jek.
Nadiem, seorang pemuda yang melihat situasi ibukota Jakarta yang semakin sumpek dan ruwet terutama lalu lintasnya, membuat "Otak Miringnya" menjadi aktif.
Ya, dia mengembangkan sebuah moda transportasi yang tidak baru yaitu Ojek, namun cara mengoperasikannya yang baru yaitu dengan memanfaatkan aplikasi Teknologi Informasi yang berbasis seluler dan internet.
Awalnya orang meragukan dan mencibir, mana mungkin moda transportasi yang dikenal tidak resmi bisa menggantikan atau setidaknya menjawab kebutuhan warga urban menghadapi tekanan kemacetan lalu lintas yang sudah melampaui batas?
Kenyataannya, Go Jek telah melekat dan menjadi solusi yang patut diacungi jempol, karena terbukti mampu dan tangguh menjawab kondisi ibukota dan kota besar lainnya, dan yang terpenting Go Jek dengan segala pro dan kontranya, telah mampu mengubah hidup banyak orang, terutama kaum marjinal.
Dan faedah juga dirasakan oleh mereka yang berduit, penulis sendiri beberapa kali “tertolong” secara tidak sengaja dengan armada Go Jek, sehingga saya bisa memberikan pelatihan tepat waktu, saat kondisi lalu lintas begitu parah membuat semua orang frustasi.
Jadi "Otak Miring" adalah bagaimana kita berpikir miring di atas rata-rata orang normal, dikenal dengan istilah thinking out of the box atau berpikir keluar sejenak dari mainstream.
Dari berbagi kisah nyata di atas, manfaat dan kedahsyatan "Otak Miring" tidak diragukan lagi.
Dengan "Otak Miring", kita akan terangsang menemukan solusi yang inovatif dan kreatif. Sayangnya, banyak orang yang takut dicap miring ketika mulai berpikir diatas rata-rata.
Oleh sebab itu, jangan menyerah tetap berupaya menggunakan Otak Miring anda, sehingga karir dan bisnis anda semakin maju pesat dengan dahsyat.
Selamat Berbisnis dan Berkarir, Sukses Selalu untuk Anda!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar