Musim balap akan dimulai di Qatar yang berlangsung di Sirkuit Losail. Di pula para pebalap debutan akan tampil.
Dari 24 pebalap yang akan bersaing tahun ini, terdapat lima pebalap anyar yang baru mentas dari kelas Moto2 dan bakal beradu kecepatan dengan pebalap-pebalap yang sudah lebih dulu mengaspal di balapan kelas primer.CNNIndonesia.com menyusun daftar pebalap debutan berdasarkan prediksi urutan kelima pebalap tersebut pada akhir musim nantiSebelum pebalap-pebalap asal Spanyol banyak beredar di daftar papan atas klasemen MotoGP, pebalap Italia pernah menguasai MotoGP. Munculnya nama Morbidelli bisa saja mendongkrak kembali pamor rider asal Negeri Pizza di masa depan.
Morbidelli merupakan juara Moto2 tahun lalu dengan delapan kemenangan dan 12 podium. Andalan baru tim EG 0,0 Marc VDS di MotoGP itu merupakan jebolan akademi VR 46.Pengalaman Morbidelli di tim asal Belgia selama dua tahun di kelas Moto2 akan memperlancar komunikasi dengan tim. Hasil tes pramusim yang cukup baik menunjukkan Morbidelli siap bersaing, termasuk dengan sang guru Valentino Rossi. Di antara lima rookie yang muncul tahun ini, pebalap 23 tahun itu memiliki peluang mendekati capaian Johann Zarco, pendatang baru di musim lalu yang berhasil menempati peringkat keenam di klasemen akhir.Tidak hanya satu pebalap debutan yang dimiliki tim Marc VDS pada MotoGP 2018. Selain Morbidelli, terdapat Luthi. Uniknya, kedua pebalap merupakan rival pada Moto2 tahun lalu. Lüthi merupakan pebalap kawakan yang baru merasakan balapan kelas utama di usia 31 tahun. Pebalap asal Swiss itu memiliki trofi juara dunia kelas 125 cc yang diraih pada tahun 2005 serta predikat runner-up Moto2 dalam dua musim terakhir.
Adaptasinya dengan motor Honda RC213V berjalan cukup baik, namun Lüthi mengakui masih belum dapat memacu motor seperti sebelum ia mengalami patah kaki yang membuatnya harus menepi dari lintasan balap sejak akhir musim lalu.Di samping Thomas Luthi, pengalaman yang cukup matang juga dimiliki Simeon. Sejak 2010 Simeon sudah berkarier di kelas Moto2. Tidak ada prestasi yang cukup mentereng selain menempati peringkat ketujuh di klasemen pada tahun 2015.
Modal pengalaman yang dimiliki Simeon amat dibutuhkan untuk mengendalikan motor Ducati Desmosedici GP 16. Simeon memiliki sedikit keberuntungan karena tunggangan dari tim asal Italia itu sudah tidak seliar di musim-musim sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar