FOTO:Getty Images/Jasper Juinen
Barcelona - Tak ada yang meragukan kehebatan lini belakang hingga lini depan yang dimiliki oleh Barcelona. Namun, dibalik itu Los Cules boleh jadi masih menyimpan nilai minus di sisi penjaga gawang.
Hal itu terlihat dalam dua laga terakhir Barca yakni saat melawan Chelsea dan Real Madrid, di mana mereka menelan kekalahan.
Seperti biasa di dua laga itu Barca memegang dominasi permainan dengan pengusaan bola di atas 70 persen dan menciptakan banyak peluang ke gawang lawan. Tapi ketangguhan lini belakang lawan (plus kiper) atau ketidakmampuan para pemain Barca mengonversi peluang jadi gol, jadi penyebab mereka gagal menang.
Contoh saja saat melawan Chelsea, mereka dibobol oleh gol tunggal Didier Drogba di akhir babak pertama di mana itu adalah satu-satunya tembakan The Blues yang mengarah ke gawang!
Jika boleh menunjuk siapa yang bertanggung jawab atas gol itu, tentu sosok Victor Valdes sebagai palang pintu terakhir Azulgrana lah orangnya. Ia seperti kurang siap saat Chelsea melakukan serangan balik dan terlambat sepersekian detik kala bereaksi menghadang sepakan Drogba.
Begitupun saat laga melawan Madrid, Valdes salah mengantisipasi tandukan Pepe di menit ke-17 sehingga Sami Khedira dengan mudah mencetak gol pertama Madrid. Akhirnya Los Merengues menang 2-1 dan peluang Barca meraih juara La Liga pun mengecil.
Ada anggapan jika titik lemah Barca adalah Valdes. Meskipun ia adalah peraih trofi El Zamora (kiper terbaik La Liga) dalam tiga musim terakhir, tapi kualitas Valdes dinilai belum mumpuni untuk mengawal tim sebesar Barca.
Meskipun sepakbola tiki-taka Barca juga banyak berpengaruh, karena dengan rasio penguasaan bola yang tinggi, Valdes jarang mendapat "ujian" dari para pemain lawan sepanjang laga.
Namun, statistik Valdes di Liga Champions musim ini seperti membenarkan itu ketika ia adalah kiper dengan rasio penyelamatan terburuk kedua setelah kiper Borussia Dortmund, Roman Weidenfeller. Jika Weidenfeller punya 40 persen rasio saves, Valdes cuma 52,9 persen.
Pun Valdes baru sembilan kali melakukan penyelamatan. Jumlah ini terlihat jomplang dibanding Petr Cech yang sudah membuat total 48 penyelamatan.
Maka mau tak mau Valdes harus selalu sigap mengawal gawang Barca di leg kedua, Rabu (25/4) dinihari WIB jika tak ingin timnya kembali menelan kekalahan.
( mrp / roz )
Hal itu terlihat dalam dua laga terakhir Barca yakni saat melawan Chelsea dan Real Madrid, di mana mereka menelan kekalahan.
Seperti biasa di dua laga itu Barca memegang dominasi permainan dengan pengusaan bola di atas 70 persen dan menciptakan banyak peluang ke gawang lawan. Tapi ketangguhan lini belakang lawan (plus kiper) atau ketidakmampuan para pemain Barca mengonversi peluang jadi gol, jadi penyebab mereka gagal menang.
Contoh saja saat melawan Chelsea, mereka dibobol oleh gol tunggal Didier Drogba di akhir babak pertama di mana itu adalah satu-satunya tembakan The Blues yang mengarah ke gawang!
Jika boleh menunjuk siapa yang bertanggung jawab atas gol itu, tentu sosok Victor Valdes sebagai palang pintu terakhir Azulgrana lah orangnya. Ia seperti kurang siap saat Chelsea melakukan serangan balik dan terlambat sepersekian detik kala bereaksi menghadang sepakan Drogba.
Begitupun saat laga melawan Madrid, Valdes salah mengantisipasi tandukan Pepe di menit ke-17 sehingga Sami Khedira dengan mudah mencetak gol pertama Madrid. Akhirnya Los Merengues menang 2-1 dan peluang Barca meraih juara La Liga pun mengecil.
Ada anggapan jika titik lemah Barca adalah Valdes. Meskipun ia adalah peraih trofi El Zamora (kiper terbaik La Liga) dalam tiga musim terakhir, tapi kualitas Valdes dinilai belum mumpuni untuk mengawal tim sebesar Barca.
Meskipun sepakbola tiki-taka Barca juga banyak berpengaruh, karena dengan rasio penguasaan bola yang tinggi, Valdes jarang mendapat "ujian" dari para pemain lawan sepanjang laga.
Namun, statistik Valdes di Liga Champions musim ini seperti membenarkan itu ketika ia adalah kiper dengan rasio penyelamatan terburuk kedua setelah kiper Borussia Dortmund, Roman Weidenfeller. Jika Weidenfeller punya 40 persen rasio saves, Valdes cuma 52,9 persen.
Pun Valdes baru sembilan kali melakukan penyelamatan. Jumlah ini terlihat jomplang dibanding Petr Cech yang sudah membuat total 48 penyelamatan.
Maka mau tak mau Valdes harus selalu sigap mengawal gawang Barca di leg kedua, Rabu (25/4) dinihari WIB jika tak ingin timnya kembali menelan kekalahan.
( mrp / roz )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar