dok. KJRI Marseille
Marseille - Busana Toraja dari bahan coklat (cacao) karya kolaborasi disainer Alexandra Le Garrec danchocolatier (ahli coklat) Pascal Guerreau untuk pertama kalinya dalam sejarah ditampilkan di Fashion Show Chocolat pada Salon du Chocolat, Prancis. Disain busana Toraja berbahan dasar putih dengan manik-manik khas Toraja terbuat dari coklat itu diperagakan oleh seorang model muda berbakat Prancis, Amanda.
"Ini bagian dari partisipasi Indonesia untuk mempromosikan berbagai produk coklat Indonesia, mulai dari bahan mentah biji coklat sampai dengan berbagai jenis produk berkualitas dari merk industri coklat Indonesia," demikian disampaikan Andy M. Mauna, Konsul Muda Pensosbud KJRI Marseille kepada detikcom, Rabu malam atau Kamis (28/2/2013) WIB.
Pada Salon du Chocolat, Marseille, yang menampilkan berbagai produk coklat dari berbagai negara, tahun ini Indonesia menjadi Tamu Kehormatan dan ini merupakan penyelenggaraan keempat kalinya sejak 2010.
Selain produk coklat, KJRI Marseille juga menyebarkan berbagai brosur dan katalog informasi mengenai coklat dan industri coklat Indonesia yang diterbitkan oleh perusahaan, Kementerian Pertanian RI dan Dinas Perkebunan Daerah Sulawesi Tengah dan Toraja Utara, Sulawesi Selatan.
Salon du Chocolat, yang dikenal sebagai salah satu event paling menggiurkan di dunia, dibuka secara resmi oleh Walikota Marseille, Jean-Claude Gaudin, didampingi oleh presiden Chambre de Metier et de lArtisanat (Kamar Dagang dan Kerajinan) Bouche-du-Rhone (sebuah Karesidenan di Prancis selatan) Andre Bendano.
Walikota Gaudin berkesempatan mengunjungi stand Indonesia seluas 12 m2, yang terletak di depan pintu utama. Pemimpin Union pour un Mouvement Populaire (Uni Gerakan Popular) itu menyampaikan kekagumannya pada stand yang dihiasi dengan dekorasi khas Indonesia.
Partisipasi Indonesia dimeriahkan oleh tim kesenian asal Toraja, Lino Marendeng Production pimpinan Aryagandhi Jennifer Palembangan. Tim berkekuatan 20 orang ini menampilkan Tari Pagellu dan sendratari hikayat Landorundun yang diangkat dari cerita rakyat Toraja.
Selama berlangsung Salon du Chocolat para pengunjung pada sesi Chocodemo dapat belajar membuat coklat dan kue dengan para chocolatier terkenal Prancis dan kaliber dunia, antara lain Michel Panariello (Puyricard), Michael Azouz (peraih medali emas World Pastry Cup 1989), Claire Verneil (MasterChef Prancis 2011) dan Prof. Jacqueline Rinaudo (anggota Cordon dOr Monaco).
Pengunjung juga dapat menyimak berbagai presentasi antara lain mengenai "Coklat dan Kesehatan" oleh Wakil Walikota Marseille bidang Kesehatan Dr. Francoise Gaunet dan "Asal Muasal Coklat-Sao Tome et Principe" oleh Konsul Kehormatan Jean-Pierre Bensaid.
Di samping itu pengunjung juga dapat menikmati pameran seni artistik terbuat dari coklat, mulai dari topi, mobil, arsitektur hingga karya seni artistik tingkat tinggi tiga dimensi (3D) atau menikmati hidanganChococrepes. Untuk anak-anak disediakan atelier khusus, di mana mereka juga bisa berimajinasi dengan coklat.
Salon du Chocolat dari 21-24 Februari 2013 diikuti oleh 60 peserta, selain Indonesia juga Sao Tome et Principe, Italia, Swiss, Belgia dan berbagai perusahaan dan pengrajin coklat seperti Chocolatier Puyricard,Chocolatier de Hubert dan Chocolatier de Chartreux, dihadiri oleh lebih dari 20.000 pengunjung.
Keikutsertaan Indonesia pada pameran ini dinilai merupakan kesempatan baik untuk memperkenalkan industri dan produk coklat Indonesia sekaligus bagian dari pelaksanaan program promosi Perdagangan, Pariwisata, Investasi dan Jasa.
"Sebagai negara terbesar ketiga penghasil coklat di dunia, setelah Pantai Gading dan Ghana, sudah saatnya Indonesia tampil penuh untuk mempromosikan kualitas coklat Indonesia kepada dunia," pungkas Andy.
s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar