Tetangga Korban Penyerangan di Pappae Soppeng Mengungsi
Tribunnews.com - Jumat, 10 Juni 2011 17:18 WIB
Tribun Timur/Surtan Siahaan
MENGUNGSI - Seorang warga, tetangga korban penyerangan bersiap mengungsi dari desanya karena khawatir terjadi bentrokan susulan.
Berita Terkait: Penikaman Warga
Laporan Wartawan Tribun Timur, Surtan Siahaan
TRIBUNNEWS.COM, WATAMPONE - Suasana Desa Pappae, Kecamatan Lilirilau, Kabupaten Soppeng, yang sebelumnya diserang sekelompok warga hingga mengakibatkan lima rumah terbakar, masih mencekam.
Saat Tribun menyambangi daerah tersebut, Jumat (10/6/2011), beberapa tetangga korban penyerangan dan pembakaran lima rumah memilih mengungsi.
Seorang warga yang tinggal tepat di sebelah rumah yang terbakar, Ondeng (50), tengah bersiap untuk pindah.
Pakaian dan barang berharga perempuan paruh baya dikemas menggunakan sarung.
"Saya tidak mau tinggal di sini, Pak. Rumah ini belum aman. Jadi lebih baik saya mengungsi di rumah keluarga," tuturnya.
Hal serupa dilakukan tetangga di depan rumah korban penyerangan. Warga memilih menutup pintu rapat-rapat dan berkumpul di salah satu rumah.
"Kami pilih berkumpul agar siap jika sewaktu-waktu ada serangan lagi," tutur Jiding, seorang keluarga korban penyerangan.
Penyerangan dan pembakaran lima rumah dilatarbelakangi tewasnya Agung (30), warga Dusun Tabbae, Desa Benteng Telue, Kecamatan Amali, Kabupaten Bone, Senin lalu.
Dia tewas terbunuh di daerah desa Pappae, Kecamatan Lilirilau, Kabupaten Soppeng setelah terlibat perkelahian dengan warga
Pappae.
Tewasnya Agung memicu amarah warga kampung Tabbae. Sekelompok orang yang diduga keluarga korban melakukan aksi balas dendam dengan menyerang warga di tempat kejadian perkara terbunuhnya Agung pada Kamis (9/6/2011) dini hari.
TRIBUNNEWS.COM, WATAMPONE - Suasana Desa Pappae, Kecamatan Lilirilau, Kabupaten Soppeng, yang sebelumnya diserang sekelompok warga hingga mengakibatkan lima rumah terbakar, masih mencekam.
Saat Tribun menyambangi daerah tersebut, Jumat (10/6/2011), beberapa tetangga korban penyerangan dan pembakaran lima rumah memilih mengungsi.
Seorang warga yang tinggal tepat di sebelah rumah yang terbakar, Ondeng (50), tengah bersiap untuk pindah.
Pakaian dan barang berharga perempuan paruh baya dikemas menggunakan sarung.
"Saya tidak mau tinggal di sini, Pak. Rumah ini belum aman. Jadi lebih baik saya mengungsi di rumah keluarga," tuturnya.
Hal serupa dilakukan tetangga di depan rumah korban penyerangan. Warga memilih menutup pintu rapat-rapat dan berkumpul di salah satu rumah.
"Kami pilih berkumpul agar siap jika sewaktu-waktu ada serangan lagi," tutur Jiding, seorang keluarga korban penyerangan.
Penyerangan dan pembakaran lima rumah dilatarbelakangi tewasnya Agung (30), warga Dusun Tabbae, Desa Benteng Telue, Kecamatan Amali, Kabupaten Bone, Senin lalu.
Dia tewas terbunuh di daerah desa Pappae, Kecamatan Lilirilau, Kabupaten Soppeng setelah terlibat perkelahian dengan warga
Pappae.
Tewasnya Agung memicu amarah warga kampung Tabbae. Sekelompok orang yang diduga keluarga korban melakukan aksi balas dendam dengan menyerang warga di tempat kejadian perkara terbunuhnya Agung pada Kamis (9/6/2011) dini hari.
Editor: Anwar Sadat Guna | Sumber: Tribun Timur
Akses Tribunnews.com lewat perangkat mobile anda melalui alamat m.tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar