Naskah "Catatan Imam Bonjol" berpeluang untuk ditetapkan sebagai salah satu warisan ingatan dunia atau memory of the world oleh Unesco karena memiliki kemiripan dengan Babad Diponegoro yang telah terlebih dahulu diakui.
"Naskah ini ditulis sendiri oleh Imam Bonjol. Menceritakan tentang dinamika masyarakat dan pergerakan Islam lokal di Sumbar saat itu. Buku tersebut juga bercerita tentang perjuangan menghadapi kolonial," kata Filolog Universitas Andalas Padang, Pramono di Padang, Ahad (26/2).
Dalam naskah tersebut, menurutnya juga terdapat informasi tentang persenjataan dan strategi perang yang dibuat Imam Bonjol untuk menghadapi kolonial Belanda. "Isi naskah ini mirip dengan Babad Diponegoro, karena itu kita berharap nantinya juga bisa ditetapkan sebagai warisan ingatan dunia Unesco," ujar Pramono.
Ia memperkirakan naskah "Catatan Imam Bonjol" itu berasal dari pertengahan abad 19, sekitar tahun 1850-an. Hal itu diperkuat dengan jenis dan merk kertas yang digunakan. Sekarang naskah sepanjang 342 halaman ini telah selesai dikonservasi. Rencananya akan didigitalisasi agar isinya bisa disimpan hingga ratusan tahun.
Hanya saja, menurut Pramono, proses digitalisasi tersebut butuh waktu dan proses serta anggaran yang cukup besar. Selain naskah "Catatan Imam Bonjol", Sumbar, menurut Pramono memiliki ribuan naskah kuno yang sekarang keberadaannya terancam punah.
"Naskah itu, terutama yang disimpan masyarakat rentan rusak karena tempat penyimpanan yang lembab dan jauh dari standar. Padahal, banyak informasi masa lalu yang tersimpan dalam naskah itu," kata dia.
Kegiatan penyelamatan naskah kuno itu, menurutnya juga tidak mudah karena harus meyakinkan masyarakat pemilik naskah serta butuh anggaran besar.
"Masyarakat pemilik naskah kadang tidak percaya kita berniat untuk memperbaiki naskah tersebut sehingga tidak bersedia meminjamkan," ujar dia.
Anggaran yang tersedia juga belum mencukupi dan sebagian besar bergantung pada dana pemerintah. Babad Diponegoro ditetapkan sebagai salah satu Warisan Ingatan Dunia atau Memory of The World pada 2013 oleh Unesco.
Babad Diponegoro jadi ingatan dunia setelah didaftarkan oleh Perpustakaan Nasional dan Lembaga Bahasa Kerajaan Belanda.
Sumber : Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar