DANA BANTUAN ARAB SAUDI SEGERA CAIR
PADANG, HALUAN — Rehabilitasi dan rekonstruksi 6 unit gedung yang runtuh akibat gempa melanda Sumatera Barat pada 30 September 2009 lalu segera dibangun, seiring dengan telah keluarnya Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari Kementrian Keuangan RI.
Pembangunan ini memanfaatkan dana bantuan Arab Saudi sebesar Rp300 miliar yang akan dikucurkan pertengahan Agustus mendatang.
Kepala Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan Pemukiman Sumbar Suprapto kepada Haluan, Minggu (7/8), di Padang, menjelaskan, dana Arab Saudi itu akan digunakan untuk pembuatan Detal Engineering Desaign (DED) dan juga untuk pembangunan fisik gedung, sebab 2 gedung belum selesai DED-nya.
Dari 6 gedung yang akan dibangun itu, 2 unit di antaranya adalah milik Pemprov Sumbar, yaitu gedung Bappeda dan Escape Bulding. Sedangkan 4 gedung lainnya adalah gedung Polda Sumbar, gedung Kejaksaan Tinggi Sumbar, gedung RSUP M Djamil Padang serta Pasar Raya Padang.
“Gedung Polda Sumbar belum selesai DED-nya. Begitu pula RSUP M Djamil. Kontrak pekerjaan DED tengah berjalan, terdiri dari 6 paket DED dengan nilai kontrak Rp8 miliar dan diperkirakan selesai November 2011. Sedangkan gedung Escape Building di lingkungan Kantor Gubernur segera tender pekerjaan fisik,” kata Suprapto.
Dikatakan, bantuan Arab Saudi yang semula sekitar Rp500 miliar sedikit berkurang karena pengaruh nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar AS. Bantuan itu tidak seluruhnya dialokasikan untuk pembangunan fisik gedung.
Dalam rinciannya, bantuan tersebut juga digunakan untuk pengadaan alat kesehatan RSUP M Djamil Padang, bantuan untuk korban gempa yang harus mengikuti transmigrasi di Kabupaten Agam serta bantuan tunai masjid/musala yang rusak akibat gempa 2009.
Pembangunan gedung RSUP Dr M Djamil Padang didesain khusus menggunakan prinsip “Seismic Base Isolation”, sama dengan Escape Building dan gedung Dinas Prasjal Tarkim Sumbar. Gedung ini dirancang mampu menerima goncangan gempa berkekuatan 10 SR. Dengan harapan, bila gempa telah merubuhkan nyaris semua gedung yang ada maka gedung ini adalah gedung terakhir yang masih berdiri.
Pasien yang dirawat di tempat ini tak perlu lagi cemas dan khawatir saat terjadi gempa. Ketika gempa, pasien tidak perlu terbirit-birit lari keluar ruangan menyelamatkan diri seperti yang terjadi selama ini. Cukup diam di tempat dan jauhi benda-benda yang bakal jatuh dari lemari.
Butuh Dana Rp3 Triliun
Dikatakan Suprapto, gedung yang roboh total akibat gempa 2009 itu ada 8 unit. Untuk pembangunan kembali gedung-gedung tersebut dibutuhkan dana sedikitnya Rp450 miliar lagi. Sedangkan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi seluruh gedung yang rusak, termasuk puskesmas, mesjid, sekolah dan sarana publik lainnya dibutuhkan dana tak kurang dari Rp3 triliun.
Bila dananya tersedia, maka masa rehabilitasi dan rekonstruksi gedung-gedung di Sumbar itu berjalan selama 3 tahun. Namun dana yang ada sangat terbatas. Sepanjang 2010, dikerjakan pembuatan Detail Enginering Desaign (DED) untuk 8 gedung Pemprov Sumbar yang roboh total. DED itu masing-masing untuk gedung Dinas Prasjal Tarkim, gedung DPKD, gedung Bappeda, gedung Dinas Perikanan dan Kelautan, gedung Dinas Pemuda dan Olahraga, gedung Badan Ketahanan Pangan, gedung Badan Perpustakaan dan Arsip serta Mushalla Rumah Jabatan Gubernur Sumbar, memanfaatkan dana BNPB.
Tahun ini, dimulai pembangunan fisik gedung untuk 6 gedung memanfaatkan bantuan Arab Saudi. Pembangunan gedung sekolah sebagian sudah dibantu para donator. Untuk gedung yang belum mendapat bantuan, adalah tanggung pemerintah untuk membangunnya.
Gedung Pemprov Sumbar lainnya yang mengalami kerusakan baik rusak berat maupun rusak sedang, sebanyak 20 unit diperbaiki menggunakan APBD Sumbar 2010 sebesar Rp50 miliar. (h/vie)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar