Jakarta - Untuk bisa menggelar MotoGP 2017, pengelola sirkuit Sentul bukan cuma menyanggupi biaya renovasi sirkuit tapi juga siap menbayar Commitment Fee penyelenggaraan kepada Dorna Sport.
Hal itu terungkap usai pertemuan antara Direktur Utama Sirkuit International Sentul Tinton Soeprapto dan Manajer Sirkuit Sentul Ananda Mikola, dengan Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Gatot S Dewa Broto di Kantor Kemenpora, Senayan, Selasa (12/4/2016).
"Dalam pertemuan tadi mereka katakan sebisa mungkin tidak ingin merepotkan pemerintah dengan menggunakan APBN karena takut ribet proses penganggarannya dan pencairan, jadi dia lebih memilih untuk business to business. Jadi semuanya mereka yang akan bayar termasuk commitment fee," kata Gatot.
Ditambahkan Gatot, pemerintah akan tetap menyiapkan rencana lain seandainya di tengah jalan Sentul tidak bisa membayar commitment fee kepada Dorna.
"Kami akan meminta Ikatan Motorsport Indonesia (IMI) untuk bisa menegosiasikan angka totalnya selama tiga musim penyelenggaraan MotoGP dengan Dorna. Ini sebagai antisipasi saja, apabila Sentul melemparkan handuk putih. Tapi saat ini kami akan segera melaporkan kepada Presiden RI mengenai komitmen Sentul menggelar MotoGP pada 2017," ujar Gatot.
Sementara itu, Manajer Sirkuit Sentul Ananda Mikola berharap kontrak MotoGP bisa segera ditandatangani sebelum Juni 2016. "Harapannya sebelum Juni sudah kontrak karena waktunya juga sudah mepet kan. Tapi kalau Mei sudah bisa, ya, Mei saja tandatangannya," harap Ananda.
Untuk menggelar MotoGP, harus ada event fee yang dibayarkan ke Dorna Sport. Untuk Indonesia yang rencananya menggelar ajang itu selama tiga tahun butuh dana sekitar 23,4 juta euro (sekitar Rp 352,9 miliar), dengan rincian 7 juta euro untuk tahun 2017, 8 juta euro untuk 2018, dan 8,4 juta euro untuk 2019.
Hal itu terungkap usai pertemuan antara Direktur Utama Sirkuit International Sentul Tinton Soeprapto dan Manajer Sirkuit Sentul Ananda Mikola, dengan Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Gatot S Dewa Broto di Kantor Kemenpora, Senayan, Selasa (12/4/2016).
"Dalam pertemuan tadi mereka katakan sebisa mungkin tidak ingin merepotkan pemerintah dengan menggunakan APBN karena takut ribet proses penganggarannya dan pencairan, jadi dia lebih memilih untuk business to business. Jadi semuanya mereka yang akan bayar termasuk commitment fee," kata Gatot.
Ditambahkan Gatot, pemerintah akan tetap menyiapkan rencana lain seandainya di tengah jalan Sentul tidak bisa membayar commitment fee kepada Dorna.
"Kami akan meminta Ikatan Motorsport Indonesia (IMI) untuk bisa menegosiasikan angka totalnya selama tiga musim penyelenggaraan MotoGP dengan Dorna. Ini sebagai antisipasi saja, apabila Sentul melemparkan handuk putih. Tapi saat ini kami akan segera melaporkan kepada Presiden RI mengenai komitmen Sentul menggelar MotoGP pada 2017," ujar Gatot.
Sementara itu, Manajer Sirkuit Sentul Ananda Mikola berharap kontrak MotoGP bisa segera ditandatangani sebelum Juni 2016. "Harapannya sebelum Juni sudah kontrak karena waktunya juga sudah mepet kan. Tapi kalau Mei sudah bisa, ya, Mei saja tandatangannya," harap Ananda.
Untuk menggelar MotoGP, harus ada event fee yang dibayarkan ke Dorna Sport. Untuk Indonesia yang rencananya menggelar ajang itu selama tiga tahun butuh dana sekitar 23,4 juta euro (sekitar Rp 352,9 miliar), dengan rincian 7 juta euro untuk tahun 2017, 8 juta euro untuk 2018, dan 8,4 juta euro untuk 2019.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar