Setelah Sony memperkenalkan TV 3D Ultra High Definition (Ultra HD) pertama di Tanah Air pada awal November lalu, kini giliran LG Electronics Indonesia memboyong produk serupa, yaitu televisi model 84LM9600.
Televisi yang kali pertama muncul di pameran CES 2012 di Las Vegas, AS, Januari lalu, dan diklaim sebagai TV 3D layar lebar pertama dengan resolusi Ultra HD ini memiliki bentang layar 84 inci.
Sebagai perbandingan, ukuran itu setara dengan empat TV 42 inci yang ditumpuk 2 x 2.
Ultra HD adalah standar display dengan resolusi super-tinggi sebesar 3840 x 2160 yang sebelumnya dipanggil "4K Video". Standar yang dua kali lebih besar dari ketentuan Full High Definition (1920 x 1080) ini ditetapkan oleh Consumer Electronics Association pada pertengahan Oktober lalu.
Resolusi sebesar itu, menurut FPD TV PM Marketing Department LG Electronics Indonesia, Eko Adhi Suyitno, diperlukan agar gambar kualitas gambar di televisi berukuran raksasa ini bisa tampil maksimal.
"Di layar lebar 70 inci ke atas, resolusi Full-HD masih kurang dan terlihat tidak tajam, dengan Ultra HD jadi lebih optimal," ujarnya ketika ditemui di sela-sela acara peluncuran, Kamis (8/11/2012). Eko menganjurkan jarak tonton minimum sejauh 6 meter untuk LG 84LM9600.
Dia mengakui, dengan banderol harga mencapai Rp 200 juta, LG 84LM9600 ditujukan untuk niche marketyang melibatkan pembeli berkantong tebal. "Targetnya konsumer, prioritas retail, tapi bisa juga dari kalangan korporat atau perhotelan."
LG menargetkan bakal menjual 10-15 unit TV Ultra HD ini per bulan di tahun 2013, tetapi waktu ketersediaannya di Indonesia masih belum diketahui.
Soal teknologi efek 3D, LG 84LM9600 menggunakan film patterned retarder (FPR) yang hanya membutuhkan kacamata berlensa terpolarisasi untuk menghasilkan visualisasi tiga dimensi. Kacamata ini sangat ringan dan murah sehingga diklaim membantu pemirsa TV menonton dengan nyaman.
"Harganya cuma sekitar Rp 20.000 per buah, dibandingkan active shutter milik kompetitor yang bisa mencapai jutaan rupiah," ujar Eko.
Eko mengatakan, di Indonesia sendiri, konten video Ultra HD masih belum banyak tersedia. "Tapi tahun depan pasti akan bertambah. Karena itu, kami menawarkan kesiapan teknologinya, antara lain dengan produk ini."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar