HTC Butterfly. (dok. HTC Indonesia)
Mempesona. Itulah kesan pertama saat melihat HTC Butterfly. Sekujur layarnya yang berwarna gelap, dengan balutan warna merah merona pada bagian belakang, menghadirkan sebuah keeleganan yang menjanjikan.
Bagaimanapun, desain tidak hanya diciptakan untuk memanjakan mata, tapi juga menentukan kenyamanan saat menggunakan telepon seluler cerdas ini. Dia adalah pintu masuk untuk menarik siapa pun.
Desain ponsel cerdas ini sungguh apik. Selain enak dipandang, HTC Butterfly memiliki sisi-sisi ergonomis yang bersahabat. Tak ada sudut-sudut yang menyentak bagian permukaan tangan.
Dibuat dari bahan plastik, sisi-sisi ponsel ini terasa licin, tapi tetap menggoda mata. Pada sisi kiri dan kanannya, terdapat sebaris speakeryang mengeluarkan suara lewat teknologi Beats Audio, yang benar-benar cring dengan suara bas yang terasa pas.
Dimensi yang luas dan lebar membuat ponsel ini mudah digenggam dan dioperasikan. Tombol-tombol yang ada di sekujur ponsel ini tidak berbeda dengan yang terdapat pada kebanyakan ponsel cerdas lainnya.
Satu hal yang berbeda, Butterfly menguncicasing-nya. Seperti pada perangkat tablet, baterai Butterfly tak bisa dibuka. Semuanya menyatu dalam berat yang hanya mencapai 140 gram, dengan ketebalan kurang dari 1 sentimeter.
Desain memang penting. Tapi sebuah smartphone bisa dianggap sempurna jika dia benar-benar cerdas. Cerdas yang dimaksudkan di sini adalah kemampuan menerima perintah dari pemakainya. Untuk kemampuan yang satu ini, HTC Butterfly memenuhi syarat penting tersebut.
Dengan prosesor Qualcomm S4 1,5 GHz quad-core, ponsel ini cepat merespons perintah dengan cepat. Selain tidak perlu menunggu lama, pengguna tak perlu khawatir ponsel mereka nge-hang dan harus di-restart. Tampilan antarmuka ponsel yang dioperasikan dengan Android 4.1 alias Jelly Bean ini juga sempurna, nyaris tanpa harus menunggu.
Salah satu keunggulan Butterfly adalah kemampuan kameranya, yang memiliki resolusi hingga 8 megapiksel. Kecepatan dalam menghasilkan gambar, yang mencapai sepersekian detik, bisa dinikmati karena ponsel cerdas ini menyediakan berbagai jenis filter, yang jumlahnya tak kalah banyak dengan yang disediakan Instagram.
Adapun untuk fitur video, hasil uji coba yang dilakukan Tempo tidak mengecewakan. Fasilitas auto-focus, yang tersaji secara built-in, membuat gambar yang dihasilkan tidak blur dan selalu tajam. Secara otomatis, kamera ponsel ini mengejar obyek dan memperbaiki kualitas gambarnya.
Bukan kemampuan yang wah sebenarnya. Tapi, jika pengguna hendak membuat sebuah video dokumentasi berdurasi pendek untuk dipamerkan kepada kolega atau diunggah ke YouTube, kamera ponsel ini bisa diandalkan. Apalagi Butterfly juga memberikan sebuah aplikasi video editing yang bisa membuat potongan-potongan gambar menjadi sebuah cerita.
Memiliki HTC Butterfly terasa makin menyenangkan karena layar ponsel ini benar-benar memanjakan mata. Layar Full HD pada ponsel ini memastikan hal itu. Layar dengan resolusi tinggi merupakan hal yang harus ada pada setiap ponsel cerdas yang dirilis pada tahun ini. Namun tidak semuanya memenuhi keinginan si pemakai.
HTC Butterfly merupakan contoh yang paling bagus. Dengan ukuran 5 inci, layar ini memiliki resolusi yang luar biasa, yakni 1920 x 1080 piksel. Hasilnya, pixel density-nya mencapai 440 ppi. Sebagai perbandingan, iPhone 5 memiliki pixel density 326 ppi, sedangkan Samsung Galaxy Note II hanya 267 ppi. Hasilnya, ditambah dengan lapisan Gorilla Glass, layar ponsel ini pun terlihat cling. Menonton video menjadi hiburan tersendiri.
Tentu saja ada yang dikorbankan di balik semua kehebatan ini. Layar dengan resolusi sangat tinggi banyak menyedot kapasitas daya baterai.
Baterai memang merupakan persoalan utama ponsel cerdas ini. Daya hidup telepon pintar ini terasa cepat berlalu dan tenaga baterainya harus segera diisi ulang. Tempo, yang keasyikan mengambil gambar selama hampir satu jam, tak sadar bahwa daya baterai lekas menyusut.
Semestinya memang pengguna harus berhemat baterai ponsel ini dengan tidak terlalu sering menggunaan fitur video atau bermain-main dengan kecemerlangan layarnya. Tapi siapa yang tak tergoda oleh keunggulan Butterfly. Mungkin ini yang namanya Butterfly Effect.
Satu lagi yang mengganggu adalah kotak penyimpanan SIM card. Kartu SIM yang berukuran mini agak sulit dimasukkan ke dalam sangkar kecil dalam ponsel itu. Orang-orang yang tidak sabar lebih baik meminta pada orang yang lebih ahli.
Namun, lepas dari itu, HTC Butterfly benar-benar cantik seperti kupu-kupu dan cerdas.
SPESIFIKASI
Model: HTC Butterfly X920d
Prosesor: Qualcomm S4 quad-core kecepatan 1,5 GHz
Sistem operasi: Android 4.1 Jelly Bean dengan HTC Sense UI 4+
Tipe kartu SIM: micro SIM
Memori: 16 GB (bisa ditambah hingga 32 GB dengan microSD)
RAM: 2 GB
Layar: 5 inci Full HD, super LCD 3, Gorila Glass 2
Suara: Beats Audio
Kamera: 8 MP dengan LED flash dan 2,1 MP bagian depan, 1080p HDvideo recorderKoneksi data: Bluetooth 4.0, Wi-Fi, DLNA
Dimensi: 143 x 70,5 x 9,1 mm
Berat: 140 g
Baterai: Li-Po 2020 mAh
NILAI PLUS
Layar sangat tajam
Desain menggoda
Performa tinggi
Ada slot microSD
Banyak fitur pada kamerA
NILAI MINUS
Tak ada NFC
Bahan plastik meninggalkan sidik jari
Baterai tak bisa dilepas
Penempatan tombol lock tak pas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar