KOMPAS.COM/LAKSONO HARI WIWOHO
Pelatih Rahmad Darmawan.JAKARTA, Untuk pertama kalinya, Rahmad Darmawan memberikan keterangan resmi kepada media terkait pengunduran dirinya dari jabatan pelatih timnas U-23 Indonesia. Rahmad pun berharap dengan pernyataan resminya ini tak akan ada lagi spekulasi yang muncul mengenai keputusannya tersebut.
RD, begitu Rahmad kerap dipanggil, menjelaskan, keputusannya ini berawal ketika timnas U-23 yang ia pimpin selesai bertanding melawan Malaysia di final SEA Games XXVI dan kalah adu penalti. Saat itu muncul dalam hati kecilnya niat untuk mundur sebagai pertanggungjawabannya karena gagal mencapai misi meraih medali emas.
"Namun, saat respons dari masyarakat yang justru luar biasa dan membuat saya sempat berubah pikiran. Tetapi, keinginan ini kembali muncul saat saya melihat Presiden memberikan penghargaan kepada atlet yang mendapatkan emas, saya sedih. Mereka yang minim publisitas bisa memberikan emas, sementara sepak bola yang begitu mendapat perhatian justru gagal," kata Rahmad kepada wartawan di Jakarta, Kamis (15/12/2011).
Sampai suatu ketika, ia kembali merasa kecewa karena ada pernyataan bahwa pemain ISL tidak boleh bermain di timnas. Hal ini pun mendorong kembali niatnya untuk mundur. RD mengaku sempat merenung beberapa saat untuk memikirkan hal ini, dan keinginan itu pun muncul lagi.
"Saya sebenarnya ingin menyelesaikan masalah ini dalam rapat terakhir pengurus dengan pelatih timnas. Namun, sampai akhir rapat tidak ada keputusan yang membuat saya bisa nyaman. Malam harinya, saya dengan bismillah, tanpa mengurangi rasa hormat saya pada siapa pun, saya sebagai manusia biasa yang ada kesalahan dan kekurangan, memutuskan untuk mengundurkan diri," tutur pria berusia 45 tahun tersebut.
"Keputusan ini murni dari lubuk hati saya yang paling dalam setelah merenung beberapa saat. Ketika pekerjaan sudah tidak sesuai dengan pikiran dan hati saya, maka menjadi sesuatu hal yang wajar jika saya ingin mengundurkan diri, tidak ada yang lain," sambungnya.
RD, begitu Rahmad kerap dipanggil, menjelaskan, keputusannya ini berawal ketika timnas U-23 yang ia pimpin selesai bertanding melawan Malaysia di final SEA Games XXVI dan kalah adu penalti. Saat itu muncul dalam hati kecilnya niat untuk mundur sebagai pertanggungjawabannya karena gagal mencapai misi meraih medali emas.
"Namun, saat respons dari masyarakat yang justru luar biasa dan membuat saya sempat berubah pikiran. Tetapi, keinginan ini kembali muncul saat saya melihat Presiden memberikan penghargaan kepada atlet yang mendapatkan emas, saya sedih. Mereka yang minim publisitas bisa memberikan emas, sementara sepak bola yang begitu mendapat perhatian justru gagal," kata Rahmad kepada wartawan di Jakarta, Kamis (15/12/2011).
Sampai suatu ketika, ia kembali merasa kecewa karena ada pernyataan bahwa pemain ISL tidak boleh bermain di timnas. Hal ini pun mendorong kembali niatnya untuk mundur. RD mengaku sempat merenung beberapa saat untuk memikirkan hal ini, dan keinginan itu pun muncul lagi.
"Saya sebenarnya ingin menyelesaikan masalah ini dalam rapat terakhir pengurus dengan pelatih timnas. Namun, sampai akhir rapat tidak ada keputusan yang membuat saya bisa nyaman. Malam harinya, saya dengan bismillah, tanpa mengurangi rasa hormat saya pada siapa pun, saya sebagai manusia biasa yang ada kesalahan dan kekurangan, memutuskan untuk mengundurkan diri," tutur pria berusia 45 tahun tersebut.
"Keputusan ini murni dari lubuk hati saya yang paling dalam setelah merenung beberapa saat. Ketika pekerjaan sudah tidak sesuai dengan pikiran dan hati saya, maka menjadi sesuatu hal yang wajar jika saya ingin mengundurkan diri, tidak ada yang lain," sambungnya.
KOMPAS.com
TERKAIT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar