Korban cedera naik menjadi 216 akibat bentrokan yang meletus pada Jumat (8/2) antara personel pasukan keamanan dan pemrotes anti-pemerintah di seluruh Mesir, kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Ahmed Omar kepada Xinhua, kemarin.
"Sebanyak 210 dari 216 orang itu diobati dan diperkenankan pulang dari rumah sakit. Hanya enam orang masih dirawat; lima orang cedera di luar istana presiden di Ibu Kota Mesir, Kairo, dan satu orang di Gubernuran Gharbiya," kata Omar, dikutip Antara, Ahad (10/2).
Ia menyatakan di Gharbiya saja yang terletak sekitar 80 kilometer di sebelah utara Kairo, lebih dari 160 orang cedera.
Demonstrasi melanda seluruh wilayah Mesir, saat ribuan pemrotes anti-pemerintah turun ke jalan utama dan lapangan umum. Mereka membawa tanda dan meneriakkan slogan yang menentang Presiden Muhammad Mursi serta kelompok Ikhwanul Musliminnya.
Sebagian pemrotes menuntut pemecatan pemerintah "yang tidak berkualitas", menteri dalam negeri dan jaksa agung. Mereka juga menuntut perubahan Undang-Undang Dasar, yang baru disusun dan kontroversial, serta orang yang bertanggung jawab atas kematian lebih dari 50 pemrotes dalam beberapa bentrokan baru-baru ini dengan pasukan keamanan.
Unjuk-rasa itu, yang dijuluki "Jumat Kedaulatan" atau "Jumat Kepergian", juga mengutuk tindakan polisi baru-baru ini terhadap seorang pemrotes yang dipukuli serta ditelanjangi sebelum diseret oleh satu kendaraan polisi. Bentrokan paling sengit terjadi di Gubernuran Gharbiya, Kairo, Iskandariyah, Kfar Esh-Sheikh dan Sharqiya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar