Pesawat Sukhoi Superjet 100 yang dinyatakan hilang di sekitar Gunung Salak, Jawa Barat, pada Rabu, adalah pesawat yang sedang menjalani tur ke Asia.
Dalam tur bertajuk "Welcome Asia" yang dimulai pada 3 Mei, pesawat tersebut dijadwalkan mengunjungi enam negara yakni Kazakhstan, Pakistan, Indonesia, Vietnam, Laos dan Myanmar.
Pesawat tersebut dipamerkan pada International Exhibition KADEX-2012 the SSJ100 di Astana, Kazakhstan pada 3 Mei dan pada 5 Mei tiba di Karachi, Pakistan.
Tanggal 7 Mei lalu, pesawat tersebut singgah di Naypyidaw, Myanmar, dan hari ini pesawat mendarat di Jakarta, Indonesia.
Selanjutnya pesawat itu dijadwalkan tiba di Vientiane, Laos, pada 11 Mei dan mencapai tujuan terakhir tur, Hanoi, Vietnam, pada 14 Mei.
Menurut situs resmi Sukhoi, sepanjang penerbangan pesawat tersebut dipiloti oleh Kepala Pilot Uji SSJ-100 Alexander Yablontsev dan co-pilot Alexander Kochetkov.
Di Jakarta, demonstrasi terbang pesawat Sukhoi Superjet 100 atau SSJ-100, dilakukan di hadapan sejumlah perwakilan dari Kementerian Perhubungan, perusahaan maskapai penerbangan nasional, dan Kedutaan Besar Rusia di Indonesia.
Pesawat berkapasitas 98 penumpang itu dirancang untuk dapat dioperasikan pada jarak 3.048 kilometer (versi dasar) dan pada jarak 4.578 kilometer (versi jarak jauh) dengan ketinggian hingga 12.200 meter.
Pesawat yang mengudara untuk pertama kalinya pada bulan Mei 2008 dan bulan Januari 2011 telah memperoleh sertifikat dari Lembaga Sertifikasi Rusia (IAC AR). SSJ-100 juga telah mendapat sertifikat dari Agen Keamanan Penerbangan Eropa pada bulan Februari.
Serial pertama pesawat penumpang tersebut telah dibeli oleh maskapai penerbangan nasional Armenia, Armavi, pada bulan April 2011.
Sementara di Indonesia, perusahaan penerbangan domestik Kartika Airlines telah memesan 15 pesawat SSJ-100 pada tahun 2011. Perusahaan penerbangan regional Sky Aviation juga telah membeli 12 armada SSJ-100 dengan total perdagangan sebesar 380,4 juta dolar AS (Rp3,5 triliun).
Pesawat Sukhoi Superjet 100 mulai dirancang pada tahun 2000, dan diproduksi tujuh tahun kemudian oleh Sukhoi.
(F005)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar