Kompas/Kris R MadaPolisi menata barang bukti penangkapan pengedar heroin, Kamis (5/4/2012) di Polres Batam. Dari tiga tersangka disita 6,2 kilogram sabu.
Badan Narkotika Nasional (BNN) mengirim tim ke Malaysia, untuk memburu pemasok narkotika. Pengiriman itu menyusul penangkapan empat anggota sindikat narkotika pemilik 6,2 kilogram sabu, Kamis (5/4/2012) di Kepulauan Riau.
Direktur Penindakan dan Pengejaran Badan Narkotika Nasional (BNN), Brigadir Jenderal Benny Mamoto, mengatakan, pengiriman dilakukan setelah ada tambahan keterangan dari empat tersangka itu.
Mereka diterbangkan dari Batam, Kepulauan Riau (Kepri) ke Jakarta pada Jumat (6/4/2012) pagi. "Mereka mengaku pemasoknya di Malaysia. Nanti kami kirim tim ke sana," ujar Benny di Batam.
Namun, Benny menolak mengungkapkan kapan tim berangkat dan siapa sasarannya. Ia hanya mengatakan BNN akan bekerja sama dengan polisi Malaysia dalam penangkapan itu.
"Kalau dia WNI, akan kami ajukan permohonan ekstradisi agar dapat diadili di Indonesia," tuturnya.
Penangkapan empat tersangka itu bermula dari pengejaran antara tim BNN dengan N yang mengemudikan mobil Honda CRV BP 1588 CN, Minggu (1/4/2012). Saling kejar berlangsung dari Hotel Pasifik di kawasan Jodoh sampai ke kawasan Batu Ampar.
N lepas dengan meninggalkan mobilnya di kawasan Batu Ampar. Di mobil itu ditemukan 2,5 kilogram sabu.
BNN berkoordinasi dengan Polda Kepri untuk menangkap N, yang diduga lari ke Tanjung Pinang. " Kami perintahkan Polres Tanjung Pinang memburu tersangka. Bersama BNN, Polri menangkap tersangka di Tanjung Pinang pada Kamis pagi", ujar Kepala Polda Kepri Brigadir Jenderal (Pol) Jotje Mende.
Dari hasil pemeriksaan N, diketahui ada tiga orang yang membantunya. R dan W ditangkap di kawasan Sungai Beduk. Keduanya menyimpan 3,7 kilogram sabu di dalam televisi. Seorang tersangka lain, M, ditangkap di kawasan Sekupang. M sudah di kapal feri yang mengarah ke Dumai saat ditangkap.
"Sebagian dari mereka berperan sebagai pemasok kebutuhan, sebagian lagi jadi pengedar," tutur Benny.
Benny mengatakan, posisi di perbatasan membuat Kepri rawan sebagai jalur masuk narkotika dari luar negeri. Para penyelundup bisa memilih baik jalur laut maupun udara, untuk memasok narkotika ke Kepri.
Di Batam saja, ada tiga pelabuhan resmi untuk penumpang lintas negara yakni Sekupang, Jodoh, dan Batam Center. Selain itu, ada banyak pelabuhan tidak resmi untuk keperluan pelay aran rakyat.
Selain menjadi daerah sasaran, Kepri sekaligus menjadi daerah transit. Penyelundupan 2,4 kilogram sabu dan 750 gram heroin dari Malaysia pada Januari dan Februari 2012 membuktikan hal itu (Kompas, 21/2/2012). Para kurir mengaku hanya mengantar bar ang yang akan dibawa ke luar Kepri.
http://regional.kompas.com
Direktur Penindakan dan Pengejaran Badan Narkotika Nasional (BNN), Brigadir Jenderal Benny Mamoto, mengatakan, pengiriman dilakukan setelah ada tambahan keterangan dari empat tersangka itu.
Mereka diterbangkan dari Batam, Kepulauan Riau (Kepri) ke Jakarta pada Jumat (6/4/2012) pagi. "Mereka mengaku pemasoknya di Malaysia. Nanti kami kirim tim ke sana," ujar Benny di Batam.
Namun, Benny menolak mengungkapkan kapan tim berangkat dan siapa sasarannya. Ia hanya mengatakan BNN akan bekerja sama dengan polisi Malaysia dalam penangkapan itu.
"Kalau dia WNI, akan kami ajukan permohonan ekstradisi agar dapat diadili di Indonesia," tuturnya.
Penangkapan empat tersangka itu bermula dari pengejaran antara tim BNN dengan N yang mengemudikan mobil Honda CRV BP 1588 CN, Minggu (1/4/2012). Saling kejar berlangsung dari Hotel Pasifik di kawasan Jodoh sampai ke kawasan Batu Ampar.
N lepas dengan meninggalkan mobilnya di kawasan Batu Ampar. Di mobil itu ditemukan 2,5 kilogram sabu.
BNN berkoordinasi dengan Polda Kepri untuk menangkap N, yang diduga lari ke Tanjung Pinang. " Kami perintahkan Polres Tanjung Pinang memburu tersangka. Bersama BNN, Polri menangkap tersangka di Tanjung Pinang pada Kamis pagi", ujar Kepala Polda Kepri Brigadir Jenderal (Pol) Jotje Mende.
Dari hasil pemeriksaan N, diketahui ada tiga orang yang membantunya. R dan W ditangkap di kawasan Sungai Beduk. Keduanya menyimpan 3,7 kilogram sabu di dalam televisi. Seorang tersangka lain, M, ditangkap di kawasan Sekupang. M sudah di kapal feri yang mengarah ke Dumai saat ditangkap.
"Sebagian dari mereka berperan sebagai pemasok kebutuhan, sebagian lagi jadi pengedar," tutur Benny.
Benny mengatakan, posisi di perbatasan membuat Kepri rawan sebagai jalur masuk narkotika dari luar negeri. Para penyelundup bisa memilih baik jalur laut maupun udara, untuk memasok narkotika ke Kepri.
Di Batam saja, ada tiga pelabuhan resmi untuk penumpang lintas negara yakni Sekupang, Jodoh, dan Batam Center. Selain itu, ada banyak pelabuhan tidak resmi untuk keperluan pelay aran rakyat.
Selain menjadi daerah sasaran, Kepri sekaligus menjadi daerah transit. Penyelundupan 2,4 kilogram sabu dan 750 gram heroin dari Malaysia pada Januari dan Februari 2012 membuktikan hal itu (Kompas, 21/2/2012). Para kurir mengaku hanya mengantar bar ang yang akan dibawa ke luar Kepri.
http://regional.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar