2 TEWAS, 2 LUKA-LUKA
Tradisi balimau yang bagi sebagian masyarakat dikaitkan dengan menyambut Ramadan. Lubuak Minturun dan Batang Kuranji menelan dua nyawa manusia. Perlu redefinisi tentang balimau itu?
PADANG, HALUAN — Jauh-jauh hari, banyak pihak mengimbau tradisi balimau yang telah menjadi tradisi di tengah masyarakat, tak perlu dilakukan secara berlebihan. Namun imbauan itu tak demikian direspons.
Euforia balimau sambut bulan suci Ramadan, Minggu (31/7), yang sebagian besar dilakukan warga di tempat pemandian berupa sungai, pantai, water boom, tabek, danau, dan lain sebagainya, akhirnya menelan korban jiwa.
Kali ini ritual balimau itu menewaskan dua bocah yang tenggelam saat mandi-mandi di lokasi yang berbeda dan dua korban kecelakaan mengalami luka-luka. Kejadian tersebut terjadi di beberapa lokasi di Kota Padang, Minggu.
Dua bocah malang yang tewas kehabisan oksigen itu Natasya Elina, (13), warga Lubuk
Buaya, Kecamatan Koto Tangah dan Fitonur Azizi, (9), warga Kayu Gadang, Kecamatan Kuranji. Keduanya menghembuskan napas terakhirnya dalam perjalanan menuju ke Rumah Sakit Siti Rahma, Padang.
Sementara itu, kecelakaan yang terjadi di wilayah By Pass, Kota Padang dialami Rio (21), warga Belimbing dan Us (25), warga Air Pacah. Keduanya dirawat di Rumah Sakit Siti Rahma karena mengalami luka berat. Motor mereka bertabrakan dengan motor lainnya.
Saat di rumah sakit terlihat kedua korban ini terbaring meringis menahan sakit. Tampak bagian pelipis sebelah kanan dan mata Rio mengalami bengkak di sebelah kanan. Sementara Us luka di kepala bagian belakang sehingga mendapatkan beberapa jahitan.
Tenggelam
Dari keterangan Udin (30), saksi mata tewasnya Natasya mengatakan, saat bersama rekannya mandi di kawasan endungan lama tidak jauh dari SMP 16 Padang, Balai Gadang Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah, sekitar pukul 17.15 WIB, kemudian ia mendengar berteriak meminta tolong dari beberapa orang warga.
Udin bersama dengan masyarakat sekitar berhamburan menolong dan korban berhasil dikeluarkan dari air. Kemudian Natasya langsung dibawa ke Rumah Sakit Siti Rahma dengan menggunakan sepeda motor.
“Karena di lokasi ini sudah macet panjang. Tapi saat tiba di rumah sakit, Natasya sudah tewas,” kata Udin di rumah sakit kepada Haluan.
Sementara itu, sekitar 15 menit setelah kepergian Natasya, Ajiji salah seorang bocah laki-laki menyusul Natasya ke alam baka. Ajiji juga tewas saat menuju ke rumah sakit yang sama. Ajiji tewas saat mandi-mandi di kawasan Jembatan Kuranji, Padang. Kedua korban tewas tersebut telah dibawa ke rumah masing-masing untuk dikebumikan.
Tumpah Ruah di Pemandian Lubuak Minturun
Dari pantauan Haluan di kawasan Lubuk Minturun, seluruh lokasi pemandian menjadi lautan manusia. Tidak hanya berasal dari Kota Padang, tetapi sejumlah pengunjung mengaku datang dari luar Kota Padang, seperti dari Kabupaten Padang Pariaman dan Bukittinggi.
Lubuk Minturun sebagai salah satu kawasan wisata Kota Padang ini mulai didatangi warga semenjak pukul 13.30. Puncak lautan manusia itu terjadi antara pukul 15.30 hingga pukul 18.00.
Puncak keramaian tersebut tidak hanya terjadi di kawasan pemandian. Tapi di sepanjang jalan Lubuk Minturun menuju lokasi pemandian juga terimbas macet panjang. Jalan yang sempit membuat kendaraan roda dua dan roda empat hanya bisa beringsut. Diperkirakan kemacetan itu mencapai tiga kilometer.
Disisi lain, sebagian besar warga setempat ikut ketiban rezeki, baik yang menjadi tukang parkir, menjaga pintu gerbang pemandian, hingga berdagang di kawasan itu. Untuk tarif parkir, rata-rata tiap kendaraan sepeda motor dipatok Rp2 ribu hingga Rp3 ribu, sedangkan untuk mobil mencapai Rp4 ribu hingga Rp10 ribu.
Panen uang juga dirasakan oleh penjaga gerbang pemandian. Lubuk Minturun memiliki belasan titik pemandian. Untuk bisa masuk ke kawasan pemandian, pengunjung dikenakan biaya antara Rp2 ribu hingga Rp5 ribu per orang, tanpa diberi tiket masuk.
Jika pada tahun lalu pengunjung bebas melompat dan beratraksi, namun kali ini tempat itu dijaga oleh petugas Tim SAR dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang, dan petugas ini melarang pengunjung untuk melompat dari ketinggian, dengan alasan menjaga keamanan dan keselamatan pengunjung yang lagi mandi di bawah.
Meski dilarang, namun sejumlah pengunjung ada juga yang membandel dan tetap melompat sambil berekspresi ceria.
Tidak hanya Lubuk Minturun yang dipadati pengunjung, tetapi sebagain besar lokasi pemandian di Kota Padang juga dipenuhi warga, seperti di pemandian Kecamatan Pauh, Kuranji dan yang lainnya. Bahkan ada juga sejumlah warga yang balimau di kawasan Pantai Padang dan Pantai Purus Padang.
Balimau, Danau Singkarak Ramai Dikunjungi
Danau Singkarak
Dari Danau Singkarak, Solok, dilaporkan manusia pun tumpah ruah di kawasan ini. Padagang diuntungkan akibat dari balimau tersebut.
“Biasanya keuntungan saya sehari Rp100 ribu. Namun, karena ada acara balimau, penghasilan saya menjadi meningkat. Terhitung sampai sore ini (Minggu), keuntungan saya mencapai Rp300 ribu. Kalau besok, mungkin penghasilan saya kembali normal,” tutur Busrar Sutan Mudo (68) yang berjualan di tepi Danau Singkarak semenjak tahun 1982 itu.
Dia menjual berbagai macam snack, rokok, minuman, dan lainnya. “Keuntungan yang paling besar, ada pada rokok dan snack,” tambahnya.
Sementara itu, salah seorang pengunjung yang bernama Ari (18) mengatakan, dia memilih tempat wisata ini karena keindahannya. “Tempat ini menarik, teman-teman banyak yang suka tempat ini. Oleh sebab itu saya memilih balimau di sini,” ungkapnya. (h/nas/wan/cw13/alf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar