"Waktu kami lebih dari ada untuk meningkatkan kinerja mengejar target 3 besar, saya sampaikan pasti presiden sekarang lebih berani untuk melasanakan target itu," kata Hidayat Nur Wahid di ruang fraksi PKS, gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (21/2/2013).
Menurutnya, ia sangat memahami jika hasil survei yang digelar belakangan menempatkan posisi PKS pada kondisi yang tidak beruntung, namun ia juga paham survei hanya gambaran saat ini.
"Kami sangat memahami dalam posisi kami semacam ini di mana rakyat persepsikan kami turun sampai 2,6 persen, dan kami akan sangat terkaget-kaget jika naik 100 persen dari pemilu 2009. Karenanya penurunan ini sangat dimengerti," ucapnya.
"Survei itu kan persepsi masyarakat jika pemilu digelar pada hari ini, hari ini tidak ada pemilu, baru nanti pada April 2014," lanjutnya.
Namun, Hidayat menuturkan bahwa bagaimanapun PKS menanggapi semua survei sebagai masukan dan pertimbangan bagi PKS untuk meningkatkan elektabilitas.
"Kami jadikan semua (survei) sebagai masukan, kritik, dan saran untuk perbaikan kinerja sehingga kami punya waku yang sangat cukup dengan kerja-kerja seperti ini (diskusi) yang disenangi publik, dan menandakan PKS tidak habis," ucapnya.
Elektabilitas PKS semakin merosot di survei yang digelar oleh Lembaga Survei Jakarta (LSJ) pada 9-25 Februari 2013. PKS yang tersandung kasus impor daging sapi belum beranjak dari angka 2 persen. Hasil survei LSJ menempatkan PKS di posisi 7 dengan perolehan suara 2,6 persen.
s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar