CHEPPY A MUCHLIS/KOMPAS IMAGES
Mebel produk Indonesia memiliki potensi strategis di kawasan Asia seperti Turki, Malaysia, Singapura, dan Thailand.
JAKARTA - Di saat para anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sibuk melengkapi kenyamanan duduk di ruang kerja Badan Anggaran (Banggar) dengan kursi buatan Jerman seharga Rp 24 juta, kenyataan yang ada di Parlemen Belgia cukup mengagetkan. Di Belgia, kursi para anggota parlemennya justru menggunakan produk Indonesia.
Saya kecewa. Kenapa anggota dewan kita demi mencari yang wah harus impor. Mereka tidak mengerti karena tidak pernah turun dan tahu kenyataan di lapangan.
-- Ambar Tjahyono
"Ketika saya mengunjungi Belgia, kursi parlemennya justru pakai produk Indonesia. Mebel kita di sana malah diakui kualitasnya bagus," kata Ketua Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (Asmindo), Ambar Tjahyono, kepada wartawan di Jakarta, Selasa (15/2/2012).
Kenyataan tersebut, bagi Ambar, cukup mengecewakan, karena mebel produk Indonesia justeru disambut baik di kawasan Asia dan Eropa, namun kurang mendapatkan presiasi di negara sendiri.
"Jelas, saya kecewa. Kenapa anggota dewan kita demi mencari yang 'wah' harus impor? Padahal, di negeri sendiri produk mebelnya tak kalah bagus. Mereka tidak mengerti karena tidak pernah turun dan tahu kenyataan di lapangan," ujarnya.
Ambar menambahkan, mebel produk Indonesia memiliki potensi strategis di kawasan Asia seperti Turki, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Pergerakan di pasar Asia ini, lanjut Ambar, dapat mengisi permintaan yang kosong di Eropa dan Amerika Serikat akibat krisis ekonomi.
"Kita harus mengambil kesempatan bagus ini untuk mengisi permintaan pasar Asia. Indonesia punya potensi untuk masuk di dalamnya," ujar dia.
Saya kecewa. Kenapa anggota dewan kita demi mencari yang wah harus impor. Mereka tidak mengerti karena tidak pernah turun dan tahu kenyataan di lapangan.
-- Ambar Tjahyono
"Ketika saya mengunjungi Belgia, kursi parlemennya justru pakai produk Indonesia. Mebel kita di sana malah diakui kualitasnya bagus," kata Ketua Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (Asmindo), Ambar Tjahyono, kepada wartawan di Jakarta, Selasa (15/2/2012).
Kenyataan tersebut, bagi Ambar, cukup mengecewakan, karena mebel produk Indonesia justeru disambut baik di kawasan Asia dan Eropa, namun kurang mendapatkan presiasi di negara sendiri.
"Jelas, saya kecewa. Kenapa anggota dewan kita demi mencari yang 'wah' harus impor? Padahal, di negeri sendiri produk mebelnya tak kalah bagus. Mereka tidak mengerti karena tidak pernah turun dan tahu kenyataan di lapangan," ujarnya.
Ambar menambahkan, mebel produk Indonesia memiliki potensi strategis di kawasan Asia seperti Turki, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Pergerakan di pasar Asia ini, lanjut Ambar, dapat mengisi permintaan yang kosong di Eropa dan Amerika Serikat akibat krisis ekonomi.
"Kita harus mengambil kesempatan bagus ini untuk mengisi permintaan pasar Asia. Indonesia punya potensi untuk masuk di dalamnya," ujar dia.
Editor : fifi
Sumber : Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar