Acara jumpa pers digelar di Sate Senayan, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (26/7/2012) sore. Hari yang berkaus garis merah itu ditemani seseorang bernama Nico Latinena. Menurut penjaga restoran, Nico berasal dari grup Bakrie.
"Awalnya menuntut hak orang tua saya, dibawain berkas oleh kawan-kawan tetapi selama di Jakarta ada isu di Sidoarjo yang menjelek-jelekkan saya yang bilang saya penipu dan sebagainya," kata Hari.
"Jadi intinya mereka tidak ada dukungan terhdap saya percuma kami melakukan aksi," sambungnya.
Menurut Hari, aset orang tuanya bernilai Rp 89 juta sempat belum dibayarkan. Lalu, ada 10 korban lain yang sempat dikira Hari mendukung perjuangannya.
"Saya kira mereka mendukung saya. Justru mereka berjuang sendiri dengan memasukkan surat-surat ke pemerintah. Kedua surat ada tembusan ke MK, PDIP, NasDem dan Gerindra. Kami takut kalau aksi di Jakarta ini adalah milik saya. Saya takut aksi saya dibawa ke ranah politik," paparnya.
Terkait permintaan maaf pada keluarga Bakrie, Hari mengaku sudah ingin melakukannya sejak tahun 2009 saat aset milik istrinya sudah dibayarkan. Baru pada saat diwawancarai TVOne kemarin, dia bisa melakukannya.
Bagi Hari, Bakrie ternyata masih punya komitmen untuk menyelesaikan kasus Lapindo. Terbukti dengan aset keluarganya yang sudah dibayar hingga Rp 280 juta dari seharusnya Rp 350 juta.
"Saya juga ingin menebus dosa-dosa saya yang pernah saya lakukan yaitu melecehkan Aburizal Bakrie, mencemarkan nama keluarga besar bahkan kami sering melakukan demo," ucapnya.
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar