Perkembangan teknologi digital memudahkan kehidupan manusia. Rasanya kalimat tersebut tak lagi sekadar isapan jempol. Sebagai bukti sederhana, kehadiran layanan berbasis komputasi awan (cloud) membuat kita tak perlu repot lagi menyimpan data dalam beratus-ratus disket, compact disc (CD), maupun flashdisk. Ringkas dan praktis.
Selain contoh di atas, kemajuan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) turut menandai perputaran roda dunia digital. Survei McKinsey (2018) menyebutkan, teknologi AI dapat memberi sumbangsih 3 triliun dollar AS untuk pasar ekonomi global pada 2030. Itu setara dengan 16 persen lebih tinggi dari total produk domestik bruto (PDB) sedunia pada saat ini. Dengan kecerdasan buatan, makanan apa yang sering kita pesan secara daring, lagu favorit kita, atau berita apa yang paling menarik perhatian kita dapat ditelaah secara otomatis. Sering memesan martabak manis di depan gang rumah lewat aplikasi pemesanan makanan? Ya, teknologi akan mencatat data tersebut dan merekomendasikan Anda martabak-martabak lainnya yang tak kalah lezat. Mengacu pada klik topik berita favorit, teknologi digital lantas memberi pilihan menarik secara otomatis di lain hari. Anda pun jadi tak perlu repot memilah kabar yang dipandang kurang relevan. Itulah beberapa penerapan kecerdasan buatan yang telah berkembang di kalangan masyarakat dewasa ini. Kecerdasan buatan kian menandai internet of things (IoT) kian menjadi suatu keniscayaan. Berbagai praktisi maupun pelaku industri pun sepakat digitalisasi memang tak dapat lagi terbendung dan manusia mesti menyesuaikan dengan kondisi tersebut. Salah satu yang berpandangan seperti itu adalah Chairman and Chief Executive Officer Schneider Electric Jean-Pascal Tricoire. Berbicara dalam pembukaan Innovation Summit Asia 2018 di Singapura, Kamis (20/9/2018), Jean mengatakan, kecerdasan buatan dipadu dengan IoT bakal menjadi kekuatan ekonomi yang trengginas
Mengutip hasil penelitian Accenture Artificial Intelligence, laba suatu perusahaan diprediksi mampu meningkat rata-rata 38 persen per 2035 dengan penggunaan kecerdasan buatan. "Kita patut berterima kasih pada kemajuan teknologi. Efek berganda hadirnya AI menjalar hingga sektor finansial dan manufaktur," ucap Jean. Lebih lanjut Jean mengatakan, perkembangan AI menjadi suatu hal yang dicermati dan berupaya digarap serius oleh perusahaannya. Salah satu upayanya, ungkap Jean, dengan cara mengembangkan manajemen energi bernama EcoStruxure. Melalui inovasi tersebut, perusahaan asal Perancis itu berharap dapat memberikan jawaban atas kebutuhan industri di tengah era digital.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar