Di bawah ancaman mogok manajemen Arema Indonesia meladeni Semen Padang, Sabtu (9/6) sore ini, caretaker pelatih Kabau Sirah, Suhatman Imam Semen Padang tetap memastikan timnya siap untuk berlaga.
“Kami tak ambil pusing dengan kondisi itu (ancaman mogok dari tuan rumah). Yang jelas, kami akan tetap menyiapkan tim agar bisa tampil mencuri poin di sini (Stadion Gajayana, Malang),”sebut Suhatman saat dihubungi wartawan dari Padang.
Ditambahkan asisten pelatih, Delfi Adri, memang pihaknya mendengar informasi itu, termasuk pelaksanaan technical meeting yang baru digelar, Sabtu pagi. “Technical meeting rencananya pagi besok (Sabtu pagi ini,red). Kita lihat saja saat itu,”sebut mantan bomber Semen Padang era 90-an ini.
Tim kebanggaan publik ranah Minang ini sendiri tampil dengan kekuatan penuh. Hanya Vendry Mofu yang tidak disertakan ke Malang karena harus menjalani hukuman larangan bertanding akibat akumulasi kartu kuning.
Pertandingan melawan Arema merupakan satu dari empat laga tersisa yang harus dilakoni tim yang bermarkas di Indarung ini. Karenanya, Suhatman menargetkan bisa meraup poin dari laga ke 19 itu. “Minimal satu, syukur-syukur kalau menang,” kata Media Officer Semen Padang, Ronny Suhatril, Jumat (8/6).
Karenanya duet maut milik Semen Padang yang kini menjadi pemain paling subur di Indonesian Premier League (IPL), Edward Wilson Junior dan Ferdinand Sinaga tetap menjadi andalan untuk lini depan. Mereka akan ditopang kuartet tangguh, Esteban Viscarra, Yu Hyunkoo, Elie Aiboy dan M.”Gattuso” Rizal di lini tengah.
“Bahkan di lini belakang, David Pagbe dimungkinkan untuk tampil karena mulai pulih dari cederanya,”sebut pelatih senior yang akrab di sapa dengan sebutan Da Man ini.
Arema Indonesia sendiri mengancam akan mogok bertanding, menyusul sikap Komdis PSSI dan PT LPIS yang mengabaikan permohonan banding atas hukuman yang dijatuhkan kepada dua pemainnya, Hermawan dan Eka Hera. Ancaman tersebut diungkapkan direktur PT Arema Indonesia Fanda Soesilo kepada goal.com Indonesia, Kamis (7/6).
Menurut Fanda Soesilo, selama ini Komdis PSSI dan LPIS ini hanya menjatuhkan vonis hukuman tanpa menjalankan sistem dan peratuan secara professional. “Hukuman bagi dua pemain kami itu sangat memberatkan,” tandasnya.
Apalagi, tandas dia, kini ada enam pemain Arema yang dilanda cedera. Di antaranya Fariz Bagus Dinata, Talaouhu Abdul Musafry, Ahmad Amiruddin, Anggo Julian, dan Herman Rhomansyah.
Jika dua pemain itu tetap dihukum, tandas dia, praktis Singo Edan kehilangan lebih dari separo amunisi yang dimiliki. “PSSI dan LPIS wajib menjalankan sistem dengan benar dan profesional. Hukuman yang mereka berikan kepada 2 pemain kami tidak fair.Tapi mereka seperti menutup mata dengan fakta yang sebenarnya,” ujar Fanda Soesilo mereaksi sikap PSSI dan LPIS yang tidak pernah merespon protes manajemen Arema IPL. (h/mat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar